NovelToon NovelToon
Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy2R

Luna harus menerima kenyataan pahit saat mengetahui jika suaminya yang baru saja menikahinya memiliki hubungan rahasia dengan adiknya sendiri.
Semuanya bermula saat Luna yang memiliki firasat buruk di balik hubungan kakak beradik suaminya (Benny dan Ningrum) yang terlihat seperti bukan selayaknya saudara, melainkan seperti sepasang kekasih.

Terjebak dalam hubungan cinta segitiga membuat Luna pada akhirnya harus memilih pada dua pilihan, bertahan dengan rumahtangganya yang sudah ternodai atau memilih menyerah meski perasaannya enggan untuk melepas sang suami..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy2R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Benny Sudah Tahu)

Beberapa saat sebelumnya.

Benny tersadar dari mabuknya. Ia bangun dari lantai dengan cara meraba dinding apartemen. Ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut sambil sesekali merintih kesakitan.

"Aah, pusing sekali kepalaku. Mana dingin lagi. S*alan si Bayu, tega sekali dia meletakkanku di atas lantai, di depan kamar mandi pula." gerutunya.

Dengan penglihatan yang belum sepenuhnya kembali normal, Benny mencoba melayangkan pandangannya ke segala sudut ruangan demi mencari sosok Bayu.

"Ke mana Bayu? Apa dia sedang berada di kamarnya?" gumamnya.

Ceklek..

Perlahan, Benny membuka pintu kamar Bayu dan melangkah masuk ke dalam sana.

"Bay," panggilnya pelan.

Namun, bukan sosok Bayu yang ia temukan di dalam kamar melainkan sebuah fakta yang mengejutkan hatinya.

Tak sengaja Benny melihat sebuah pigura yang sangat besar menempel di dinding, di atas ranjang milik Bayu.

Pigura itu berisi sebuah foto pra-wedding Bayu dengan seorang wanita yang teramat dikenalinya.

"Da- Danisha.." lirihnya menyebut nama calon pengantin Bayu.

Dalam foto, Bayu tampak begitu tampan dan bahagia, ia mengenakan jas berwarna biru tua dengan kemeja putih sebagai dalamannya. Ia tersenyum lebar sembari memeluk Danisha dari belakang.

Sedangkan Danisha, ia pun juga terlihat begitu bahagia. Senyum lebarnya menambah aura kecantikannya. Ia mengenakan gaun tak berlengan berwarna biru tua dengan sarung tangan tipis berwarna putih.

Di tangan kiri Danisha, ia memegang sebuah buket bunga mawar berwarna putih. Tangan kanannya memegang lengan Bayu yang tengah memeluknya.

Latar belakang foto pra-wedding itu, mengingatkan Benny pada obrolannya dengan Danisha di masa lalu.

"Kalau suatu hari nanti kita mau foto pra-wedding, aku mau kita fotonya di Belanda," kata Danisha dulu.

"Kenapa harus di Belanda, Sayang?"

"Karena di sana ada banyak sekali bunga yang aku sukai, Benn. Kamu tahu sendiri kan kalau aku suka dengan bunga-bunga,"

"Hemh.. baiklah. Aku akan mengabulkan keinginanmu itu kelak," ucap Benny.

"Benarkah? Janji ya?"

"Iya, janji." angguk Benny.

Tersadar dari ingatan masa lalunya, Benny pun langsung buru-buru kembali keluar dari kamar Bayu dan berpura-pura tak mengetahui apapun.

"Bay!!" panggilnya setengah berteriak.

**

Sepulangnya dari apartemen Bayu, Benny langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuknya.

Matanya yang tadi sangat mengantuk dan kepalanya yang pusing, entah bagaimana bisa tiba-tiba menghilang.

Benny mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jasnya, ia lalu menghidupkan kembali ponselnya.

Tling.

Tling.

Beberapa pesan masuk juga notifikasi panggilan tak terjawab langsung memenuhi beranda ponsel miliknya.

Saat aplikasi WhatsApp-nya ia buka, terlihat sebuah pesan dari teman dekatnya yang langsung mencuri perhatiannya.

Bayu: [Mengirimkan sebuah gambar.]

Bayu: [Datanglah bersama Luna. Maaf kalau aku terlambat mengabarimu.]

Benny tersenyum. Ia lalu mengetikkan sebuah balasan untuk pesan yang dikirim Bayu.

Benny: [Aku tak ingin merusak hari bahagia kalian. Doaku, semoga pernikahan kalian langgeng sampai maut yang memisahkan.]

Benny: [Noted: Sorry, tadi aku sudah lancang masuk ke dalam kamarmu. Aku melakukannya dengan setengah kesadaranku.]

Emoticon tertawa Benny sematkan pada kalimat terakhirnya.

Tling.

Bayu: [S*alan! Pantas saja kamu bisa tahu mengenai rencana pernikahanku dengan Danisha.]

Benny hanya tersenyum saja membaca pesan balasan Bayu. Ia tak berniat membalas pesannya dan memilih untuk keluar dari kolom pesan milik Bayu.

Benny beralih pada pesan Luna. Dilihatnya beberapa pesan masuk yang belum dibacanya.

Luna: [Di manapun kamu berada, aku berharap kamu baik-baik saja, Mas.]

Begitu pesan terakhir Luna.

Benny: [Maaf, Luna. Kepalaku sedang pusing tadi. Untuk menenangkan diri, aku pergi ke apartemen temanku dan mengobrol lama bersamanya di sana.]

Centang dua abu-abu.

Benny melihat jam terakhir Luna online.

"Sudah sejam yang lalu." gumamnya.

Benny meletakkan ponselnya di atas nakas sebelum ia memejamkan mata.

**

Keesokan harinya..

Tok tok tok.

