Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Alexa memeriksa kondisi ponselnya, lalu meninggalkan kamar Evan dibiarkan terbuka.
"Ingat anak kurang ajar jika kamu berbuat masalah dengan putraku ditempat kerjanya, aku tidak akan memaafkan kamu.".
Alexa tidak menggubrisnya ia berlalu tanpa menanggapi Sofie, membuat wanita itu seketika dibuat marah oleh Alexa.
"Kurang ajar! Semakin berani aja anak Alena!"
Aditya masih menunggu nya dengan tenang didepan gerbang rumah Alexa, ia melihat wanita itu gegas berlari kearahnya dan segera pergi menuju cafe.
Disepanjang perjalanan mereka mengobrol, mengenang masa lalu, yang pernah di perbuat Alexa pada Aditya.
Tawa, juga Senda gurau menghiasi perjalanan mereka hingga tidak terasa sudah sampai ditempat kerja Alexa saat ini.
Evan menatap mereka dari kejauhan Alexa begitu bahagia dengan pria yang bernama Aditya itu, beberapa saat saja setelah Aditya pergi Alexa masuk dan mendapati Evan tengah memperhatikan nya.
Pria itu tahu jika saat ini Alexa tengah berjalan kearahnya dan berusaha ia pun mengindari Alexa, pria itu sudah tahu apa yang akan dipertanyakan nya saat ini.
Hendak ia melangkah pergi, seketika Alexa menghadangnya dan menghentikan langkahnya pria itu.
"Van gue mau ngomong"
"Ada apa?"
"Lo yang hapus pesan dari Adit kan?"tanya Alexa penuh selidik.
"Mana gue tahu" pergi menuju ruangan nya.
Alexa menyusul keruangan Evan mereka bisa berbicara leluasa disana tanpa mendapat perhatian dari orang banyak termasuk para pegawai cafe.
"Van!"
"Apa sih Lex?" berbalik.
"Jawab gue?"
Evan mendelik. "Gue udah jawab dan gue gak tahu pesan apapun, puas!"
Alexa masih belum menyerah ia terus mendesak Evan, karena semalam ponselnya itu tidak bersama nya ia menaruh ponsel itu di kantung jaket yang ia pinjam kan pada Evan.
"Lo boong kan, gue tahu Lo benci sama gue Lo punya hak mau melakukan apapun juga terserah tapi jangan ganggu privasi gue,"
Ucap Alexa begitu mengena di hatinya, sehingga membuat ia ambigu tak tahu harus berkata-kata. ia tahu jika dirinya sudah melakukan sesuatu tanpa seizin nya dan itu suatu yang salah.
Akan tetapi ia tidak tahu setelah membaca pesan itu, muncul rasa tidak suka dan ingin sekali ia membanting ponsel itu sekeras mungkin, namun Evan sadar sehingga ia hanya menghapus pesan itu.
Shit!
"Sorry"
Alexa tidak menjawab gadis itu gegas pergi dan meninggalkan ruangan Evan.
Pria itu diam mematung tanpa menghalangi Alexa pergi. Dia menyadari suda mengganggu privasi nya.
Evan termenung sendiri ia pun tidak mengerti mengapa ia selalu protektif terhadap Alexa, bahkan gadis itu bukan wanita istimewa didalam hidupnya.
Apalagi sebelum ia datang Evan susah tidak menyukai keluarga nya, Evan masih menaruh benci ketika ibunya berselingkuh dengan Anwar yang kini menjadi ayahnya.
"Apa sih yang gue pikirin? Kenapa gue gak suka liat dia sama cowok Laen. Gila kali kalau gue sampai suka sama tuh anak."oceh nya sendiri.
Evan menjambak rambut sendiri ia mengusap kasar wajahnya, perasaan gusar kian mengganggu nya belakangan ini.
Mereka kembali bekerja mengesampingkan perasaan tidak karuan yang tengah melandasi jiwanya.
Sepanjang hari Evan dan Alexa disaling bertutur sapa apapun mereka seolah tidak mengenal satu sama lain.
Bahkan Alexa masih kesal terhadap Evan yang sudah secara lancang membuka ponselnya dan menghapus pesan orang lain tanpa seizin nya.
Gadis itu mencoba menghindari pertemuan mereka ketika tidak sengaja selalu berpapasan. Sudah dua hari Alexa selalu mengacuhkan nya ditempat kerja kemarin ia berganti posisi dengan orang lain sekarang ia pun menganggap mereka tidak saling kenal.
