novel ini adlaah adaptasi dari kelanjutan novel waiting for you 1
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keluarga berkuasa
Elena melangkah perlahan menuju pusat ruang perjamuan yang penuh dengan keluarga-keluarga besar yang merasa diri mereka berada di posisi aman. Mereka berbicara dengan suara berbisik, saling menilai apa yang akan terjadi setelah insiden besar yang baru saja mengguncang acara. Namun, mereka tak menyadari bahwa di balik penampilannya yang anggun dan elegan, Elena telah mengatur sebuah rencana besar.
Dengan sebuah gerakan tegas, Elena melangkah maju, memperkenalkan dirinya lebih dari sekadar pewaris El Bara. Ia bukan hanya wanita yang memegang kendali atas keluarga terkuat di lingkaran peringkat atas, tetapi sekarang, ia akan mengungkapkan bagaimana status itu akan mengubah segalanya. Pada saat itu juga, Elena menarik sebuah selebaran besar yang telah dipersiapkan lebih awal dari ruang VIP. Kertas itu dengan rapi dilipat, dan tatapannya seakan mengunci seluruh perhatian ruang yang kini hening.
"Semua pertemuan ini... menyenangkan, bukan?" Elena memulai dengan nada yang halus namun menusuk. Suaranya menggema di seluruh ruang perjamuan yang luas, membawa ketegangan dan rasa khawatir pada mereka yang tahu bahwa mereka berada dalam lingkaran permainan yang sangat berbahaya. "Tapi pertemuan ini akan berakhir dengan keputusan yang harus saya buat. Dan keputusan ini, saudara-saudaraku, tidak dapat diganggu gugat."
Suasana tiba-tiba terasa semakin panas, setiap kata yang keluar dari mulut Elena seperti memukul jantung mereka yang mendengarkan. Ia melangkah lagi, kali ini membuka selebaran besar yang berisi pernyataan resmi yang memuat keluarnya keluarga Linda dari lingkaran peringkat atas.
"Maka, dengan ini," kata Elena, "saya mengumumkan bahwa keluarga Linda, dengan peringkatnya yang kini sudah menurun ke-20, akan dikeluarkan dari lingkaran ini." Suaranya sangat tegas, dan seolah tidak ada ruang bagi penolakan.
Beberapa kepala keluarga yang hadir terkejut dan hanya bisa menahan napas mereka. Tak satu pun yang bisa menyembunyikan rasa tercengang. Beberapa mencoba mengalihkan pandangan mereka, tak ingin menjadi perhatian. Mereka tahu ini adalah saat yang sangat kritis. Semua anggota keluarga Linda menjadi pucat, namun mereka tak bisa berbuat apa-apa. Keluarga Linda yang dulunya dikenal memiliki posisi yang cukup kuat kini berada di ambang kehancuran.
"Apa alasan saya melakukan ini?" Elena melanjutkan tanpa terpengaruh oleh suasana yang memanas. "Dengan tegas saya katakan, bukan hanya karena ketidak patuhan terhadap norma-norma lingkaran ini. Tidak. Tapi karena tindakan kurang ajar yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga kalian... Aisya," Elena mengucapkan nama itu dengan tajam, suara penuh kebencian yang terselip dalam setiap suku kata.
Di tengah ruang yang serba tegang, Elena mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada pelayan yang telah menyiapkan sebuah gambar kejadian yang terjadi di taman beberapa waktu lalu—gambar yang menunjukkan Alvio yang terjatuh dan Aisya yang hendak menampar anaknya. Salah satu pelayan maju dengan cepat membawa gambar itu dan menyebarkannya di depan setiap orang yang hadir.
"Di sinilah pembuktian saya," lanjut Elena. "Tadi, di taman, anak saya, Alvio El Bara, tanpa sengaja menabrak Aisya. Dalam responsnya yang penuh amarah dan kebencian, Aisya berteriak dan berniat menampar anak saya, tanpa meminta maaf atau menunjukkan sedikitpun sikap empati. Bukankah ini sebuah tindakan yang patut dicontohkan bagi kita semua, bagaimana seorang wanita—anak dari keluarga besar—berkelakuan tanpa etika?"
