NovelToon NovelToon
ILY

ILY

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: akuadalahorang

"Aliza suka kak diva!!"

"gue gak suka Aliza!!"

"kak diva jahat!!"

"bodo amat"

apakah seorang Aliza akan melelehkan hati seorang ketua OSIS yang terkenal dingin dan cuek itu?atau Aliza akan menyerah dengan cintanya itu?

"Aliza,kenapa ngejauh?"

"kak diva udah pacaran sama Dania"

"itu bohong sayang"

"pret"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akuadalahorang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

move on,chapter 4

"GUE BINGUNG, JANCOOOOK!!"

Teriakan Aliza menggema di tempat tongkrongan, membuat teman-temannya menoleh dengan kaget. Velyn bahkan hampir menyemburkan minumannya ke muka Zia, untung saja dia menahannya di detik terakhir.

Aliza menghampiri mereka, lalu duduk di sebelah Velyn dengan wajah cemberut sambil melipat tangan.

"Kenapa sih lo? Datang-datang langsung teriak kayak orang kesurupan. Aneh banget!" Zia mendengus kesal, memandang Aliza dengan tatapan sinis.

"Gue lagi gak mood!" balas Aliza ketus sambil menyambar makanan Velyn tanpa izin.

"Itu punya gue!" protes Velyn sambil mencoba mengambil kembali makanannya.

"Cuma minta dikit, plis," rengek Aliza dengan wajah memelas.

Velyn akhirnya menyerah, mengangguk pasrah. "Yasudah, daripada lo tantrum gak jelas..."

"Kenapa lo?" tanya Cesya, penasaran dengan tingkah aneh Aliza.

Aliza menghela napas panjang, lalu bergumam, "Gue overthinking soal Kak Diva."

Kalimat itu sukses membuat semua orang di meja terdiam. Cesya mendekat penuh perhatian, sementara Zia sibuk membersihkan mukanya yang basah akibat semburan maut dari Velyn tadi.

"VELYN!!" teriak Zia kesal, tapi yang lain tidak menggubrisnya.

Beberapa pengunjung lain mulai melirik meja mereka dengan tatapan aneh. Tongkrongan mereka memang sudah dikenal sebagai biang kehebohan.

"Lo suka sama ketos itu?" tanya Cesya dengan nada serius.

Aliza mengangguk, tapi kemudian menggeleng, membuat mereka semakin bingung.

"Lo suka apa enggak?" tanya Velyn dengan dahi berkerut.

Lagi-lagi, Aliza mengangguk dan menggeleng secara bersamaan. Zia yang melihat itu langsung emosi.

"Bisa gak lo ngomong jelas?! Bilang aja langsung, suka atau enggak!" bentak Zia, tapi Velyn buru-buru menutup mulutnya agar tidak membuat mereka semakin jadi pusat perhatian.

Setelah hening beberapa saat, Aliza akhirnya bicara. "Kak Diva itu... cool, ganteng, paham agama, bikin gue terpukau terus. Tapi gue gak tahu ini beneran suka atau cuma... kagum."

Velyn mengangguk sambil berpikir sejenak, lalu memandangi Aliza dengan tatapan tajam. "Lo masih inget Ikbal?"

Wajah Aliza langsung memerah. "Iya... dikit."

Velyn mendesah pelan. "Lo belum move on, Za. Jangan jadikan Kak Diva pelampiasan."

"Bener kata Velyn," timpal Cesya. "Kalau lo masih mikirin Ikbal, itu artinya lo belum gamon. Jangan ngejar Kak Diva dulu, nanti cuma bikin lo bingung sendiri."

Zia yang sibuk mengunyah makanan akhirnya ikut bicara. "Saran gue, jangan buru-buru ngaku suka ke Kak Diva. Tunggu sampai lo yakin sama perasaan lo sendiri."

"Tapi gue bingung banget!" rengek Aliza sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Dia berdiri perlahan, memandang langit yang penuh bintang. Lalu, dengan suara lirih, dia berkata, "Ikbal... kamu ke mana sih? Kamu gak pernah kasih kabar. Apa kamu udah punya pacar baru? Aku kangen banget sama kamu, Bal..."

Hening menyelimuti mereka.

Aliza tersenyum tipis, lalu melanjutkan, "Tapi, aku juga gak mau terus-terusan terpuruk karena kamu. Kalau kamu bahagia, aku juga harus bahagia. Aku akan coba mencintai orang lain, meski pelan-pelan. Semoga kamu bahagia, Bal."

---

Aliza Pulang Nongkrong

Aliza baru saja pulang dari nongkrongnya. Ia menyetir mobil sendirian di jalan yang sepi malam itu. Saat melewati halte bus, matanya menangkap sosok abangnya, Nathan, yang sedang duduk bersama teman-temannya, termasuk Diva. Aliza tersenyum tipis, merasa menang. Ia lalu menghentikan mobilnya tepat di depan halte.

