NovelToon NovelToon
Nikah Paksa

Nikah Paksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

"Apa-apaan ini?" teriak Alea

"Nikah sama aku!" perintah Niko.

"Gak mau!" tolak Alexa

"Kamu nolak siap-siap aku hancurin karier kamu juga kehidupan kamu!" ancam Niko.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Lima

Alexa duduk di atas tempat mandi, membiarkan tubuh telanjangnya diguyur oleh air dingin yang keluar dari shower di atas kepalanya. Ia menekuk kedua lututnya, menyembunyikan wajahnya di antara lutut. Tubuhnya bergetar karena menangis.

Beberapa saat yang lalu Nicholas membentaknya bahkan mencengkram lehernya. Bukan hanya itu saja, Nicholas bahkan memaksanya. Sentuhannya begitu kasar membuat rasa nyeri di area intinya juga tubuhnya.

Sarapan pagi mereka berakhir buruk. Salahnya juga kenapa menyinggung soal Reza, tetapi kenapa Nicholas harus semarah itu. Bukankah hubungan mereka itu hanya sebatas pernikahan kontrak. Alexa tidak menduga itu sebelumnya.

Sudah satu jam Alexa menangis, sedangkan Nicholas entah pergi ke mana setelah memaksanya. Tubuhnya mulai mengigil, Alexa memutuskan untuk keluar dari tempat itu. Alexa mengambil handuk berwarna putih kemudian melilitkan handuk ke dadanya.

Keluar dari kamar Alexa tidak mendapati keberadaan Nicholas, ke mana pria itu pergi. Tidak mungkin pria itu meninggalkan dirinya sendirian di tempat itu bukan?

Ponselnya berdering mengalihkan perhatian Alexa. Ia mengurungkan niat untuk memakai baju saat layar ponselnya menunjukkan nama Hana. Sahabatnya melakukan panggilan Video. Alexa menerima panggilan Hana. Di layar ponselnya langsung menampilkan wajah Hana ceria, berbanding terbalik dengan keadaannya saat ini.

"Alexa."

"Hai."

"Kami di mana?"

"Swiss"

"Serius?"

"Hmmm!"

"Alexa, you oke?"

"Hmm."

"Ada apa? kamu menangis?"

"Gak apa-apa, Hana."

"Cerita sama aku."

"Hana, benar aku gak apa-apa?"

"Alexa …."

Beberapa kali dibujuk akhinya Alexa mau menceritakan apa yang terjadi pada mereka. Jujur Hana juga terkejut dengan perlakuan kasar Nicholas. Meskipun begitu Hana juga tidak sepenuhnya berpihak pada Alexa.

"Alexa, itu juga salah kamu."

"Aku gak sengaja, Hana. Aku juga gak nyangka dia akan semarah itu."

"Kamu tahu, Alexa? Dari awal sebenarnya aku curiga sama pernikahan dadakan kamu itu. Tapi aku gak mau ikut campur. Aku yakin kamu pasti punya alasan yang gak bisa kamu kasih tahu sama aku, sehingga kamu ambil keputusan sebesar ini. Aku tahu kamu, Alexa."

"Tapi dibalik itu semua aku merasa Nicholas cinta itu sama kamu"

"Kenapa kamu bisa berpikir begitu?"

"Dia rela datengin aku untuk nanya, tempat yang pengin kamu kunjungin selama ini."

"Dia ngajak aku ke Swiss karena kamu yang kasih tahu?"

"Iya Alexa."

"Tapi itu gak membuktikan semuanya, Hana."

"Tapi, Alexa. Dari tatapannya saja aku yakin dia itu cinta sama kamu"

"Aku semakin bingung, Hana."

"Baiklah, lupakan tentang ini dulu. Aku telepon karena ada hal lain."

"Hal apa?"

"Si playing victim, Farah. Dia punya teman sekarang. Kamu tahu Emma, 'kan? Dia masuk agency kita. Dia pasti sengaja ingin ngrecokin kamu."

"Biarin saja. Lakukan saja jika dia bisa."

