seorang pemuda menemukan orang yang tergeletak di pinggir jalan dengan keadaan penuh luka dan membawanya pulang kerumah.
"Baba?Baba sudah pulang?"tanya Raihan
"Apa yang kau katakan adik manis?"tanya pria asing tersebut
"kenapa Baba bicaranya aneh?"
bagaimana kelanjutannya mari kita baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimshu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Kanaya yang setelah keluar kamar yang di tempati Ken berjalan menuju ruang tengah dimana anak-anaknya sedang menonton.
Kanaya duduk sambil ikut menonton dan memperhatikan mereka sampai suara Rakha mengalihkan perhatiannya.
"Mama boleh Abang bicara sama mama"tanya Rakha
"Tentu saja boleh sayang memang Abang mau bicara apa sama mama?"ujar Kanaya
"Boleh kita bicara hanya berdua?"tanyanya lagi
"Baiklah ayo kita ke teras belakang biar lebih enak ngobrolnya"ajak Kanaya sambil berdiri
"Abang duluan ya mama mau ambil minum sama cemilan dulu biar enak ngobrol sambil minum es sirup"lanjutnya
"Sip mantep kalau itu ma...Abang duluan kalau gitu ya ma.."ucap Rakha
"Ya sana jalan sulu ke belakang"
Setelah itu Kanaya menuju dapur untuk membuat minuman dingin dan mengambil camilan di dalam toples untuk teman mereka ngobrol.
Entah apa yang mau di omongin anak sulungnya tersebut. Setelah kepergian sang ayah sikap dan sifat Rakha berubah drastis menjadi lebih dewasa dan selalu mendahulukannya dan adik-adiknya di bandingkan dirinya sendiri.
Selesai membuat minuman Kanaya berjalan menuju teras belakang dimana mereka mau mengobrol.
"Abang mau ngomongin apa sama mama nak?"tanya Kanaya setelah meletakkan nampannya
"Menurut mama setelah uncle Ken sembuh kita harus bagaimana?"tanya Rakha
"Bagaimana apanya kalau sudah sembuh ya biarkan dia pulang ke negaranya lah"jawab Kanaya dengan tenang
"Ish mama!!"sentak Rakha dengan memanyunkan bibirnya manja.
Kanaya yang jarang melihat sisi Rakha yang ini sangat terhibur. Sedewasanya seorang anak jika di depan orang tuanya pasti seperti bocah.
"Lah memangnya ada yang salah sama omongan mama?"tanya Kanaya
"Bukan begitu mama...dia kan sudah gak punya apa-apa lagi bahkan kartu identitas,pasti akan sulit jika harus membiarkannya kembali ke negaranya"terang Rakha
"Ah iya juga ya kenapa mama mendadak jadi pikun begini sih?"ujar Kanaya sambil menoyor kepalanya sendiri
"Ish ini lagi jangan di tonyo kepala mama"ujar Rakha sambil mengelus kepala mamanya.
Kanaya yang di wperlakukan seperti itu hanya bisa tersenyum senang dengan perhatian sang putra.
"Ya terus harus gimana,nggak mungkin kan dia harus tinggal di sini terus..."ucap Kanaya
"Ya nggak gitu juga maksud Abang mama... bagaimana kalau kita carikan kontrakan untuk sementara dia tinggal sampai ada saudaranya yang datang"usul Rakha
"Boleh juga nanti deh mama tanyai tetangga si sini kira-kira ada rumah yang di kontrakin apa nggak"ujar Kanaya
"Eh Abang coba deh nanti kalau Abang ke kamarnya tanya ada nomer saudaranya yang bisa di hubungi apa nggak,kalau ada kan lebih mudah"lanjutnya
"Iya deh nanti coba Abang tanyakan sama uncle Ken"jawab Rakha
"Ngomong-ngomong mama gak naksir sama uncle Ken?"tanya Rakha
"Nggak" jawab Kanaya singkat dan padat
"Ish mama nggak asik ah,kita kan dalam misi cari papa baru buat Raihan"ujar Rakha sambil cemberut
"Lah misinya kan cari papa buat adek bukan suami buat mama"jawab Kanaya sambil tersenyum melihat wajah sang putra
"Ya kalau papa buat adek kan artinya juga suami buat mama... astaghfirullah kenapa mamaku jadi gini sih..."ujar Rakha sambil mengusap mukanya dengan kedua tangannya Kanaya yang melihat hal itu tertawa