Beberapa kepala keluarga saling memandang satu sama lain, perlahan mereka menyadari bahwa tidak ada ruang untuk ragu lagi. Mereka bisa merasakan besarnya pengaruh keluarga El Bara dan Elena yang kini di depan mereka, berbicara dengan penuh kekuasaan yang tak terbantahkan. Beberapa di antara mereka tahu bahwa jika mereka mengangkat suara, itu akan berisiko pada eksistensi keluarga mereka di lingkaran yang berbahaya ini.
"Dan jika kalian berpikir bahwa ini hanyalah sebuah urusan pribadi, kalian salah besar," Elena melanjutkan, "karena tindakan Aisya itu bukan hanya sebuah pengabaian terhadap anak saya. Itu adalah pelanggaran terhadap kehormatan lingkaran kita sendiri. Lingkaran ini adalah tempat untuk keluarga-keluarga yang dapat memegang integritas, yang dapat menjaga sopan santun dan adab. Mereka yang gagal, baik karena kebodohan ataupun kesombongan pribadi mereka, harus siap untuk dikeluarkan."
Setiap kata yang diucapkannya membuat udara semakin berat. Tak ada yang berani berbicara atau membantah, karena mereka tahu bahwa setiap ucapan Elena adalah hukum di lingkaran ini. Dengan tegas, Elena memberi isyarat pada Pak Jen yang telah berdiri di samping, memastikan keluarnya keluarga Linda dari perjamuan dan memberlakukan larangan bagi mereka untuk tampil kembali di masa depan.
"Selain itu," Elena menambahkan, suara rendah namun tajam, "untuk mereka yang berani menganggap enteng posisi kami, saya memberi satu peringatan keras: Jika Anda berani mengabaikan atau mengingkari keputusan kami hari ini, maka nasib Anda akan jauh lebih buruk daripada yang Anda lihat sekarang. Anda akan tersingkir dari lingkaran ini dalam sekejap, nama keluarga Anda akan hilang, dan keturunan Anda akan dikenang sebagai orang yang pernah menjadi bagian dari cerita kemerosotan."
Keheningan melanda kembali ruang perjamuan, mencekam.
Setiap kepala keluarga mulai merasa gemetar, hanya bisa mengamankan posisinya di bawah ancaman kekuasaan El Bara yang tak tertandingi. Mereka semua tahu satu hal: jika Elena bisa dengan begitu tegas mengeluarkan keluarga Linda, mereka yang lebih lemah sudah berada dalam risiko lebih besar. Hanya satu kata atau langkah yang salah dari mereka bisa membawa mereka menuju kehancuran secepat kilat.
Namun tak satu pun dari mereka yang berani mengungkapkan penolakan. Bahkan mereka lebih memilih untuk bergerak hati-hati, menilai setiap keputusan mereka selanjutnya dengan sangat hati-hati. Mereka tahu, setelah 30 tahun keluarga El Bara bersembunyi dalam bayang-bayang, sekarang mereka kembali dan segala sesuatu yang pernah mereka anggap aman akan berubah selamanya.
Elena menatap mereka semua, tanpa menunggu reaksi. Dengan anggun dan penuh percaya diri, ia meninggalkan ruang perjamuan, dan begitu pintu tertutup, semua orang di dalam ruangan kembali kepada keraguan yang menghantui mereka.
Ketika Elena berbalik dan meninggalkan aula perjamuan yang kini terasa sunyi, pandangan semua mata tertuju padanya. Pintu aula perlahan tertutup, meninggalkan para kepala keluarga yang terperangah dengan keputusan yang baru saja dikeluarkan, yang seperti guntur menyambar dari langit yang tak terduga. Tidak ada yang berani melangkah, tidak ada yang berani berkata. Mereka hanya diam, tenggelam dalam pikirannya masing-masing, menghitung konsekuensi dari apa yang baru saja terjadi.
Namun, tepat sebelum Elena menghilang dari pandangan mereka, suara rendah dan tegasnya kembali menggema di aula tersebut, menembus keheningan yang canggung dan berat.
