NovelToon NovelToon
Nikah Paksa

Nikah Paksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

"Apa-apaan ini?" teriak Alexa.

"Nikah sama gue!" perintah Niko.

"Gak mau!" tolak Alexa.

"Lo nolak siap-siap gue hancurin karier lo!" ancam Niko.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Kedua Di Swiss

Alexa duduk di atas tempat mandi, membiarkan tubuh telanjangnya diguyur oleh air dingin yang keluar dari shower di atas kepalanya. Ia menekuk kedua lututnya, menyembunyikan wajahnya di antara lutut. Tubuhnya bergetar karena menangis.

Beberapa saat yang lalu Nicholas membentaknya bahkan mencengkram lehernya. Bukan hanya itu saja, Nicholas bahkan memaksanya. Sentuhannya begitu kasar membuat rasa nyeri di area intinya juga tubuhnya.

Sarapan pagi mereka berakhir buruk. Salahnya juga kenapa menyinggung soal Reza, tetapi kenapa Nicholas harus semarah itu. Bukankah hubungan mereka itu hanya sebatas pernikahan kontrak. Alexa tidak menduga itu sebelumnya.

Sudah satu jam Alexa menangis, sedangkan Nicholas entah pergi ke mana setelah memaksanya. Tubuhnya mulai mengigil, Alexa memutuskan untuk keluar dari tempat itu. Alexa mengambil handuk berwarna putih kemudian melilitkan handuk ke dadanya.

Keluar dari kamar Alexa tidak mendapati keberadaan Nicholas, ke mana pria itu pergi. Tidak mungkin pria itu meninggalkan dirinya sendirian di tempat itu bukan?

Ponselnya berdering mengalihkan perhatian Alexa. Ia mengurungkan niat untuk memakai baju saat layar ponselnya menunjukkan nama Hana. Sahabatnya melakukan panggilan Video. Alexa menerima panggilan Hana. Di layar ponselnya langsung menampilkan wajah Hana ceria, berbanding terbalik dengan keadaannya saat ini.

"Alexa."

"Hai."

"Lo di mana?"

"Swiss"

"Serius?"

"Hmmm!"

"Alexa, you oke?"

"Hmm."

"Ada apa? Lo nangis?"

"Gak apa-apa, Hana."

"Cerita sama gue."

"Hana, benar gue gak apa-apa?"

"Alexa …."

Beberapa kali dibujuk akhinya Alexa mau menceritakan apa yang terjadi pada mereka. Jujur Hana juga terkejut dengan perlakuan kasar Nicholas. Meskipun begitu Hana juga tidak sepenuhnya berpihak pada Alexa.

"Alexa, itu juga salah lo."

"Gua gak sengaja, Hana. Gue juga gak nyangka dia akan semarah itu."

"Lo tahu, Alexa? Dari awal sebenarnya gue curiga sama pernikahan dadakan lo itu. Tapi gue gak mau ikut campur. Gue yakin lo pasti punya alasan yang gak bisa lo kasih tahu sama gue, hingga lo ambil keputusan sebesar ini. Gue tahu lo, Alexa."

"Tapi dibalik itu semua gue merasa Nicholas cinta itu sama lo."

"Kenapa lo bisa berpikir begitu?"

"Dia rela datangin gue untuk nanya, tempat yang pengin lo kunjungin selama ini."

"Dia ngajak gue ke Swiss karena lo yang kasih tahu?"

"Iya Alexa."

"Tapi itu gak membuktikan semuanya, Hana."

"Tapi, Alexa. Dari tatapannya saja gue yakin dia cinta sama lo."

"Gue semakin bingung, Hana."

"Baiklah, lupakan tentang ini dulu. Gue telepon karena ada hal lain."

"Hal apa?"

"Si playing victim, Farah. Dia punya teman sekarang. Lo tahu Emma, 'kan? Dia masuk agency kita. Dia pasti sengaja ingin ngrecokin lo."

"Biarin saja. Lakukan saja jika dia bisa."

"Atau lo minta saja sama suami lo untuk keluarin dia dari agency kita."

"Gak ya, kalau gue lakuin ini pasti dia mikir gue takut sama dia."

"Benar juga ya. Ya udah Gue tutup teleponnya. Lo jangan lupa minta maaf sama suami lo. Masalah dia mau maafin lo atau tidak itu urusan belakangan."

"Hmmmm"

"Semangat ya."

Setelah itu sambungan telepon pun berakhir. Alexa menaruh ponselnya kembali ke meja nakas, setelah itu mengganti bajunya. Helaan napas Alexa begitu berat melihat tempat tidur yang berantakan, juga pakaian yang sebelumnya ia pakai berserakan di lantai. Pakaian itu robek, sudah tidak berbentuk lagi.

Alexa merapikan tempat tidur juga memunguti semua pakain itu, lantas membuangnya ke tempat sampah. Setelah itu duduk di sofa dengan menaikan kedua kakinyai, badannya bersandar ke samping. Air matanya kembali menetes mengingat bagaimana Nicholas memaksanya. Alexa tidak keberatan saat Nicholas memasukinya karena dia adalah suaminya, tetapi tidak dengan cara memaksa apalagi sampai berlaku kasar. Karena hal itu bisa membuat luka lamanya terbuka lagi, ia masih mengingat bagaimana dulu seorang pria memaksanya hingga dirinya harus kehilangan keperawanannya. Juga karena alasan itulah Reza tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannya.

Drrt …

Suara ponsel berdering membuat lamunan Alexa buyar. Ponsel di atas meja Alexa ambil. Keningnya mengerut melihat nomor Arif muncul di layar ponselnya. Tidak menunggu waktu lama Alexa menerima panggilan itu.

"Nyonya Anda tidak apa-apa?"