Nathan dan teman-temannya terlihat heran. Siapa yang berhenti di halte malam-malam dengan mobil seperti itu?

“Bang!” panggil Aliza dari dalam mobil.

Nathan, yang terkejut melihat adiknya masih berkeliaran jam 12 malam, langsung menghampiri dengan wajah emosi.

“Ngapain belum pulang? Mau gue usir dari rumah?” bentak Nathan.

Aliza keluar dari mobil dan menatap abangnya dengan senyum kaku.

“Kebablasan, Bang,” jawabnya santai.

Nathan memandang Aliza dengan tatapan sinis.

“Pulang malah keluyuran! Lo pikir jalanan punya siapa?” katanya dengan nada kesal.

Merasa kesal, Aliza menghentakkan kakinya dan duduk di sebelah Diva.

“Pengen bareng,” katanya cuek.

Nathan makin kesal. Ia menarik tangan Aliza agar segera masuk mobil, tapi Aliza meronta sambil berseru, “Nggak mau, Bang! Huaaa, tolongin Aliza!”

Namun, tidak ada yang berani membantunya. Teman-teman Nathan hanya diam, takut terkena imbas emosi Nathan.

“Kita pulang sekarang!” Nathan menyeret Aliza masuk ke mobil.

Saat mobil mulai melaju, Aliza masih sempat berteriak, “Kak Diva, besok Aliza bawain sarapan, ya! Tungguin!”

Nathan hanya mendengus kesal.

“Adik gue suka sama lo?” tanya Nathan pada Diva, yang hanya mengangkat bahu dan naik motor tanpa menjawab.

“Gue pulang duluan,” kata Diva singkat.

Bagas, salah satu teman Nathan, menatap yang lain sambil mengomel, “Ngapain pada nongkrong di sini? Kayak nggak punya rumah!” Ia lalu ikut naik motor dan pergi.

“Ayo, kita balik juga,” ujar Gavin.

Nathan dan Gavin pun pergi bersama Bagas untuk pulang.

---

Di Rumah Aliza

Sesampainya di rumah, Aliza langsung disambut oleh ibunya, Karina, yang sudah menunggu di depan pintu bersama ayahnya, Victor. Mereka terlihat kesal menanti anak-anaknya yang pulang larut malam.

Aliza menunduk, merasa bersalah, sementara Nathan, yang berdiri di belakangnya, langsung menyalami kedua orang tua mereka dengan sopan.

Karina menatap keduanya dengan tajam. “Bagus banget! Jam berapa ini kalian baru pulang?”

Aliza melirik jam tangannya dengan gugup. “Jam 12, Mom,” jawabnya pelan.

Karina mengangguk sambil mengambil sapu yang sudah disiapkannya sejak tadi. Aliza refleks mundur ke belakang Nathan, mencari perlindungan.

“Maaf, Mah,” Nathan mencoba melindungi adiknya. “Kita telat karena tadi kena macet di jalan.”

Aliza mengangguk cepat, mendukung kebohongan Nathan.

“Maaf, Mom. Tadi benar-benar macet banget.”

Karina memutar matanya dengan kesal. “Alasan kalian dari kecil sampai sekarang itu-itu terus! Nggak ada yang baru!”

Nathan hanya bisa menggeleng.

“Masuk! Tidur sekarang!” bentak Karina.

Aliza berlari ke kamarnya, tapi sebelum benar-benar pergi, Karina memperingatkan, “Kalau ketahuan nonton drakor malam ini, awas ya! Mama masukin ke pesantren!”

Aliza hanya menggeleng, lalu segera melarikan diri.

Setelah anak-anaknya masuk kamar, Karina masih mengomel panjang lebar.

“Kebiasaan banget! Jam segini baru pulang kayak nggak punya rumah. Nurun dari siapa, sih? Pasti papahnya!”

Victor, yang duduk santai di sofa, hanya mendengarkan sambil berkomentar pelan, “Bawel banget.”

Karina langsung menoleh dengan tatapan tajam. “Ngomong apa tadi?”

Victor buru-buru tersenyum. “Mamah cantik banget malam ini.”

Karina hanya menatapnya sinis. “Basi!” katanya ketus.

Victor menghela napas pasrah. “Salah lagi,” gumamnya, yakin istrinya sedang PMS.

---

Aku bakal update kalau banyak yang suka hehe,makasihhh semuanya

1
mak mak doyan novel
sempat ngebug juga. baca d paragraf awal tdi bangun pukul 5 kok dr pasar malah setengah 5. sampai baca ulang
Dana Kristiana
Buruk
Dana Kristiana
walaupun alury ringan tp asyik&menarik,💪💪💪
Dana Kristiana
mampir baca Thor
kanoni...time.
Mantap, pasti direkomendasikan ke teman-teman👍
Syaoran
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
NHS CH
Romantisnya bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!