Berkisah tentang Alzena, seorang wanita sederhana yang mendadak harus menggantikan sepupunya, Kaira, dalam sebuah pernikahan dengan CEO tampan dan kaya bernama Ferdinan. Kaira, yang seharusnya dijodohkan dengan Ferdinan, memutuskan untuk melarikan diri di hari pernikahannya karena tidak ingin terikat dalam perjodohan. Di tengah situasi yang mendesak dan untuk menjaga nama baik keluarga, Alzena akhirnya bersedia menggantikan posisi Kaira, meskipun pernikahan ini bukanlah keinginannya.
Ferdinan, yang awalnya merasa kecewa karena calon istrinya berubah, terpaksa menjalani pernikahan dengan Alzena tanpa cinta. Mereka menjalani kehidupan pernikahan yang penuh canggung dan hambar, dengan perjanjian bahwa hubungan mereka hanyalah formalitas. Seiring berjalannya waktu, situasi mulai berubah ketika Ferdinan perlahan mengenal kebaikan hati dan ketulusan Alzena. Meskipun sering terjadi konflik akibat kepribadian mereka yang bertolak belakang, percikan rasa cinta mulai tumbuh di antara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Konferensi pers
Dokter tiba di penthouse Ferdinan dan segera memeriksa kondisi Alzena. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter menyimpulkan bahwa Alzena mengalami demam tinggi akibat stres dan kelelahan. Dia memberikan resep obat dan beberapa vitamin untuk membantu memulihkan kondisi Alzena, serta memberikan arahan khusus kepada Ferdinan.
"Pastikan dia cukup istirahat dan jauh dari hal-hal yang membuatnya stres. Jangan lupa berikan obat ini sesuai jadwal, dan kalau ada tanda-tanda kondisinya memburuk, segera hubungi saya," kata dokter tegas.
Ferdinan mengangguk penuh perhatian. "Terima kasih, Dokter. Saya akan memastikan dia mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk cepat pulih."
Setelah dokter pergi, Ferdinan kembali ke kamar dan melihat Alzena terlelap dengan wajah masih pucat. Dia duduk di tepi tempat tidur, mengusap lembut rambut Alzena, sambil berbisik pelan, "Aku akan menjaga kamu, Zena. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi."
"Mas ...maaf ya merepotkan kamu, aku hanya merasa down aja, atas kejadian kemarin. "
"udah istirahat dulu sayang, makan dulu ya, abis itu minum obat."Ferdinan mengambil bubur yang ada di meja.
Namun, suasana tenang itu hanya berlangsung sesaat. Bel penthouse berbunyi, dan Ferdinan langsung menuju pintu. Ternyata, sang kakek berdiri di depan pintu dengan wajah penuh wibawa namun tampak serius.
"Ferdinan, apa yang sebenarnya terjadi? Aku melihat berita-berita tentangmu, Katerine, dan Alzena. Ini tidak bisa dibiarkan seperti ini!" seru kakek dengan nada tegas.
Ferdinan membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan kakeknya masuk. "Kakek, aku bisa jelaskan semuanya. Tapi sekarang Alzena sedang sakit karena semua ini, dan aku harus memastikan dia baik-baik saja terlebih dahulu."
Mendengar itu, ekspresi kakek melunak. Dia berjalan masuk dan duduk di ruang tamu. "Aku ingin mendengar penjelasanmu, Ferdinan. Aku ingin tahu bagaimana kamu akan melindungi istrimu dari semua fitnah ini."
Ferdinan menghela napas panjang. "Kakek, aku tahu ini salahku. Aku terlalu lama membiarkan hubungan kami tertutup, dan sekarang Alzena yang harus menanggung akibatnya. Aku janji akan membereskan semuanya, termasuk mengungkap status Alzena sebagai istriku ke publik. Tapi beri aku waktu."
Kakek mengangguk pelan, meskipun kekhawatiran masih tampak di wajahnya. "Kamu harus segera bertindak, Ferdinan. Nama keluarga kita juga dipertaruhkan di sini. Dan lebih dari itu, Alzena adalah bagian dari keluarga kita. Jangan biarkan dia terus menderita."
Ferdinan mengepalkan tangannya, bertekad untuk melindungi Alzena dengan segala cara. Malam itu, dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa hubungan mereka tidak akan menjadi korban gosip dan fitnah lagi.
Ayah Katerine, Tuan Donovan, yang dikenal sebagai pria temperamental dan berpengaruh di dunia bisnis, tiba di kantor Ferdinan dengan wajah merah padam. Dia tidak bisa menerima putrinya dipermalukan di hadapan publik.
Setibanya di sana, suasana kantor sudah kacau balau. Wartawan berkerumun di lobi, mencoba mencari informasi lebih lanjut tentang rumor bahwa Ferdinan berselingkuh dengan Katerine, dan pernikahannya dengan Alzena hanyalah pura-pura.
Farrel, asisten Ferdinan yang setia, mencoba mengendalikan situasi dengan wajah tenang meskipun pikirannya sedang berputar mencari cara untuk meredam kericuhan ini. Dia mendekati Tuan Donovan dengan sikap hormat namun tegas.
"Tuan Hendri Donovan, saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Namun, Tuan Ferdinan sedang tidak berada di kantor saat ini. Jika Anda ingin, saya bisa mengatur pertemuan resmi di lain waktu," kata Farrel mencoba menenangkan.
Tuan Hendri Donovan menatap Farrel tajam. "Jangan berani-berani mengatur waktuku! Katakan pada Ferdinan, aku ingin dia memberikan penjelasan secara langsung! Kalau tidak, aku akan memastikan reputasinya hancur, dan dia tidak akan punya tempat di dunia bisnis lagi!"