Satu pertanyaan itu membuat Alexa yakin Arif tahu apa yang sudah terjadi di sini.

"Berhenti bersikap formal sama gue, Arif. Kita sama-sama kerja sama Nicholas."

Meskipun tidak melihat, Alexa tahu jika Arif sedang mengela napas.

"Baiklah, Alexa. Kali ini gue bicara sebagai sahabat Nicholas bukan sebagai PA nya. Gue minta maaf atas nama Nicholas.

"Jadi tebakkan gue bener lo sudah tahu apa yang terjadi di sini."

"Ya gue tahu."

"Lo juga tahu alasannya?"

"Ya."

"Katakan semua yang lo tahu, Arif."

"Gue gak bisa, Alexa. Bukan ranah gue."

"Tolong, Arif. Gue takut gak bisa nanganin Nicholas nanti."

"Ini sebenarnya bukan hak gue. Tapi gue kasih tahu intinya."

Alexa mengangguk meskipun Arif tidak bisa melihatnya. Meskipun mungkin tidak akan puas Alexa tetap ingin tahu alasannya.

"Reza adalah salah satu orang yang ingin Nicholas bunuh."

Jangan ditanya bagaimana reaksi Alexa saat mengetahui itu. Merinding.

"Apa alasannya, Arif?"

"Maaf Alexa gue gak bisa mengatakan lebih dari ini. Gue gak ada hak. Suatu saat Nicholas pasti akan mengatakan semuanya sama lo."

"Arif …."

"Maaf, Alexa posisi gue sulit di sini."

"Lalu alasan dia menikahi gue benar karena harta?"

"Itu benar. Itu salah satu alasannya."

"Jadi ada alasan lain?"

"Ya"

"Apa karena Emma?"

"Tidak ada hubungannya sama dia. Dia bahkan tidak peduli dengan wanita itu."

"Untuk membuktikan jika dia bukan gay?"

"Itu juga salah satunya."

"Jadi ada berapa banyak alasan, Arif? Kalian benar-benar mencurigakan."

Terdengar tawa Arif di seberang sana.

"Lo paksa saja Nicholas untuk mengatakannya."

"Lo mau bikin gue dimaki sama dia?"

"Kalau gue yang bilang, gue bisa juga dimaki habis sama dia, Alexa."

"Kalian memang sebelas dua belas."

Arif tertawa lagi.

"Satu hal yang harus lo tahu, Alexa. Saat ini yang bisa ngendaliin Nicholas hanya lo. Asal lo tidak mengungkit masa lalu lo sama Reza, dia gak akan hilang kendali."

Mendengar perkataan Arif semakin membuat tanda tanya besar di kepala Alexa.

"Kalian semakin buat gue bingung."

"Tunggu sampai Nicholas siap mengatakannya secara langsung sama lo, Alexa. Percaya sama gue. Semuanya akan akan baik-baik saja."

"Baiklah."

"Gue tutup teleponnya."

"Tunggu!"

"Ada apalagi, Alexa."

"Kasih tahu alasan kenapa Nicholas bisa putus sama Emma. Gue mohon kasih tahu, ini penting."

"Dia selingkuh sama Reno. Lo kenal, 'kan?"

"Adik tirinya Nicholas."

"Yups."

"Oh my god."

"Gue tutup teleponnya."

"Tunggu!"

"Ya ampun, Alexa."

Alexa terkikik geli mendengar suara frustasi Arif.

"Nicholas bakal balik, 'kan? Dia gak akan ninggalin gue di sini sendiri, 'kan?"

"Lo suruh dia jangan tinggalin lo selamanya dia juga pasti mau."

Eh?

Sambungan pun berakhir. Arif mematikan secara sepihak. Nicholas bisa melenyapkan dirinya jika terlalu banyak buka suara kepada Alexa.

Bersamaan dengan itu pintu kamarnya terbuka, memunculkan Nicholas dari baliknya. Pandangan mereka di pertemukan di satu titik yang sama. Perasaan Alexa lega, tetapi juga masih ada perasaan takut.

"Nick." Alexa membuka suara setelah lama diam.

Nicholas melangkah mendekati Alexa, membawa tubuh wanita itu ke dalam pelukannya. Nicholas membungkuk menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alexa.

"Maaf," ucap Nicholas.

Alexa mengangkat kedua tangannya membalas pelukan Nicholas.

"Gue juga minta maaf. Gue gak ada maksud untuk menyinggung masa lalu gue. Dia udah gak penting buat gue," ucap Alexa. "Gue suka rela menyerahkan tubuh gue sama lo. Tapi tidak dengan cara kaya tadi. Itu sakit sekali."

Nicholas menarik diri dari pelukan itu, tanpa menjauhkan Alexa dari rasa tubuhnya.

"Maaf," sesal Nicholas.

"Jangan lakukan itu lagi," ucap Alexa diangguki oleh Nicholas. "Peluk gue lagi."

Nicholas terkekeh juga terkejut mendengar pemintaan Alexa. Meskipun begitu Nicholas tetap saja memeluk Alexa dengan erat, seolah tidak ingin melepaskan wanita itu meskipun hanya satu detik saja.

1
Upi Raswan
jangan jangaaaaan....Ada yg sepemikiran?
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang
sella surya amanda
lanjut kak
Maricha: siap Kak
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
lanjut kak
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
lanjut kak
sella surya amanda
lanjut
Maricha: siap kak
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut kak
Upi Raswan
kalian berdua gak nyadar kalo saling suka, bentar lagi buciiin deeeh
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
lanjut kak
Upi Raswan
ada yang mulai kepincut Kayaknya
sella surya amanda
lanjut kak
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
lanjut kak
sella surya amanda
lanjut
Maricha: siap Kakak
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut kak
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
lanjut kak
sella surya amanda
lanjut kak/S
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!