Karena kesalah pahaman Satria harus menikahi cewek yang masih duduk di bangku kuliah bahkan masih satu fakultas dengannya.
Lalu apa yang terjadi pada satria selanjutnya?
wajib baca sampai end !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Eria tidak peduli Satria mau dirumah sakit atau enggak. Eria pun kembali menatap depan, memilih membaca buku.
Melihat Eria yang kelihatan nggak peduli sama Satria. Vega jadi gemes sendiri. Vega menarik ujung jilbab Eria.
"VEGA!"
Pekik Eria sembari mencekal ujung jilbab yang ditarik Vega.
"Kamu apaan sih? Lepasin nggak!?"
"Nggak!"
Vega tetap tidak mau melepaskan jilbab Eria.
Wasa, Suzu, Vario, dan Supra yang melihat perdebatan Eria dan Vega pun saling tatap.
"Yang suaminya siapa? Yang marah siapa? Heran gue"
Wasa menggeleng kepala.
"Jangan-jangan Vega diam-diam suka sama si Eria? Wih gawat!"
Panik Suzu, lirih.
Wasa menepuk sisi kepala Suzu. "Mulutnya jangan asal ceplos Su. Bisa kena aspal itu"
"PASAL B3G0!!"
Seru Vario dan Supra bersamaan.
Wasa pun nyengir.
Suzu menggaruk sisi kepala. "Emang bisa ya? Kok gue nggak tahu?"
"G0bl0k sih lo!"
Maki Supra, disambut gelak tawa yang lain.
"VEGA LEPASIN! JILBAB AKU BISA LEPAS KALO KAMU TARIK TERUS!"
Suara Eria yang lebih tinggi membuat Suzu, Wasa, Vario dan Supra menghentikan tawa dan kembali memusat pandangan pada Vega dan Eria yang masih tarik-menarik.
"Nggak gue lepasin kalo lo nggak mau nemenin Satria!"
Ancam Vega yang entah mengapa jadi suka melihat wajah Eria yang kesal.
Eria tak terima. Eria beranjak dari duduk dan menarik ujung jilbabnya dengan paksa. Tarikan Vega pun terlepas.
"Dasar nyebelin! Kamu sama nyebelinnya kaya Satria. Huh!"
Eria kembali duduk dikursinya menyempatkan melirik sinis pada Vega.
Melihat Eria yang sudah duduk lagi, Vega mengeratkan kepalan tangannya, berpura meninju Eria.
"Udah-udah! Kalian berdua kaya kucing sama tikus tahu nggak! Heran gue"
Wasa menarik ujung almamater Vega, membuat Vega terduduk dikursinya.
Tak lama, banyak maha siswa terlihat buru-buru masuk ke dalam kelas dan tak lama juga, dosen pun muncul. Pertanda mata kuliah akan dimulai.
"Selamat Pagi semuanya!"
Sapa dosen sambil menatap seluruh anak didiknya.
"Pagi Pak!"
Jawab semua mahasiswa dengan kompak.
"Tugas proposal kemarin sudah selesai?" Tanya dosen.
"Sudah pak!"
Jawab semuanya kompak terkecuali Suzu, Wasa, Supra, Vega dan Vario.
Kenapa?
Karena mereka belum sempat mengerjakan. Tahu sendiri kan semalam keadaannya seperti apa?
"Oke. Mari kumpulkan tugasnya dimeja saya dan kita mulai belajar presentasi pagi ini"
Semua mahasiswa pun menurut mengumpulkan proposalnya, termasuk Eria.
Setelah mengumpulkan tugas ke depan, Eria kembali duduk di kursinya.
"Vega!"
Jerit Eria tertahan. Menoleh Vega yang tadi narik ujung jilbabnya lagi.
"Nggak lupa kan kalo lo masuk di kelompok kita?"
Eria berdecak.
"Kenapa?"
"Kita belum sempat ngerjain, semalam kita sibuk ngurusi Satria yang babak belur. Jadi tugas yang lo buat termasuk tugas kita juga"
Mendengar perkataan Vega, Eria tersenyum sinis. Kembali menatap depan, tidak menghiraukan Vega.
Iya.
Kemarin saat mampir di rumah Satria. Wasa memang memberitahu jika Eria masuk dalam kelompok mereka.
..................
Pukul 10.00.
Mata kuliah di kelas manajemen bisnis, tepatnya di kelas Eria dan teman-teman Satria sudah selesai.
Mereka berhamburan keluar dari kelas, ada yang langsung pulang, ada yang ke kantin dan ada yang nongkrong bersama teman-temannya lebih dulu.
Eria yang masih malas pulang ke rumah lebih memilih ingin mampir ke perpustakaan. Ingin membaca buku di sana.
