Gadis muda, bernama[resa anggraini], yang haus kasih sayang dan perhatian,pertemuan dia dengan seseorang yang bernama [hari ramadhan],berusia 35 tahun mempersatukan dua insan itu dalam sebuah ikatan di usianya yang masih 18 tahun.Konflik muncul ketika [resa] berusaha menemukan kebahagiaan dan kasih sayang dalam pernikahan tersebut,berawal dari perkataan prontal gadis itu membawanya pada takdir yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Babb 5
Oi adik bejilbab ungu
Cantik manis cak ulat bulu
Dapat salam dari ayah ibu
Tahun depan jadi menantu
Adek jangan senga mak itu
Mentang akang ni bujang buntu
Tinggal berdoa Alloh yang bantu
akang janji bakal setia
Bimbing ade sampai ke Surga
Dunia ini hanya sementara
ayu gancang kita ke K.U.A
Lirik lagu yang sedang hasan persembahkan untuk sang pujaan hatinya
Resa merasa bingung bagaimana seharusnya menyikapi para pria yang mendekatinya, nasihat neneknya kala itu terngiang ngiang dalam pikirannya
"Nak jangan menampik laki-laki yang mendekati mu dengan terang terangan,jangan menampakkan ketidak sukaan mu di hadapan nya,kalau tak suka katakan dengan baik baik,takut nya sikapmu melukai harga dirinya" Nasehat nek rukayah tempo hari
Resa ingat betul dengan ucapannya yang mungkin tanpa sengaja menggoreskan luka dihati sang duda kala itu,
Seandainya waktu bisa di ulang kembali.mungkin dia tak akan melontarkan penolakan nya dengan kata kata se prontal itu, tapi apa daya toh sudah terjadi.
Dia hanya melafazkan Istighfar berulangkali
Berharap akan sedikit mengurangi rasa bersalah nya pada pria itu,merasa serba salah sedangkan dirinya tak bisa menahan emosinya jika tak menyukai seseorang maka akan tampak terlihat pada raut wajahnya
Sesaat resa tak mengindahkan suara isakan dari kamar sebelahnya karena terlalu larut dalam pikiran yang berkecamuk,namun ia tersadar dan segera bangkit untuk menemui adiknya yang sedang terisak menangis
"Dian kamu kenapa menangis tina kemana" Tanya resa sambil mengelus kepala adiknya
"Dian lapar ka dari pagi belum sarapan, teh tina pergi ke warung pak erwan disuruh bantu bantu disana" Jawab dian di sela isak tangisnya
"Memangnya sebelum kalian pulang dari rumah nenek nggak sarapan dulu"
Dian hanya menggelengkan kepala nya
"Astaghfirullah...
makanya kamu jangan nekad menginap dirumah nenek terus dian,mamah itu paling gak suka kalau kita sering sering pergi kerumah nenek romlah, ya begini akibatnya mamah akan diam seribu bahasa kalau sedang marah pada anak anak Tirinya " Ujar resa mengingat kan adiknya
Mereka tak akan berani mengambil makan sendiri sebelum di suruh oleh mamah tirinya, malang bener kan nasib para anak piatu itu
Nenek romlah adalah ibu dari almarhum siti Alawiyah mamahnya rima,resa,tina juga dian yang sudah lama meninggal,dia memang sedikit perhitungan pada anak cucunya
"Keterlaluan juga si nenek.masa minta ditemenin tapi tak memperhatikan perut cucunya yang kelaparan" Ujar resa merasa kesal pada neneknya
"Tunggu sebentar dek.teteh gak berani ambil makanan tanpa ijin mamah,biasanya tina akan pulang sebelum zuhur tiba,dia pasti pulang bawa makan, teteh lagi gak pegang uang ini"bujuk resa sambil menyeka air mata adiknya itu
"Gimana kalau kamu ikut teteh ketempat mbak inem,mau setor anyaman bulu mata yang baru beres semalam sekalian mengambil uang bayarannya nati kita beli jajanan di warung depan mau?"