Sesekali mereka terlihat dekat Bagai teman, sahabat dan keluarga. Namun seketika selalu ada masalah selepas nya, sehingga mereka saling mengacuhkan satu sama lain.
Padahal jauh didalam hatinya mereka terkadang saling peduli satu sama lainnya.
Tepat tengah hari jam istirahat berlangsung, Aditya datang ke cafe dan menawarkan makan siang bersama pada Alexa.
"Boleh"
Dengan senang hati wanita itu setuju dan pergi sebentar untuk makan siang bersama dengan Aditya.
Seseorang memperhatikan mereka, tiba-tiba dadanya begitu sesak dan panas. Evan memukul meja dengan keras hingga meninggal kan bekas memar keunguan disana.
"Pak Evan kenapa tangan anda terluka," salah satu pegawai cafe memperhatikan Evan, wajahnya tidak enak dipandang seperti orang yang tengah marah.
Evan tidak menggubrisnya ia pergi keluar, dengan kesal.
"Yang tadi itu siapanya Lo, Lex?"Tanya Aditya penasaran.
Alexa menghentikan kegiatan nya dan menyimpan sejenak alat makan itu di piringnya.
"Yang mana?"Datar.
"Cowok yang tadi pagi dirumah Lo,"
Alexa melanjutkan makannya sebelum menjawab pertanyaan Aditya.
"Kok, diem?"
Sejenak ia menghela nafas panjang. "Dia anak Tante Sofie, istri papa"
Nafsu makan nya seketika hilang, semenjak ia pindah rumah hubungan mereka tidak pernah baik dengan Evan maupun Clara.
"Oh .. Kayaknya dia gak suka liat gue deh datang kerumah Lo, cara dia liatin gue kayak liat musuh aja tajem banget tahu matanya, serem gue"
Alexa tersenyum simpul mendengar pengakuan Aditya mengenai Evan. "Mukanya emang gitu dari dulu kayak mau nelen orang, hahaha..." Alexa terkekeh.
Begitu pun Aditya. Sekilas ia berpikir jika pria itu tidak menyukai nya karena cemburu pada Alexa. Namun melihat cara Alexa membahas pria itu Aditya yakin jika memang diantara mereka tidak terjadi apapun.
"Lo suka sama dia?"
Uhuk uhuk ..
"Gila lu! ya enggak lah, pilih-pilih juga kali ah Lo kalau ngomong gak pake filter ya, asal nyeletuk aja." ngedumel sembari mencari minum, Celetukan Aditya membuat ia terbatuk-batuk.
"Ya kali aja, kalau enggak juga ya gue bersyukur sih, berarti gue masih bisa dong daftar jadi calon ..." goda Aditya mengedipkan sebelah matanya.
"Calon tukang kebun apa jadi calon tukang becak?" canda Alexa tertawa terbahak-bahak.
Aditya memunyung bibirnya maju kedepan. Pria itu cemberut seraya melahap makanan didepannya dengan kesal.
"Dit.. Dit .. Gue bercanda, lu sih ada-ada aja ah lagian gue lagi pengen sendiri dulu deh, gue masih minder buat menjalin hubungan."Redup seketika tawa Alexa saat itu mengenang percintaan nya yang kandas akibat pengkhianatan yang dilakukan David, kejadian itu cukup membuatnya trauma untuk Alexa menerima lagi seseorang didalam hidupnya.
Aditya memahami bagaimana kerasnya ia harus menghadapi dunia, namun dalam waktu yang singkat berita syur itu hilang bak ditelan bumi tanpa jejak.
Bahkan pria itu tidak lagi terdengar beritanya ditelinga Alexa semenjak ia pindah kerumah Anwar dan Sofie.
"Bagaimana Mona dan David disana, dit?"
Aditya mendelik kearah Alexa. "Lo masih peduli sama mereka?"
"Gak, gue cuma mau tahu balasan apa yang sudah mereka terima setelah mereka berbuat seperti itu sama gue"
Adit menatap pemandangan jalanan yang ramai dilalui kendaraan berlalu lalang disana, ia menarik nafas dalam-dalam sebelum ia memberitahukan tentang David saat ini.
Pria itu terlihat tidak suka mendengar Alexa menanyakan kembali pria bajing*n itu. Jelas-jelas pria itu amat brengs*k mana ada seorang kekasih menyerahkan wanita yang ia cintai pada teman-temannya sendiri untuk bersenang-senang.