Farrel tetap tenang meskipun ancaman itu membuat situasi semakin tegang. "Saya mengerti perasaan Anda, Tuan Donovan. Namun, saya yakin kita bisa menyelesaikan ini dengan cara yang lebih baik. Tolong beri saya waktu untuk menyampaikan pesan Anda kepada Tuan Ferdinan."
Sementara itu, para wartawan di luar semakin agresif, mencoba mencari celah untuk masuk ke kantor. Pertanyaan-pertanyaan tajam mereka menggema di lobi:
"Apakah benar Ferdinan Klein berselingkuh dengan Katerine?"
"Apakah pernikahannya dengan Alzena hanya sandiwara?"
"Apa tanggapan perusahaan atas skandal ini?"
Farrel mengarahkan tim keamanan untuk memperketat penjagaan dan memastikan tidak ada yang masuk tanpa izin. Dia juga mengirim pesan mendesak kepada Ferdinan, melaporkan semua yang terjadi.
Di penthouse, Ferdinan menerima pesan itu dan langsung merasa amarah bercampur cemas. Dia tahu Tuan Donovan tidak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban, dan situasi ini bisa berdampak buruk pada Alzena jika tidak segera ditangani.
"Aku harus ke kantor," kata Ferdinan sambil menatap Alzena yang masih terbaring lemah.
Namun, sebelum dia pergi, Alzena memegang tangannya dengan lembut. "Hati-hati, mas. Aku percaya kamu bisa menyelesaikan ini dengan baik."
Ferdinan mengecup kening Alzena sebelum bergegas ke kantor, bersiap menghadapi badai yang semakin besar.
Sementara itu bahaya juga mengintai Alzena. Karena saat ini banyak yang ingin mengambil kesempatan dalam kondisi Ferdinan sebagai pengusaha terkenal saat ini. "Sebaiknya kamu ikut saja, kamu sudah membaik kan?"
Alzena mengangguk pelan, dia sudah merasa lebih baik setelah minum obat, dan juga perhatian dari Ferdinan.
Ferdinan memutuskan untuk mengakhiri spekulasi dan gosip liar yang merusak reputasinya, keluarganya, dan hubungan dengan Alzena. Dia mengadakan konferensi pers besar di ballroom hotel mewah, dihadiri oleh para wartawan dari berbagai media.
Dalam balutan jas hitam elegan, Ferdinan berdiri tegap di depan podium, meskipun ada sedikit ketegangan di wajahnya. Alzena yang duduk di barisan depan terlihat anggun dengan dress sederhana dan hijabnya, memberikan dukungan penuh dengan senyuman lembut meski hatinya berdebar-debar.
Ferdinan membuka konferensi dengan suara tegas namun penuh kesungguhan:
"Terima kasih telah hadir. Saya mengadakan konferensi ini untuk mengklarifikasi segala rumor dan tuduhan yang telah beredar."
Dia kemudian menjelaskan hubungan masa lalunya dengan Katerine:
"Saya dan Nona Katerine memang pernah menjalin hubungan. Namun, hubungan itu berakhir sebelum saya menikah dengan Alzena. Pernikahan saya dengan Alzena memang dijodohkan, tetapi saya harus jujur, berkat kelembutan, kesabaran, dan ketulusan Alzena, saya menemukan cinta yang selama ini saya cari. Dia adalah cahaya dalam hidup saya, dan saya merasa beruntung memilikinya."
Ferdinan juga meminta maaf kepada Katerine secara langsung:
"Saya meminta maaf kepada Katerine atas semua luka yang mungkin saya sebabkan. Saya tidak bermaksud menyakiti siapa pun. Saya berharap Katerine bisa memulai hidup baru, menemukan kebahagiaan, dan kesuksesan yang pantas dia dapatkan."
Para wartawan langsung menyerbu dengan pertanyaan, tetapi Ferdinan menjawab semuanya dengan tenang dan penuh kejujuran, memperlihatkan bahwa dia tidak berniat menyembunyikan apa pun.
Di akhir konferensi, Ferdinan berbalik ke arah Alzena dan mengulurkan tangan. Dengan penuh kepercayaan diri, Alzena berdiri dan berjalan ke arahnya. Ferdinan menggenggam tangannya erat di depan semua orang, menatapnya penuh cinta, dan berkata:
"Alzena Khoirunisa adalah istri saya, dan saya berjanji untuk melindunginya serta mencintainya, apapun yang terjadi."
Momen itu membuat ruangan hening sejenak sebelum tepuk tangan menggema dari beberapa tamu undangan. Para wartawan yang awalnya skeptis mulai melihat sisi lain dari kisah cinta mereka yang sebenarnya tulus.
Katerine yang menonton konferensi tersebut dari layar televisi di rumahnya hanya tersenyum kecil. Meskipun sakit hati masih ada. "Hahhh, ternyata kau ... mudah sekali mengambil keputusan Ferdinan. Sampai kapan pun aku takkan pernah mundur."
Setelah konferensi selesai, Ferdinan di meninggalkan tempat tersebut dengan kepala tegak. Di dalam mobil, Ferdinan berkata dengan suara lembut."Kamu adalah segalanya untukku, dan aku akan selalu melindungi kita, Zee."
Alzena tersenyum, merasa tenang karena akhirnya cinta mereka diperjuangkan dan dipertahankan dengan sepenuh hati.
(tapi aku gak nyangka kalo Al segila segatal itu memakai lingrie meski sediri berkhayal bersama suami, baikalim tapi gatal😀😀😀)
aku se7 laki laki plinpkan gitu tinggalkan aja
kalo Akzena bodoh lambat lemah aku tinggalkan
dua porsi habis? Alzena keren