***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
***
Daftar wanita pilihan yang disiapkan oleh Daren hampir semua dari kalangan model dan juga anak-anak dari ara petinggi bisnis. Dari semua yang ada disana, tidak ada satu pun yang menarik perhatian Atlas. Pun dengan anak dari keluarga Baylee. Meskipun memang dia mengincar kerja samanya. Bahkan di biodata pun hanya tertulis namanya. Itu pun tidak lengkap.
"G. Hazel Baylee. Sebenarnya namanya sangat cantik, tapi sayangnya disini tidak ada fotonya. Sepertinya keluarga Baylee benar-benar tidak mau anaknya terekspos," gumam Atlas.
Lalu bagaimana ini, dia masih belum menemukan seseorang yang tepat untuk dijadikan calon istri pura-puranya. Iyap, pura-pura. Sebab Atlas tidak pernah berpikiran akan benar-benar menikah dengan wanita manapun. Yang penting sekarang dia mendapatkan wanita yang bisa diajak berbisnis dengannya. Baru setelahnya dia akan memikirkan hal selanjutnya.
"Daren."
"Ya tuan?"
"Kemarin di club ada satu wanita yang mencium ku. Tolong kau cari tahu informasi tentang dia," titah Atlas.
"Wanita penghibur?"
"Sepertinya bukan. Kau cek saja cctv yang ada disana, bilang pada Sergio aku menginginkan cctv tempo lalu."
"Baik tuan."
Sebenarnya hal ini tidak pernah masuk dalam rencananya. Tapi sepertinya dia akan membuat penawaran khusus pada gadis malam itu. Selain itu dia juga pasti bisa melakukannya tanpa harus terikat dengan cinta. Karena itu ketakutan terbesar Atlas ketika dekat dengan wanita mana pun.
***
Sore harinya Grace benar-benar datang ke caf biasa tempat dia dan kedua temannya nongkrong. Sebenarnya mereka bertiga juga harus melakukan apa. Sebab mereka kebetulan sudah lulus kuliah sekitar satu bulan yang lalu. Jadi mereka tengah menjalani kehidupan sebagai pengangguran saat ini.
Dari ketiganya hanya Grace yang pontang panting cari pekerjaan. Sementara kedua temannya masih santai saja, toh mereka nantinya tetap akan meneruskan usaha keluarga juga. Jadi mereka tidak seburu-buru Grace.
"Tumben lo gercep datang," seloroh Rea saat melihat Grace sudah duduk di salah satu kursi yang ada di cafe tersebut.
"Ngaca diri itu penting," tutur Grace.
Rea terkekeh pelan lalu duduk disamping Grace, diikuti oleh Leta yang duduk di depan mereka berdua.
"Lo lagi free ya? Gak bantu bu Lita di cakery-nya?" tanya Leta.
"Selama ini alibi aja. Gue gak pernah dibolehin bener-bener bantu disana. Paling cuma lihatin aja cara ibu buat cake. Selebihnya gue nahan kantuk disana," jelas Grace.
"Nah kan. Udah sih lo gak usah nyari kerja diluar, bantu aja bu Lita. Kan sama-sama dapet duit."
"Pokok utama gue bukan duit, tapi pengalaman. Gue pengen cari pengalaman lain sama kehidupan gue, biar nanti ada cerita buat anak gue kalo ibunya ini udah banting tulang sejak dini."
Grace memang tipekal orang yang suka cari masalah. Maksudnya dia ini tidak pernah mau diam, selalu saja ada proyek yang dia kerjakan. Pernah satu kali saat itu mereka masih kuliah, anak ini malah diam di bengkel salah satu kenalannya yang entah siapa, Lita dan Rea lupa lagi. Yang jelas disana Grace melihat seperti apa cara mengganti ban, ganti oli dan sparepart mobil lainnya. Bahkan ada yang paling parah menurut mereka, Grace ini pernah ikut jualan keliling menggunakan foodtruck. Memang tidak ada salahnya, tapi ya seorang Grace loh. Anak ini sepertinya tidak pernah memiliki malu dan standarnya juga tidak setinggi kedua temannya.
"Udah deh gak usah aneh-aneh lo. Nanti kulit lo item lagi."