"Iya deh semaunya Abang saja,tapi nak bukankah dia berbeda dengan kita..."Kanaya mengeluarkan pendapatnya
"Iya juga ya mama, kira-kira dia mau nggak ya ma ikut kepercayaan kita"tanya Rakha
"Ya mana mama tau Abang...tapi Abang mama minta tolong jangan paksakan apapun ya nak...itu nggak baik"ujar Kanaya
"Jika memang sudah jodohnya pasti akan di satukan sama Allah jadi Abang jangan memaksakan apapun ya..."lanjutnya
"Ya nggak lah mama...jika memang dia mau biar dari hatinya"ucap Rakha
"Ngomong-ngomong kalian nggak ke bengkel mas Teguh,mas Teguhnya nggak nyariin Tah?"tanya Kanaya
"Hari ini libur dulu katanya karena tau Rakha mau ikut olimpiade"jawab Rakha sambil memakan kacang atom yang ada di toples
"Nggak usah ngoyok belajar sama ngerjainnya ya nak, di bawa santai saja kalau memang sudah rejekinya Abang pasti akan menang gak usah terlalu memaksakan"ujar Kanaya
"Yang penting kan Abang sudah belajar dan berusaha,Abang mau ikut olimpiade aja mama sudah bangga"lanjutnya
"Mama tenang saja Abang paham sama materinya kok,gak terlalu sulit juga jadi tenang saja ya mama..."ucap Rakha
Kanaya yang mendengar ucapan sang putra hanya tersenyum. Bukannya Kanaya nggak mau menyemangati karena dia tau seperti apa karakter Rakha jika dia sudah menginginkan sesuatu pasti akan gigih mengusahakannya.
Kanaya hanya takut Rakha sakit saat terlalu keras berusaha. Bagi Kanaya tidak penting juara putranya mau ikut saja sudah menjadi kebanggaan untuknya.
Namun sejauh ini yang Kanaya lihat putranya itu selalu bisa menjadi juara dan membawa pulang piala untuk sekolahnya.
🏵️🏵️🏵️🏵️
Hari beranjak sore setelah ngobrol dengan mamanya Rakha melaksanakan sholat ashar dengan mama dan para saudaranya.
Setelah sholat ashar Kanaya menuju dapur untuk menyiapkan bahan untuk masak makan malam. Tidak lupa juga menu untuk tamunya,meskipun sedikit ribet namun Kanaya ikhlas mengerjakannya.
Saat menyediakan bahan ternyata ada yang kurang akhirnya Kanaya berinisiatif pergi ke pasar induk untuk mencari apa-apa yang kurang sekalian belanja untuk jualan besok.
Di ruang tamu dia bertemu dengan Damar saat mau mengambil kunci motornya.
"Mam mau kemana?"tanya Damar
"Mau ke pasar induk sayang"jawab Kanaya
"Mas ikut ma sekalian biar bisa bawain belanjaan mama"ujar damar sambil mau berlalu ke kamarnya
"Nggak usah kamu di rumah saja sama yang lainnya ya sayang,mama masih bisa bawa sendiri belanjaannya"cegah Kanaya
"Pokoknya mas mau ikut sama mama,mas gak mau mama kenapa-napa kami hanya punya mama sekarang"ucap Damar dengan mata yang berkaca-kaca bersikeras ingin ikut
"Hahhh baiklah mas boleh ikut tapi jangan nangis ya...malu sama adiknya kalau nangis mas kan sudah besar"ujar Kanaya sambil mengelus kepala Damar
Setelah mendapat persetujuan sang mama Damar langsung menuju kamarnya untuk ambil jaket juga dompetnya siapa tau nanti di sana dia pengen beli sesuatu.
Di rasa sudah siap Damar keluar kamar berlalu menuju depan dimana sang mama sudah menunggu di atas motornya.
"Hari ini biar Abang yang bonceng mama,jadi mama di belakang aja"ucap Damar dengan tersenyum
"Baiklah anak mama yang ganteng...silahkan mas sekarang yang jadi kang ojek buat mama"ujar Kanaya dengan tersenyum juga.
Hal tersebut tidak luput dari perhatian seseorang,sungguh bahagianya mereka walaupun hidup sederhana.
Kanaya pergi dengan damar menuju pasar induk,biasanya sore begini banyak tengkulak yang baru datang.
Sekitar tiga puluh menit mereka sampai di pasar induk yang di tuju Kanaya. Damar langsung mencari tempat parkir setelah sang mama turun dari atas motor.
_________________
Terimakasih buat yang sudah membaca 🙏🙏🙏 jangan lupa tinggalkan jejak ya...🥰🥰🥰