Menceritakan kisah perjalanan mc kita bernama shim wol untuk menjadi orang terkuat di murim dan mendapatkan julukan kaisar api
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shim Wol vs 5 Pilar Neraka (3)
Pertarungan kembali berlanjut. Kini, Shim Wol harus menghadapi Tinju Neraka yang bergabung dengan Bayangan Neraka. Situasi ini jelas lebih sulit, karena kekuatan Tinju Neraka berada di level yang berbeda dibandingkan Racun Neraka.
Jika sebelumnya Racun Neraka mengandalkan strategi dan racun mematikan, Tinju Neraka adalah simbol kekuatan murni, dengan pukulan yang mampu menghancurkan apa saja di jalurnya.
“Kalau kau terlalu takut untuk maju lebih dulu, aku yang akan datang kepadamu, bocah!” kata Tinju Neraka dengan suara lantang, penuh angkuh.
Shim Wol tetap tenang, tatapannya tajam, dan suaranya dingin saat menjawab, “Majulah.”
Tinju Neraka tidak menunggu lebih lama. Tubuhnya melesat cepat ke arah Shim Wol, tinjunya diselimuti energi demonic yang membara dengan elemen api menyala. Dengan seluruh kekuatannya, dia meluncurkan serangan mematikan yang disebut Infernal Smash. Tinju itu menghantam tanah dengan keras, menghasilkan ledakan besar yang mengguncang medan perang layaknya meteor yang menghantam bumi.
Shim Wol berusaha bertahan. Dengan pedangnya, dia menebas serangan Tinju Neraka, menciptakan gelombang api yang bertabrakan di udara. Namun, ledakan dari serangan itu memiliki kekuatan destruktif yang luar biasa. Shim Wol terpelanting jauh, tubuhnya membentur tanah dengan keras, sementara luka mulai terlihat di beberapa bagian tubuhnya.
Shim Wol berusaha bangkit, sedikit terhuyung. Sambil mengusap darah di sudut bibirnya, dia bergumam, “Aku tidak menyangka serangannya bisa meledak seperti itu. Kekuatan penghancur yang gila.”
Melihat kondisi lawannya, Tinju Neraka tertawa terbahak-bahak. “Hahaha! Apa hanya segini kemampuanmu, bocah? Kau bahkan tidak bisa menahan satu serangan dariku!” katanya dengan nada penuh keangkuhan.
Namun, Shim Wol hanya tersenyum tipis. Tanpa sepatah kata, dia mengaktifkan teknik Lightning Step, bergerak dengan kecepatan luar biasa hingga nyaris tidak terlihat. Dalam sekejap, dia muncul di depan Tinju Neraka, mengayunkan pedangnya dengan presisi mematikan ke arah titik-titik vital lawannya.
Tinju Neraka berusaha bertahan, menggunakan tinjunya yang diselimuti oleh energi demonic dan elemen api untuk menahan serangan itu. Benturan terjadi berkali-kali, percikan api dan suara dentingan pedang melawan tinju menggema di medan perang.
Namun, kecepatan Shim Wol terlalu sulit untuk diimbangi. Pedangnya yang berapi berhasil menyelinap di sela-sela pertahanan Tinju Neraka, menorehkan luka di beberapa bagian tubuhnya. Darah segar mengalir dari luka-luka itu, menetes ke tanah yang telah diwarnai merah oleh pertempuran.
Tinju Neraka mundur beberapa langkah, menahan rasa sakit sambil menatap Shim Wol dengan pandangan penuh amarah. “Kau lebih cepat dari yang kubayangkan...” gumamnya, suaranya berubah lebih serius.
Shim Wol, meskipun terluka, tetap berdiri tegak. Api di pedangnya berkobar semakin besar, mencerminkan tekadnya yang tidak tergoyahkan. “Cepat atau lambat, kekuatanmu tidak akan cukup untuk menahan seranganku,” katanya dengan dingin.