"Gak akan aneh kayak dulu kok. Gue sekarang normal, dulu cuma coba-coba aja. Hidup gue gabut banget," ucap Grace.
"Ya makanya biar gak gabut, lo coba cari cowok atau terima cowok yang deketin lo deh. Dijamin idup lo gak akan segabut itu," saran Rea.
"Pan kapan deh ya."
Selain membahas soal planning mereka ke depannya akan seperti apa, mereka juga membahas beberapa lowongan kerja di perusahaan ternama. Sebab disini Grace meminta kedua temannya untuk mencarikannya perusahaan ternama. Dia hanya ingin mencoba bekerja di perusahaan tersebut. Apakah hecticnya sama seperti pekerjaan di perusahaan swasta atau tidak.
Ditengah asiknya obrolan, tiba-tiba handphone Grace berbunyi. Ia kira itu pesan singkat dari ibu Lita, ternyata bukan. Itu pesan singkat resmi dari sebuah perusahaan ternama yang mana Grace pernah apply beberapa hari yang lalu.
"Coy, coy. Ini serius kalo pemanggilan interview lewat pesan singkat whatsapp? Bukannya biasanya lewat email ya?" tanya Grace seraya menunjukan chat tersebut pada kedua temannya.
Rea dan Leta tentu saja langsung melihatnya. Seketika pandangan Leta membulat melihatnya.
"Serius lo dihubungin HRD Atlas Group?" tanya Leta dengan raut wajah terkejut sekaligus herannya.
"Ya ini," ucap Grace.
"Coba lo cek email dulu deh. Kalo di email ada, berarti emang beneran itu surat undangan buat interview," saran Rea.
Grace pun segera mengecek emailnya. Setelah scrolling, ia menemukan satu email yang memang dikirim langsung oleh pihak official HRD Atlas Group.
"Kayaknya iya," ceplosnya seraya menunjukan kembali layar handphonenya.
"ANJIR!! SERIUS INI? ATLAS WOI, ATLAS!!" pekik Leta kesenangan. Padahal yang dapat surat undangan interview kerja adalah Grace.
"Ssstt! Dilihatin orang noh."
Leta cengengesan mendengar hal itu. Dia memang terlalu bersemangat soal ini.
"Lo seseneng itu, Let? Yang dapet interview gue. Lagi pun belum tentu lolos," ucap Grace.
"Loh mah, optimis dong jadi manusia. Gue seneng lah, seenggaknya kalo gue gak bisa kerja disana, salah satu temen gue ada yang kerja disana. Siapa pun pasti punya impian buat kerja di perusahaan itu, selain perusahaan Collin's sama Baylee. Lo harusnya seneng dong, Grace."
"Ya gue seneng. Cuma gue bingung nanti jawab apa pas di interview. Kan pasti kalo perusahaan bergengsi kayak gitu pertanyaannya gak kayak interview biasanya."
"Santai aja, Ce. Lo kan udah banyak pengalaman. Mau kerja kantoran, resto, bahkan jadi montir sekali pun lo ngerti. Publik speaking lo juga bagus. Gue yakin lo bisa jawab itu," ucap Rea menenangkan temannya ini.
"Nah kalo gitu mumpung belum sore banget, gue mau traktir lo beli baju kerja. Sebagai reward buat lo karena udah wujudin wishlist yang gak bisa gue gapai. Gimana?" tanya Leta.
"Emang gak papa, Let?"
"Ya elah, lo juga sering belanja plus traktir gue. Ayo ah," ajak Leta dengan senang.
Sebenarnya bisa saja Leta apply kerja seperti Grace di perusahaan Atlas. Hanya saja dia memiliki amanah dari mama dan papanya untuk bekerja di perusahaan keluarga saja. Jadi ya sudah, Leta hanya bisa mengubur mimpinya itu dalam-dalam.
Mereka bertiga pun segera keluar dari dalam cafe tersebut dan pergi menuju ke salah satu mall besar yang ada di pusat kota.
tbc.
ges komen deh, biar aghue semangadddd hehe
typo thor
lanjut thor makasihhh up nya kayak minum obat 1x3 tapi berasa cepet bacanya
#InYourDream 😁