++ Iwan seorang pemuda usia 19 tahun, setelah ia menemukan sebuah cincin ajaib saat memancing disungai. Iwan mendapatkan kesaktian yang dipergunakan untuk memijat.
Seiring waktu banyak pasien yang telah disembuhkan, sehingga menjadi masalah karena banyak wanita yang menginginkan dia. Sehingga membuat ia terlena akan kenikmatan dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Segelas kopi dan sebatang rokok menemani Iwan menghabiskan sore yang indah, seindah adegan yang ia lakukan berdua dengan Shinta disiang tadi. " Ah andai Shinta tinggal disini, pasti 4-5 ronde pasti terjadi !" fantasi liar Iwan mengingat keintimannya dengan Shinta.
"Permisi ....!" kata seseorang didepan pintu membuyarkan lamunannya.
" Mari..., silahkan masuk!" Kata Iwan mempersilahkan.
" Gini mas aku dapat info dari teman yang katanya disini bisa mengobati impoten!" kata orang itu lugas.
"O... bisa Pak tapi ya tergantung dari kondisi Bapak, kalau cuma peredaran darahnya terganggu sih gak masalah. Tapi kalau masalahnya dari pikiran atau yang lainnya, ya gimana lagi Pak!" terang Iwan.
"E... enggak papa, masnya pijat aja dulu. Minta tolong ya mas...!" pinta lelaki itu.
" Bapak bisa ganti di ruang pijat sini, dirak ada sarung yang bisa bapak pakai!" Kata Iwan menunjuk keruang pijat.
Setelah bertanya ini itu, Iwan memulai sesi pijatannya. Setengah jam sesi pijat itu selesai dan memberikan hasil yang memuaskan bagi lelaki itu.
"Terima kasih mas Iwan, mungkin aku terlalu strees ya. Hingga tidak optimal bocil ini berdiri!" ujar lelaki itu.
"Ya jangan terlalu banyak pikiran pak, jaga kesehatan. Kalau rajin kesini minimal 2 minggu sekali, bocilnya mungkin bisa terbang Pak ha.. ha... ha !" gurau Iwan sambil tertawa.
"Wah bahaya kalau bisa terbang, bisa bisa sering cari ibu baru nih bocil ha.... ha... ha....!" seru lelaki itu sambil tertawa senang.
" Bapak pamit dulu mas Iwan" kata lelaki itu sambil menyodorkan setumpuk uang 50 ribuan ke Iwan.
"Terimakasih Pak, sehat selalu dan terus bahagia!" ucap Iwan.
Setelah mengantar lelaki itu didepan pintu rumah, Iwan segera duduk dan menyalakan sebatang rokok. Dihitungnya setumpuk uang 50 ribuan dengan senyum bahagia.
"Wao...w 1 juta, banyak sekali"batin Iwan.
Setelah menyimpan uang dan mencuci tangan serta muka, kembali Iwan tenggelam dalam lamunan.
Toleet.... Tolet.... Toollet.....
"Hallo ..." Iwan mengangkat panggilan masuk di hpnya.
" Hallo .... mas Iwan bisa gak mijat kerumahku "
" Rumahnya jauh apa dekat mas! aku gak punya motor untuk kesana!" ucap Iwan.
"Ya lumayan jauh mas Iwan, apa aku jemput sekarang?" tanya orang diseberang telp.
" Oke, aku tunggu mas!" kata Iwan.
Perjalanan seper empat jam kerumah pelanggan baru membuat Iwan menghela nafas, andai ia menyanggupi bisa lumpuh dirinya berjalan kaki.
" Mari silahkan masuk mas Iwan!" kata Heri yang menjemput Iwan tadi.
" Iya... mas... permisi!, yang mau pijat siapa mas Heri?" tanya Iwan karena diruang tamu itu tidak ada orang.
"Bapak yang mau pijat, silahkan duduk mas Iwan!, aku beritahu dulu kalau mas Iwan sudah datang!" kata Heri.
Tak lama kemudian Heri keluar dan mengajak Iwan untuk masuk kedalam sebuah kamar, dimana terlihat seorang laki laki tua yang tampak tak berdaya.
" Bapak sudah kena stroke 1 tahunan ini mas, terapi di beberapa tempat juga gak ada hasilnya" kata Heri sedih.
"Aku periksa dulu mas, oh... ya tolong baju bapak di lepas mas!" kata Iwan
Setelah Iwan merasa sudah siap, ia segera memegang kepala lelaki tua itu dan mengerahkan penglihatannya. Diperhatikannya bayak garis garis pendek diurat kepala, setelah itu ia mulai memijat dengan lembut dan menekan agak keras. Satu persatu Iwan menghilangkan garis garis pendek itu dan meneruskan pijatan kearah leher dan dada. Setelah itu Iwan menyuruh Heri agar menopang tubuh bapaknya kearah depan agar dia bisa leluasa memijat punggung dan leher. Saat garis dan titik sudah mulai tidak tampak budi menghentikan pijatannya.