"30 menit dari sekarang," katanya tanpa menoleh, suaranya cukup lantang untuk mengundang perhatian setiap individu yang berada di ruang tersebut. "Rapat petinggi peringkat akan dilaksanakan, dan dalam rapat ini, akan ada beberapa perubahan kecil." Elena berhenti sejenak, menegakkan punggungnya dengan gagah, dan melanjutkan, "Karena sudah terlalu banyak tikus tak tahu diri yang berlindung di dalam lingkaran ini."
Kata-kata itu seperti berderak di udara, memberikan beban yang berat bagi setiap orang yang mendengarnya. Beberapa kepala keluarga saling berpandangan dengan kebingungan, ada yang terkejut, ada pula yang seolah mencoba memahaminya. Mereka semua tahu bahwa tak satu pun peringatan dari Elena boleh dianggap remeh.
Elena tersenyum, sedikit memelankan langkahnya saat menjauh dari aula. "Sebentar lagi, kalian akan mengetahui betapa sedikitnya toleransi yang akan saya berikan," lanjutnya, tanpa memberi waktu bagi siapapun untuk melontarkan protes. "Saya ingin semua kalian memahami, setiap langkah kita sekarang akan lebih hati-hati. Dan jika kalian tidak berubah, jika kalian masih berpikir dapat bermain-main dengan kedudukan dan saling menjatuhkan, kalian akan merasakan akibatnya."
Dengan gesit dan penuh percaya diri, Elena melangkah keluar dari aula. Sepanjang perjalanannya, hanya suara langkah kakinya yang terdengar di koridor yang sepi, seolah-olah menghantui mereka yang tertinggal di dalam aula.
Mereka yang masih berada di aula, kini dengan hati yang berat, kembali mendalami pernyataan Elena. Tikus tak tahu diri—sebuah ungkapan yang jelas menunjuk pada keberadaan mereka yang terhitung lemah atau terlalu banyak kepentingan pribadi di dalam lingkaran yang besar ini. Setiap keluarga kini bertanya-tanya siapa yang akan jatuh, siapa yang tidak akan mampu bertahan jika perubahan ini benar-benar terjadi.
Salah satu kepala keluarga, yang tidak bisa menahan keingintahuannya, mulai berbicara pelan kepada rekannya yang duduk di sebelahnya. "Apakah... apakah kamu pikir keluarga kita akan selamat dalam perombakan yang akan datang ini?" tanyanya dengan khawatir.
"Tak ada yang tahu," jawab rekannya dengan suara yang hampir bisu. "Tapi yang pasti, kita harus bergerak hati-hati. Setelah ini, situasinya berbeda. Aku rasa, dengan keputusan yang baru saja diambil, kita mungkin akan berada dalam lingkaran yang lebih ketat."
Ketegangan semakin meliputi suasana. Setiap kepala keluarga yang hadir mulai menyadari bahwa apa yang telah Elena lakukan hari ini bukan sekadar pengumuman biasa. Ini adalah sebuah sinyal, sebuah pesan yang kuat bahwa perubahan besar akan segera datang. Mereka yang berada di puncak peringkat ini, yang merasa aman dalam kedudukan mereka selama ini, tidak bisa lagi berjalan bebas seperti dulu.
Dalam pertemuan ini, setelah 30 tahun keluarga El Bara berada dalam bayang-bayang, mereka kembali, dengan kekuatan yang jauh lebih besar dan tangan yang lebih tegas. Mereka tidak hanya akan mempertahankan peringkat pertama yang kini mereka duduki, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah yang mereka ambil ke depan akan menuntut perubahan dari setiap individu di lingkaran itu.
Satu hal yang jelas: mereka yang biasa meremehkan keberadaan El Bara kini terjebak dalam kekuatan besar yang tak bisa mereka hindari.
Di luar aula, Elena sudah berada dalam mobil mewah yang menunggu di luar gedung pertemuan. Di dalamnya, suasana menjadi lebih santai, namun tak sedikit pun menutupi kegigihan dan strategi yang sudah dirancang dengan cermat.
"Saya sudah melakukannya," gumam Elena kepada dirinya sendiri, hampir tidak terdengar oleh sopir yang berada di depan. "Tinggal menunggu hasilnya."
Dengan mobil meluncur cepat menuju markas besar keluarga El Bara, hanya ada satu pertanyaan yang menggelayut di benak para kepala keluarga: Siapakah yang akan terguling dan kehilangan posisi mereka berikutnya?