"Atau kamu minta saja sama suami kami untuk keluarin mereka dari agency kita."

"Gak ya, kalau aku lakuin ini pasti dia mikir aku takut sama mereka."

"Benar juga ya. Ya udah aku tutup teleponnya. Kamu jangan lupa minta maaf sama suami kamu. Masalah dia mau maafin kamu atau tidak itu urusan belakangan."

"Hmmmm"

"Semangat ya."

Setelah itu sambungan telepon pun berakhir. Alexa menaruh ponselnya kembali ke meja nakas, setelah itu mengganti bajunya. Helaan napas Alexa begitu berat melihat tempat tidur yang berantakan, juga pakaian yang sebelumnya ia pakai berserakan di lantai. Pakaian itu robek, sudah tidak berbentuk lagi.

Alexa merapikan tempat tidur juga memunguti semua pakain itu, lantas membuangnya ke tempat sampah. Setelah itu duduk di sofa dengan menaikan kedua kakinyai, badannya bersandar ke samping. Air matanya kembali menetes mengingat bagaimana Nicholas memaksanya. Alexa tidak keberatan saat Nicholas memasukinya karena dia adalah suaminya, tetapi tidak dengan cara memaksa apalagi sampai berlaku kasar. Karena hal itu bisa membuat luka lamanya terbuka lagi, ia masih mengingat bagaimana dulu seorang pria memaksanya hingga dirinya harus kehilangan keperawanannya. Juga karena alasan itulah Reza tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannya.

Drrt …

Suara ponsel berdering membuat lamunan Alexa buyar. Ponsel di atas meja Alexa ambil. Keningnya mengerut melihat nomor Arif muncul di layar ponselnya. Tidak menunggu waktu lama Alexa menerima panggilan itu.

"Nyonya Anda tidak apa-apa?"

Satu pertanyaan itu membuat Alexa yakin Arif tahu apa yang sudah terjadi di sini.

"Berhenti bersikap formal sama aku Arif. Kita sama-sama kerja sama Nicholas."

Meskipun tidak melihat, Alexa tahu jika Arif sedang mengela napas.

"Baiklah, Alexa. Kali ini aku bicara sebagai sahabat Nicholas bukan sebagai PA nya. Aku minta maaf atas nama Nicholas.

"Jadi tebakkan aku bener kamu sudah tahu apa yang terjadi di sini."

"Ya aku tahu. Beberapa saat yang lalu Nicholas telepon aku."

"Kamu juga tahu alasannya?"

"Ya."

"Katakan semua yang kamu tahu, Arif."

"Aku gak bisa, Alexa. Bukan ranah aku."

"Tolong, Arif. Aku takut gak bisa nanganin Nicholas nanti."

"Ini sebenarnya bukan hak aku.Tapi akan kukasih tahu intinya."

Alexa mengangguk meskipun Arif tidak bisa melihatnya. Meskipun mungkin tidak akan puas Alexa tetap ingin tahu alasannya.

"Reza adalah salah satu orang yang ingin Nicholas bunuh."

Jangan ditanya bagaimana reaksi Alexa saat mengetahui itu. Merinding.

"Apa alasannya, Arif?"

"Maaf Alexa aku gak bisa mengatakan lebih dari ini. Aku gak ada hak. Suatu saat Nicholas pasti akan mengatakan semuanya sama kamu"

"Arif …."

"Maaf, Alexa posisi aku sulit di sini."

"Lalu alasan dia menikahi aku benar karena harta?"

"Itu benar. Itu salah satu alasannya."

"Jadi ada alasan lain?"

"Ya"

"Apa karena Emma?"

"Tidak ada hubungannya sama dia. Dia bahkan tidak peduli dengan wanita itu."

"Untuk membuktikan jika dia bukan gay?"

"Itu juga salah satunya."

"Jadi ada berapa banyak alasan, Arif? Kalian benar-benar mencurigakan."

Terdengar tawa Arif di seberang sana.

"Kamu paksa saja Nicholas untuk mengatakannya."