Dia menunggu pergerakan tubuh dari bapaknya Heri, karena agak lama menunggu ia memutuskan istirahat diruang tamu setelah menyuruh Heri terus memantau kondisi bapaknya.
Karena jenuh Iwan pergi keteras untuk merokok, dan saat ia menikmati asap rokoknya datang seorang wanita turun dari mobil.
" Cari siapa mas?" tanya wanita itu ke Iwan.
" Aku lagi mijat mbak!" kata Iwan.
"O... sudah bertemu mas Heri?" tanyanya.
"Sudah mbak, ini aku lagi menunggu!" kata Iwan
"Kok gak masuk mas, tunggu didalam saja mas!" titah wanita itu.
" Ini masih merokok mbak, nanti kalau mas Heri sudah memanggilku. Aku akan masuk kedalam" kata Iwan.
"O... aku masuk dulu mas!" ucap wanita itu.
"Iya... mbak!" sahut Iwan.
Tak lama kemudian Heri keluar dan menemui Iwan dengan gembira, ia menceritakan kalau bapaknya sudah bisa duduk dan mengajak Iwan untuk masuk melihat kondisi bapaknya yang sudah membaik.
" Bagaimana pak kondisinya?" tanya Iwan.
"E... a... lu.... ma... ya..n!" terbata bata bapak itu menjawab.
"Mungkin 3 - 4 kali kuterapi mungkin sudah sembuh mas Heri, bisa seminggu atau dua minggu aku pijat lagi tapi semua tergantung mas Heri !" kata Iwan.
" Siap mas ini buat mas Iwan!" sambil menyodorkan beberapa lembar 100 ribuan.
" Terima kasih mas, o...ya bisa minta tolong pesankan ojol mas!" kata Iwan.
"Siap mas..., sembari nunggu ojol datang kita ngobrol didepan mas!" ajak Heri.
Tidak lama ojolpun datang, segera Iwan pamit ke Heri dan mengingatkan untuk menghubunginya 1 atau 2 minggu lagi. Akhirnya Iwan sampai dikediamannya dan segera mengirim SMS menanyakan kabar ke Shinta.
" Sit... Siti....!" panggil Iwan.
" Malam tuan, kok lama tuan gak manggil Siti! Siti kangen lho tuan " desah Siti.
" Pffff... ha... ha... ha... " Iwan pun tertawa.
"Ih... tuan, mentang mentang sudah dekat sama cewek lain Siti sekarang dilupakan !" geram Siti.
" Sekarang aku kangen kamu Sit, tunjukkan dirimu Sitiku sayang "goda Iwan." Preeet...!" jawab Siti.
"Slaaap.... " Siti pun menampakkan dirinya.
"Nah gitu dong Sit! aih... cantik sekali dirimu hari ini" goda Iwan. Siti yang merasa digoda membalas menyinyirkan mulutnya.
"Sit, cara mengumpulkan energi batin itu bagaimana?" tanya Iwan.
"Tuan bersila dulu, trus atur pernafasan tuan" kata Siti.
"Oke..., seperti ini?" tanya Iwan.
"Ya tuan, terus lakukan sampai tuan dapat merasakan aliran nafas tuan. Kalau sudah lancar Siti akan beri tahu langkah selanjutnya!" kata Siti.
Iwan terus berusaha mengatur pernafasannya, hingga ia terasa nyaman dalam kondisi itu. Fikirannya yang fokus membuat ia melupakan semua yang ada disekelilingnya.
Hanya keheningan yang ia rasakan, hanya kehampaan yang dirasakannya.
Setiap malam Iwan melakukan semua yang diajarkan oleh Siti hingga tanpa terasa batinnya semakin kuat, pikirannya semakin tenang dan tubuhnya semakin kuat, segar dan bugar.
"Sit, sudah seminggu aku berlatih dan aku sedikit banyak sudah mampu mengumpulkan energi batin!" kata Iwan.
"Sabar tuan, berlatihlah terus. Hingga tuan mampu menggunakan energi batin semau tuan " jawab Siti.
"Cara menggunakannya bagaimana Sit!" tanya Iwan tak sabar.
" Misal tuan menggunakannya dimata?, penglihatan tuan akan semakin tajam walaupun jauh tuan bisa melihat lebih jelas dibanding mata orang normal" terang Siti.
"Wah .... bisa buat ngintip enggak tanya Iwan.
"Ngintip! maksud tuan melihat orang mandi gitu? dasar tuan memang laki laki mesum !" tanya Siti dengan nada tinggi.
"Ya... kan lumayan Sit, buat cuci mata he... he.... he....." Seloroh Iwan.
" Noh... tuan kalau cuci mata pakai air sabun!" sahut Siti lalu menghilang.
" Ya... dianya marah, ha... ha... ha.... "kata Iwan sambil tertawa.
***
Bersambung....