Bayangan Neraka, yang menyaksikan dari jarak dekat, mulai merasa gentar. "Anak ini... Dia bukan lawan biasa. Kita harus serius sekarang," pikirnya, sambil bersiap untuk melancarkan serangan berikutnya.
Bayangan Neraka, yang mulai kehilangan keunggulan, memutuskan untuk menggunakan teknik Shadow Clone. Dalam sekejap, puluhan bayangan dirinya muncul di sekitar Shim Wol, mengepung dari segala arah. Mereka bergerak dengan pola acak yang sulit diprediksi, menciptakan tekanan psikologis untuk menghancurkan fokus Shim Wol.
"Bagaimana kau bisa melawan ini, bocah?" teriak Bayangan Neraka dengan tawa sinis. Teknik ini tidak hanya untuk menyerang, tetapi juga membuka celah bagi dia dan Tinju Neraka untuk menghabisi Shim Wol bersama-sama.
Namun, Shim Wol tetap tenang. Dia mengangkat pedangnya, api yang berkobar di bilahnya semakin intens. “Kalian ingin bermain dengan jumlah? Baiklah, aku akan mengakhiri semuanya sekaligus.”
Shim Wol menggunakan teknik pedang api gerakan kedua, Inferno Spin. Kali ini, dia menuangkan lebih banyak energi api ke dalam teknik tersebut. Pedangnya berputar dengan kecepatan luar biasa, menciptakan pusaran api besar yang menyapu area sekelilingnya. Api tersebut melahap semua bayangan milik Bayangan Neraka, membakar mereka hingga lenyap menjadi abu dalam hitungan detik.
Tapi di saat api dari teknik Shim Wol mulai mereda, Tinju Neraka sudah berada tepat di depannya. Dalam waktu yang sangat singkat, Tinju Neraka melihat celah saat Shim Wol baru saja menyelesaikan tekniknya.
“Ini akhirnya, bocah!” teriak Tinju Neraka dengan penuh keyakinan.
Dia langsung mengeluarkan teknik pamungkasnya, Crimson Annihilation Punch. Tinju Neraka memusatkan seluruh energi demonic elemen api ke dalam satu pukulan besar. Pukulan itu menghasilkan gelombang kejut api yang dahsyat, cukup kuat untuk menghancurkan apa pun di jalurnya. Udara di sekitarnya menjadi panas, seolah-olah seluruh medan perang berubah menjadi neraka yang membara.
Shim Wol, yang terkejut dengan kecepatan Tinju Neraka, hanya memiliki waktu sepersekian detik untuk bereaksi. Dia mengangkat pedangnya untuk menahan serangan itu, sementara tubuhnya diselimuti oleh lapisan Qi pelindung untuk mengurangi dampak kerusakan. Ledakan dari tinju tersebut sangat kuat, mendorong Shim Wol mundur beberapa meter, membuat kakinya menyeret tanah dan menciptakan bekas panjang.
"Aku tidak percaya dia bisa bertahan dari itu!" kata Tinju Neraka, meskipun dengan nada yang sedikit terkejut. Namun, senyumnya segera muncul kembali. “Tapi kau tidak akan selamat dari serangan berikutnya!”
Shim Wol berdiri tegap meskipun tubuhnya terasa nyeri akibat benturan. Darah menetes dari sudut mulutnya, tapi matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. Pedangnya kembali menyala dengan api yang lebih besar, nyalanya memancar hingga membuat udara di sekitarnya bergetar.
“Kau pikir aku hanya akan bertahan? Sekarang, giliranmu,” kata Shim Wol dengan suara penuh keyakinan.
Tinju Neraka dan Bayangan Neraka saling melirik, merasakan bahwa lawan mereka tidak melemah sama sekali meskipun menerima serangan pamungkas tadi.
oh iya tolong bantu karya ku ya bg
terima kasih