"Dia tidak akan mengatakannya"

"Kalau aku yang bilang, aku akan dimaki habis sama dia, Alexa."

"Kalian memang sebelas dua belas."

Arif tertawa lagi.

"Satu hal yang harus kamu tahu, Alexa. Saat ini yang bisa ngendaliin Nicholas hanya kamu. Asal kamu tidak mengungkit masa lalu kamu sama Reza, dia gak akan hilang kendali."

Mendengar perkataan Arif semakin membuat tanda tanya besar di kepala Alexa.

"Kalian semakin membuat aku bingung."

"Tunggu sampai Nicholas siap mengatakannya secara langsung sama kamu, Alexa. Percaya sama aku Semuanya akan akan baik-baik saja."

"Baiklah."

"Gue tutup teleponnya."

"Tunggu!"

"Ada apalagi, Alexa."

"Kasih tahu alasan kenapa Nicholas bisa putus sama Emma. Gue mohon kasih tahu, ini penting."

"Dia selingkuh sama Reno. Kamu kenal, 'kan?"

"Adik tirinya Nicholas."

"Yups."

"Oh my god."

"Aku tutup teleponnya."

"Tunggu!"

"Ya ampun, Alexa."

Alexa terkikik geli mendengar suara frustasi Arif.

"Nicholas bakal balik, 'kan? Dia gak akan ninggalin aku di sini sendiri, 'kan?"

"Kamu suruh dia jangan tinggalin kamu selamanya dia juga pasti mau."

Eh?

Sambungan pun berakhir. Arif mematikan secara sepihak. Nicholas bisa melenyapkan dirinya jika terlalu banyak buka suara kepada Alexa.

Bersamaan dengan itu pintu kamarnya terbuka, memunculkan Nicholas dari baliknya. Pandangan mereka di pertemukan di satu titik yang sama. Perasaan Alexa lega, tetapi juga masih ada perasaan takut.

"Nick." Alexa membuka suara setelah lama diam.

Nicholas melangkah mendekati Alexa, membawa tubuh wanita itu ke dalam pelukannya. Nicholas membungkuk menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alexa.

"Maaf," ucap Nicholas.

Alexa mengangkat kedua tangannya membalas pelukan Nicholas.

"Aku juga minta maaf. Aku gak ada maksud untuk menyinggung masa lalu aku. Dia udah gak penting buat aku," ucap Alexa.

"Hmmm," gumam Nicholas.

"Aku suka rela menyerahkan tubuhku padamu. Tapi tidak dengan cara kaya tadi. Itu sakit sekali."

Nicholas menarik diri dari pelukan itu, tanpa menjauhkan Alexa dari rasa tubuhnya.

"Maaf," sesal Nicholas.

"Jangan lakukan itu lagi," ucap Alexa diangguki oleh Nicholas. "Peluk aku lagi."

Nicholas terkekeh juga terkejut mendengar pemintaan Alexa. Meskipun begitu Nicholas tetap saja memeluk Alexa dengan erat, seolah tidak ingin melepaskan wanita itu meskipun hanya satu detik saja.

1
tina
lanjut kak
tina
lanjut
Maricha: siap 😍😍😍😍🥰
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Eny Agustin Pramita
lanjut doonkkkk....
tina
lanjut kak
Reni Anjarwani
doubel up
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
sengaja ya Alexa,,suka banget bikin suami mu naik darah...
sabaaaar yaaa ,,sebentar juga malam
tina
lanjut kak
Upi Raswan
semua warisan untuk istrinya ...kereeen nicholas, Alexa pasti bakalan kaget sampai njundil ,, tapiii kira2 Alexa bakalan marah gak yaa kalo suatu saat nicho ngaku kalo dia pria yg bersamanya malam itu. Nicho kenapa kesannya membiarkan pelaku penjebakan?
ditunggu jawabannya thoor ,,kalo bisa jangan kelamaan hehe
Maricha: siap Kak
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
jangan jangaaaaan....Ada yg sepemikiran?
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang
Maricha: Untuk sementara off dulu ya Kak. Stori ini lagi proses revisi total
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!