Dian meng iya kan tawaran kakak nya lalu bangkit dan memakai kerudung nya,gadis remaja itu baru menginjak bangku smp kelas 1 sedangkan tina kelas 3 smp taun ini tinggal menunggu kelulusan nya
Setibanya di tempat mbak inem resa mengetuk pintu lalu mengucapkan salam, setelah mbak inem membukakan pintu dan menjawab salam nya resi di persilahkan masuk sedangkan dian hanya menunggu kakak nya d ambang pintu
"Mba ini udah selesai semuanya 700 helay," Ujar resa menyodorkan hasil kerjanya selma seminggu ini
Mbak inem pun mengambilnya lalu bangkit dari tempat duduk nya untuk mengambil upah yang akan ia berikan pada resa
"Ini res uangnya,sodor mbak inem memberikan 2 lembar uang 50rban
Resi pun menerima uang tersebut sambil mengucapkan hamdalah
" Alhamdulillah... Makasi mbak
Sekalian saya ijin berhenti,soalnya besok saya akan mulai masuk kerja di konveksi desa sebelah, minta do'anya semoga saya betah mbak"
"Iya res gak apa, syukur deh kalau kamu udah dapat kerja mudah mudahan kamu betah kerja di tempat baru ya" Jawab mbak inem
"Iya mbak makasih... Kalau gitu saya pamit ya pulang, assalamualaikum" Resa beranjak sambil mengucapkan salam
Waalaikumsalam...jawab mbak inem
"Ayo dek kita pergi ke warung pak erwan, siapa tahu tina juga belum pulang dari sana" Ajak resa sambil menggandeng tangan adik nya
Sedangkan dirumah komala sedang berbincang dengan atik kakak sepupu nya
"Mala kamu tahukan mail putra ku sudah cukup umur untuk menikah usianya sudah 26 tahun,tapi ua takut dia salah pilih calon istri,kira kira resa mau gak ya sama mail, " Tanya wa ati penuh harap
"Kenapa harus resa wa, memang nya mail mau sama tu anak,secara kan mereka saudara sepupu,ya meskipun dalam islam di perbolehkan karena dia bukan anak kandungku tapi tetap saja kan apa kata orang nanti" Jawab komala
"Sebenarnya mail juga tidak tahu menau masalah ini.hanya bertanya dulu kalau resa nya mau.baru saya bicara sama mail" Ungkap wa ati
"Kirain si mail nya yang mau sama resa wa," Ujar komala
"Ya nggak tahu juga sih,dia gak pernah bahas perempuan sama saya imbuhnya
Pembahasan itu pun terhenti
Komala dan wa ati pokus melanjutkan pekerjaannya membuat hidangan untuk pengajian mingguan di masjid miftahulhuda nanti malam
Sedangkan tina menghampiri kaka dan adik nya saat melihat kedatangan mereka berdua
"Dian kamu beli apa" Tanya tina saat tiba di warungnya pak erwan
"Ini" Ujar dian sambil menunjukan roti yang di pegangnya
"Lesu amat neng,kamu di cuekin ama si mahmud ya, gak di tawarin makan pastinya ya" Cecar tina pada adik bungsunya
"Udah jangan banyak tanya disini, nanti di dengar orang, malu" Nasehat resa pada tina
"Kamu udah selesai bantu bantunya,ayo pulang bareng"ajak resa sambil memberikan uang untuk membayar roti yang dimakan adiknya
" Iya teh tungguin,mau pamit dulu"jawab tina sambil menghampiri pemilik warung untuk pamitan
Lalu mereka berjalan beriringan sambil berbincang
"Kita mampir di pos ronda depan sebentar teh. mau makan ini dulu.dikasih sama mbak ikeu barusan" Ujar tina menunjukkan kantong plastik yang iya tenteng di lengannya.lalu tina berlari kecil tanpa menunggu jawaban dari kakaknya
"Tina kamu ko happy happy aja sih.padahal,sama sama nginep di rumah nenek.si dian itu sampe nangis ,menahan lapar" Resa bertanya
"Iya kan udah di kasih makan sama mbak ikeu tadi" Jawabannya santai
Besok besok jangan lagi berbuat ulah, kalau gak di ijinin jang pergi, kalian kan tahu kalau mamah sedang kesal pada kita ya begitu sikapnya "imbuh resa memperingati adik adiknya
" Halah.. Kenapa si mahmud itu paling gak suka kita pergi kesana,padahal kan nek romlah tetap nenek kita meskipun ibu kita sudah gak ada"imbuh tina mengeluarkan kekesalannya sambil membagi baso yang iya bawa barusan
Resa hanya menggeleng sedangkan dian hanya diam menyimak percakapan kakak kakaknya sambil memakan baso yang tina bawa
Di antara mereka ber 4 tina paling aktif dan pemberani,rima yang cerewet, resa si penurut sedangkan si bungsu dian anaknya pendiam,setelah belasan tahun kepergian ibunya,mereka tinggal terpisah baru 3 tahun belakangan mereka bisa tinggal bersama
Kedekatan kakak dan adik perempuan bisa memunculkan banyak cerita, mulai yang serius hingga kocak. Semua bisa jadi kenangan, yang ketika diingat kembali, bisa memunculkan perasaan haru maupun tawa.
"Alhamdulillah... Kenyang" Ucap dian setelah menghabiskan makanannya
"Udah habis,ayo kita pulang" Ajak resa pada adik adiknya
Di tengah perjalanan pulangnya mereka berpaspasan dengan rombongan marawis yang baru selesai manggung
Siapa lagi, kalau bukan grupnya hasan si pria manis idam an para hawa
"Ehemm ehemmm... " Dehem tina saat rombongan marawis mendekat
Namun resa menatap tajam pada adiknya
"Apaan sih teh... Aku gak akan macam macam.cuman satu macam" Bisiknya sambil terkekeh pelan, tina mengingat gombalan si hasan tempo hari saat menggoda kakaknya itu
Sedangkan resa hanya menunduk mempercepat langkahnya sambil menggandeng kedua adik nya
"Sekarang hanya menggandeng kedua adikmu,tapi nanti tangan kamu yang akan saya gandeng tentunya setelah berhasil menghalalkanmu" Ungkap hasan sambil melangkah pergi menyusul rombongannya
"Ea.. Meleleh hati ini kang" tina menanggapi ucapan pria itu
"Kamu itu yah tin, di bilangin jangan macam macam" Bisik resa menekankan perkataannya
"Lah.... Kumat sensinya" Ujar tina sambil melepaskan cekalan kakaknya
Namun sayangnya saat resa akan mengejar tina dia jatuh tersandung
Bruggg.....
"Awww..... Sssst.... " Rintih resa kesakitan
"Brpppt..... Ahahaha.... " Tina berusaha menahan tawa namun kemudian ia terbahak mentertawakan resa
"Kita adalah saudara kandung. Jika kamu jatuh, aku pasti akan mengulurkan tangan membantu, tepat setelah aku menertawakanmu." Ujar tina saat ingin menolong kakaknya yang terjatuh
"Dasar adik nyebelin" gerutu resa mengibaskan tangan ke baju untuk membersihkan baju kotor dari tanah kebul yang menempel.