"Mas.."

Suara ketukan di pintu kamar serta sebuah suara yang memanggilnya membuat Benny langsung membuka matanya lebar-lebar.

"Luna??" panggilnya kepada si pemilik suara.

"Kamu sudah bangun?" tanya Luna dari balik pintu.

Bergegas Benny beranjak dari ranjangnya. Ia berjalan cepat mendekati pintu kamarnya.

Ceklek..

Saat pintunya terbuka lebar, terlihatlah sosok cantik Luna yang yang sedang tersenyum kepadanya.

Benny pun membalas senyuman istrinya itu, "Pagi, Sayang.." ucapnya seraya merentangkan kedua tangannya.

Tepat, saat Benny hendak memeluk Luna, dengan cepat Luna terlebih dahulu menekan dada Benny dengan telapak tangannya.

Senyumnya yang tadi mengembang, tiba-tiba saja lenyap dan tatapannya yang tadi melembut, sekarang berubah garang.

"Kamu bohong sama aku ya, Mas? Kamu bilangnya kamu dari apartemen temanmu, tapi kenapa kamu bau alkohol? Memangnya sejak kapan apartemen temanmu itu berubah jadi tempat jual beli minuman beralkohol, hah?" ketus Luna.

Benny baru teringat jika dirinya dari semalam belum juga membersihkan diri. Itu sebabnya, bau alkohol juga bau muntahan masih melekat di pakaiannya.

"Malah diam!"

"Kamu ke bawah dulu ya, Lun, soalnya kalau kamu menungguku di dalam kamar, kamu bakalan lebih marah nantinya padaku," ucap Benny sembari membalikkan tubuh Luna.

"Memangnya ada apa di dalam kamarmu, Mas?"

"Bau muntahan sama bau rokok," jawab Benny sekenanya.

"Iyuhh, menjijikkan!"

Setelah Luna berlalu, Benny langsung buru-buru mengunci pintu kamarnya lagi. Tanpa banyak membuang waktu, Benny lantas membersihkan diri di dalam kamar mandi.

Tak lupa ia juga membawa serta pakaiannya yang kemudian ditaruhnya ke dalam keranjang pakaian kotornya yang ia letakkan di pojokan kamar mandi.

Sekitar 15 menitan berlalu, Benny terlihat sudah rapi dan wangi. Ia lalu keluar dari kamarnya dan berjalan pelan menuruni tangga.

"Luna.." panggilnya setengah berteriak.

Benny mencari keberadaan Luna mulai dari teras rumahnya hingga ke dalam rumah, namun belum juga ia menemukan sosok istrinya itu.

"Di mana Luna?" gumamnya.

"Sudahlah, Luna, tolong jangan bertengkar lagi dengan Ningrum."

Saat berjalan mendekat ke arah halaman belakang, tiba-tiba saja Benny mendengar suara tangisan mamanya. Ia pun segera menuju ke sumber suara.

"Mama tahu sendiri kan bagaimana kelakuan Ningrum ke mas Benny? Mama juga tahu kan kalau Ningrum selama ini selalu berniat menghancurkan pernikahanku dengan mas Benny, tapi kenapa Mama lagi lagi membela Ningrum?!" teriak Luna di sela isak tangisnya.

"Mama tahu, Luna, tapi mau bagaimanapun Ningrum tetaplah anak Mama, dia juga adik iparmu. Maafkan sajalah perbuatan Ningrum," ucap Retno sembari memegangi tangan Luna.

Benny mendekat, ia lantas berdiri di samping Retno sambil memegang kedua bahu sang mama.

"Ada apa ini?" tanyanya sembari melayangkan pandangan ke Luna, Retno dan Ningrum.

"Luna memarahi Ningrum, Benn, tapi Mama tak tahu apa penyebabnya Luna seperti itu bahkan yang lebih parahnya lagi tadi Mama melihat kalau Luna menampar pipi Ningrum sampai pipi Ningrum memerah," adu Retno.

Benny menghela nafasnya panjang, "Sebenarnya ada apa sih, Lun? Apa yang membuatmu semarah itu pada Ningrum?" tanyanya.

Luna menatap tajam ke arah Ningrum yang saat itu sedang menundukkan kepalanya.

"Ningrum berkata sesuatu yang membuatku jijik padanya, Mas," jawab Luna tanpa memalingkan pandangannya dari Ningrum.

"Memangnya Ningrum berkata apa ke kamu?"

"Ningrum bilang kalau-"

_

1
Uti Enzo
Luar biasa
Ma Em
Ningrum si biang kerok yg mau memisahkan Luna dan Benny sengaja diadu domba agar mereka salah paham begitu juga dengan ibunya Benny dan pak Hendra mertuanya Luna agar mereka bisa benci sama Luna nomor WA Luna diganti agar tdk bisa dihubungi dan menghubungi emang dasar si Ningrum setan sdh usir saja si Ningrum dari rumah pak Hendra
Ma Em
Ningrum cuma anak pembantu yg diangkat derajatnya dijadikan anak angkat sama majikan ibunya tdk tau diri malah mau menggangu pernikahan anak majikannya si Beny yg blm bisa move on dari Ningrum begitu jg Ningrum tdk mau melepaskan Beny kalau kata aku mah mending Luna berpisah saja sama Beny daripada cuma makan hati sama Beny dan Ningrum
Ma Em
Luar biasa
Kafuka Fuura
Aku senang banget tidak salah pilih membaca cerita ini, semoga selalu berlangsung terus thor!
Mommy2R: terima kasihh 🤩
total 1 replies
NotLiam
Wow, thor punya bakat menulis yang luar biasa!
Mommy2R: terima kasihh 😍
total 1 replies
Mommy2R
SELAMAT MEMBACA 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!