Gadis suci harus ternoda karena suatu keadaan yang membuat dia rela melakukan hal tersebut. Dia butuh dukungan dan perhatian orang sekitarnya sehingga melakukan hal diluar batas.
Penasaran dengan ceritanya, simak dan baca novel Hani_Hany, dukung terus yaa jangan lupa like! ♡♡♡♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Awal masuk kelas XII mulai ada yang mengetahui aib Diana baik di sekolah mau pun di lingkungannya. Tetapi orang tuanya tetap bukan, bukan karena tidak mau menegur tetapi tidak dengar gosip tersebut.
"Kamu selingkuhannya pak Wijaya ya?" tanya teman laki²nya namanya Nata, cowok ini agak gila tapi terlihat normal.
"Ish kamu kenapa sih Nata?" tanya Teman cewek Diana namanya Asiah.
"Itu teman kamu Lon**, kamu masih mau temenan sama dia? Ih." ucapnya sok suci.
"Sudah sana pergi, gak usah urusi urusan orang Nata." peringat Asiah. "Ayo Diana." ajaknya dan Diana hanya tersenyum.
Anak SMK kalau kelas XII semester satu akan melakukan PKL atau Praktek Pengenalan Lapangan. Diana akan pergi ke PKL bersama teman²nya. Saat ditempat PKL awalnya aman tapi lama² Diana jadi bahan bulian.
"Diana, ayo kita berangkat." ajak Asiah teman satu PKL nya.
"Iya." jawabnya singkat. Diana jadi anak pendiam sejak adanya pembulian di sekolah, saat masuk kelas XII.
"Diana, kamu mau temani saya ke sungai?" tanya Asiah.
"Ngapain Asiah?" tanya Diana heran.
"Kita jalan² saja, dekat kok dari sini." ajak Asiah. Teman PKL satu tim ada enam orang yaitu Diana, Anti, Jefri, Joko, Adi, dan Diki. Mereka merupakan Posko 1, dan Posko 2 ada Asiah, Tika, Andri, Edi, Tora, dan Yuli.
"Iya deh. Ayo." ucap Diana nurut.
"Ayo cari paria, itu disana ada buahnya." ajak Asiah.
"Wah iya. Lumayan Asiah bisa dimasak di rumah." ucap Diana semangat. Mereka memetik buah paria untuk disayur. "Seru juga." batin Diana.
"Ayo pulang sudah sore nih." ajak Asiah dan Diana hanya mengangguk. Dua bulan di PKL semua normal, masuk bulan ke tiga mulai ada huru hara.
"Hay adik²." sapa senior di tempat mereka PKL.
"Hay kak. Cari siapa?" tanya Asiah.
"Cari Diana boleh?" tanya senior tersebut namanya Rudi.
"Yang ada Asiah kak, kenapa carinya Diana?" tanyanya menggoda. Diana memang cantik, putih, hidungnya mancung, ramah, sebenarnya anaknya ramai humoris dan heboh, tapi semenjak di buli dia jadi pendiam.
"Dia lebih menarik de." ucap kak Rudi.
"Ish kak Rudi mah, Asiah lebih gelis pisan euy." ucap Asiah manja.
"Tapi lebih pengalaman Diana neng. Kamu masih polos atuh!" ucapnya mulai pada tujuannya.
"Maksudnya kumaha et dah?" tanya Asiah.
"Iya dia sudah pernah sama om om kan?" bisik kak Rudi.
"Kak Rudi jangan sembarangan ya, dilarang memfitnah karena itu lebih kejam dari pembunuhan." ucap Asiah sangar dalam mode galak.
"Jangan serem gitu atuh neng!" bujuk kak Rudi. "Sok panggil kan Diana nya!" ucapnya lagi.
Asiah masuk memanggil Diana. "Ada yang nyari kamu tuh!" ucap Asiah cemberut.
"Muka kamu kenapa?" tanya Diana heran. "Emang siapa yang nyari saya?" tanya Diana lagi karena dia sedang sibuk mengisi buku absen lapangannya meski nyontek punya Anti sebagai contoh saja.
"Sana keluar ada tamu." ucap Asiah jutek. "Yang dicariin orang cuma Diana doang, kapan ada yang cari aku?" batin Asiah.
"Permisi, kakak nyari saya?" tanya Diana karena Rudi membelakanginya meski pun duduk.
"Iya neng. Kamu kenal saya?" tanya Rudi.
"Maaf kak. Ada apa ya?" tanpa menjawab pertanyaan Rudi, Diana balik tanya.
"Temani kakak jalan² yuk neng." ya kak Rudi suku Sunda.
"Maaf kak, Diana sibuk." tolaknya lembut.
"Nanti akang bayar deh!" ucapnya lagi.
"Ha?" tanya Diana. "Maksudnya apa ya? Apa dia tau masa laluku? Memang masih baru tapi aku dah taubat." batin Diana. "Maaf ya kak aku gak bisa." tolaknya lagi.
"Ayolah Dian, hanya jalan² doang kok! Suntuk nih kerja terus." mohonnya dengan wajah memelas.
"Ada apa ini?" Jefri datang tiba².
"Gak ada apa² Jefri. Hay Bro!" sok akrabnya kak Rudi pada Jefri.
"Kenapa kak? Kayak penting percakapannya sampai berduaan. Mana yang lain Diana?" tanya Jefri.
"Yang lain di dalam kamar kerja laporan Jef." ucap Diana terus menatap Jefri penuh permohonan. "Bantu aku usir dia Jef." batin Diana.
"Ayo masuk sama yang lain Diana, karena kita harus selesaikan laporan mingguan dan bulanannya." ajak Jefri. Jefri memang ketua tim dalam kelompoknya Diana. Di tempat tinggal mereka ada dua kamar tidur, ada ruang tamu, ada dua kamar mandi, dan dapur. Sedangkan Diana ngobrolnya di teras bersama kak Rudi.
"Iya Jef. Kak aku pamit. Permisi." tanpa menunggu jawaban dari kak Rudi maka Diaba langsung masuk untuk menghindari hal negatif.
"Ada apa kak mencari Diana?" tanya Jefri penasaran.
"Mau ngajak jalan Jef. Boleh gak?" tanyanya balik.
"Tanya saja sama orangnya kak, aku bukan bapaknya." ucap Jef enteng. "Kalau dia mau silahkan tapi kalau gak mau jangan dipaksa kak." peringat Jefri. Dia cuek tapi baik dan perhatian dengan timnya.
"Ada apa kak Rudi mencarimu Diana?" tanya Anti.
"Gak ada apa² kok kak." ucap Diana tersenyum manis lalu melanjutkan kegiatannya yang tertunda.
......................
Happy reading !
Sebenarnya Thor agak berat nulis ini, kayaknya kurang pendukung hehehehe.
Semangat untuk diri sendiri ♡♡♡