Airin terus mencari keberadaan ibunya, yang sudah meninggalkan nya seorang diri di rumah selama sepuluh tahun, akan kah perjalanan Airin mencari keberadaan ibu nya berhasil atau justru gagal membuat Airin harus ikhlas hidup sebatang kara tanpa ada sosok orang tua didalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Suratmi menyiapkan sarapan untuk ke empat anaknya sebelum berangkat kerja dan sarapan suaminya, Suratmi berusaha santai melihat tingkah anak tirinya yang selalu membuang makanan yang sudah dibuat Suratmi dengan susah payah.
Melihat keempat anaknya berantem membuat Suratmi berusaha menenangkan anak-anaknya, yang berantem karena Dea dengan sengaja buang makanan yang sudah di masak Ibu nya dengan susah payah.
"Lo kalo tidak mau makan pergi sana, kita tidak mau makan bareng perempuan sombong seperti kamu!" bentak Lisa kesal dengan kakak pertamanya.
"Tidak salah Lo usir gue dari rumah ini, Hallow sadar diri siapa yang anak kandung Papi dirumah ini, sebelum ada anak tiri dirumah ini tentunya gue sudah lama ada disini jadi sekarang gue tanya siapa yang pantas pergi dari rumah ini hah!" bentak Dea tidak terima diusir dari rumah orang tuanya.
"Sudah anak-anak, iya ampun kalian sudah dewasa masih saja berantem seperti ini sih, iya sudah kalian lanjut makan nanti Bunda bersihkan iya dan Bunda mau ke kamar panggil Papi untuk sarapan bareng." ucap Suratmi menenangkan ke empat anaknya, yang tidak pernah akur sama sekali.
Semenjak Lisa dan Gea tahu kalo Dea dan Siti bukan lah satu Ibu, membuat keempatnya selalu berantem dan tidak pernah akur sama sekali.
Dea senyum sinis melihat Lisa dan Gea, Dea ajak adiknya untuk pergi meninggalkan meja makan karena malas sarapan bareng saudara tiri yang dianggap tidak tahu diri.
**
Melihat panti jompo sebelum berangkat kerja, kegiatan rutin yang selalu Airin lakukan setiap harinya, melihat langsung kondisi lansia yang Airin urus bersama remaja-remaja yang peduli akan lansia yang ditelantarkan keluarganya.
"Apa mereka sudah dikasih sarapan?" tanya Airin melihat perawat rutin periksa kondisi kesehatan.
"Sudah Bu tadi sama orang-orang ketring dikasih sarapan, susu, dan buah Bu." ucap perawat ramah.
"Syukur lah kalo mereka sudah sarapan, iya sudah saya duluan iya mau melanjutkan kelilingnya." lanjut Airin setelah puas melihat kondisi salah satu lansia yang diurusnya selama lima tahun.
Airin sengaja buka panti jompo dan panti asuhan, berharap suatu saat bertemu Ibu nya di salah satu orang-orang yang dibantunya dan merasa prihatin melihat anak-anak yang hidup sendirian dijalan tanpa ada keluarga, sama seperti nasipnya sekarang harus berjuang dengan keras supaya bisa bertahan hidup dan bisa menjadi wanita karir yang berhasil.
Setelah puas keliling panti jompo dan melihat lansia, yang diurusnya sudah diberikan sarapan, obat, bahkan sudah beraktivitas pagi membuat Airin langsung melanjutkan perjalanannya menuju toko sembako yang tidak jauh jaraknya dari panti jompo miliknya.
**
Ozi merasa pusing, bingung, dan kasihan melihat Suratmi yang merapihkan meja makan yang berantakan bahkan makanan yang sudah dibuatnya masih utuh diatas meja makan.
"Lebih baik anak-anak tidak usah dibuatkan masakan Bunda, setiap sarapan selalu seperti ini, sudah pada dewasa masih saja ribut saat makan heran mereka itu!" protes Ozi kesal karena keempat anaknya tidak pernah akur sama sekali dari kecil.
"Masa anak-anak tidak dibuat kan makanan kesukaan mereka sih sayang, sudah biarkan saja mereka seperti itu sayang aku tidak marah sama sekali sama tingkah anak-anak, meja sudah rapih aku mau melanjutkan beberes rumah mau bantu atau didalam kamar?" tanya Suratmi jalan menuju pojokan dapur ambil sapu, karena beberes rumahnya belum selesai.
"Bantu Bunda saja sayang, masa istri beberes suami santai didalam kamar sendirian mana enak." lanjut Ozi cuek.
Ozy merasa heran dengan istri nya tidak mau pakai jasa ART sama sekali, dari awal menikah sampai sekarang padahal rumah Ozy cukup luas dan lantai dua tapi istrinya bisa, mau merapihkan rumah sendirian dan bisa mengurus dirinya juga setiap hari disela-sela kesibukannya.
Sulastri senyum senang mendengar ucapan suaminya, selalu mau bantu dirinya merapihkan rumah setiap ada waktu luang tanpa protes sama sekali.
double y thor