Srettt
"Eh! apaan sih?"
Eria terkejut, tiba-tiba ada yang menarik lengannya.
"Gara-gara lo Satria berani berbuat kasar sama gue. Dan lo harus tanggung akibatnya!"
Lika menatap Eria tajam.
"Maksud kamu apa Lik? Aku nggak tahu apa-apa"
Jawab Eria bingung. Apa lagi saat menatap wajah Lika yang jelas banget menahan marah.
Lika tidak ingin banyak bicara, dia menyeret Eria ke arah toilet. Lika ingin memberi hadiah spesial untuk Eria di dalam sana.
"Lik kamu mau bawa aku ke mana? Aku mau ke perpus!"
Eria memberontak, berusaha terlepas dari genggaman Lika. Tapi Lika mengeratkan genggamannya, membuat lengan tangannya terasa sakit.
"Jangan harap ya lo bisa lepas dari gue!"
Ucap Lika penuh penekanan.
Diperlakukan seperti ini tentu saja Eria takut dan bingung. Secara, waktu itu Lika baik padanya dan terlihat ramah.
Tapi sekarang?
"Lika kamu--Aw!"
Jerit Eria karena Lika mendorongnya, bahu kanan Eria pun terbentur dinding. Kini mereka sudah ada diluar toilet.
"Kamu kasar banget sih!?"
Eria menatap Lika kesal, sembari mengusap bahunya yang terasa pegal.
"Heh! Dari awal gue emang nggak suka sama lo ya. Gue nggak suka sama siapa pun yang deketin cowok incaran gue!"
Sarkas Lika menekan kening Eria, mendorongnya dengan kasar.
Sementara itu.
Diparkiran sini Suzu, Wasa, Vega, Vario dan Supra sudah nangkring diatas motor. Mereka sedang berembug untuk menjenguk Satria dirumah sakit.
"Tunggu-tunggu! Gue ke toilet dulu ya. Kebelet nih"
Seru Vega sembari turun dari motor sambil memegangi perutnya.Membuat teman yang lain menatap jengah kearah Vega.
Posisinya mereka tuh udah siap dan tinggal jalan aja. Eh, si Vega malah.
"Buruan! Keburu berak disini"
Kesal Supra.
Vega pun segera menuju toilet pria yang bersebelahan dengan toilet wanita.
"Tadi pagi udah berak. Kenapa sekarang pingin berak lagi? Pasti gara-gara makan ayam bakar"
Gerutu Vega sambil berjalan. Vega sudah hampir sampai ditoilet.
"Lika jangan! Sakit Lik, sakit!"
Vega menghentikan langkah saat mendengar suara dari arah toilet. Vega menajamkan pendengaran.
"Lo pakai pelet apa sampai-sampai Satria bisa suka sama lo?! Gue nggak akan tinggal diam! Siapapun orangnya yang berani recok-kin gue sama Satria gue bakal habisi!"
Vega meneguk ludah, tentu paham itu suara siapa. Karena mencium bau-bau pembullyan Vega mencepatkan langkah.
Dan benar saja, saat sudah sampai dekat toilet Vega melihat Lika yang menjambak jilbab Eria dari belakang. Persis seperti dirinya tadi dikelas.
"Woi..!"
Seru Vega sedikit keras.
Mendengar suara, Lika dan Eria menoleh. Melihat Vega yang datang, dengan cepat Lika melepas cengkramannya dari Eria.
Eria berdesis saat belakang kepala terasa perih dan sakit. Tadi itu Lika memang menarik jilbabnya tapi rambutnya juga ikut terjambak.
"Ngapain kesini? Ganggu aja!"
Sinis Lika menatap Vega, lalu pergi dari sana membawa perasaan yang semakin benci pada Eria, karena rencananya gagal.
Melihat Lika yang pergi Eria merasa lega. Ia menyandarkan punggung didinding toilet dengan mata memejam.
Vega mendekati Eria. Menatap wajah Eria yang terpejam.
"Lo nggak papa?"
Tanya Vega.
"Nggak papa, makasih"
Jawab Eria membuka mata, beranjak ingin melewati Vega tapi lengan tangannya ditahan oleh Vega.
--------------
Pingin triple up tapi ada kegiataan mendadak. Maaf ya😐
Hadehh Eria Eria....dibalikin pulang lu baru rasa
walaupun kamu nggak cinta tapi satria adalah suami kamu.
ada orang yang bilang.
lebih baik di cintai daripada mencintai
si eria kok gitu apa beneran nggak ada rasa sayang buat satria secara kan mereka suami istri.
eria /Angry//Angry/
erianya baru bangun tidur nyenyak.
/Proud//Proud/
jadi pingin tahu reaksi eria pas tahu satria yang keadaannya kaya gitu.