Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar buruk
Keesokan harinya Riski sudah dinyatakan mengundurkan diri dari pekerjaannya, dan kabar itu baru terdengar ditelinga Julya, saat makan siang, karena hampir semua yang datang ke kantin membahas Riski yang mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas.
"Pantas saja tadi pagi dia tidak ada" batin Julya yang kini mendapatkan jawaban atas pertanyaannya tadi pagi, yang merasa kehilangan Riski yang selalu mengajaknya berangkat bersama.
"Tunggu! Apa karena aku?" awalnya ada rasa bersalah karena merasa jika karena dirinyalah Riski mengundurkan diri, namun hal itu hanya sesaat karena Julya berpikir jika hal itu adalah hal bagus, tidak akan ada yang mengganggu hidupnya lagi.
Jam istirahat telah berakhir, Julya pun telah kembali ke meja kerjanya dan baru juga Julya mendudukan tubuhnya, seseorang yang dia kenal sebagai sekretaris bu merry datang menghampiri.
Kedatangan sekretaris bu merry itu membuatnya bingung, sampai dahi Julya mengkerut dalam saking bingungnya.
"Mba Nai, maaf ada apa?" tanya Julya lengkap dengan raut wajah bingungnya.
Naila yang mendapat pertanyaan dari julya tidak langsung menjawab, karena menurutnya mempertanyakan raut bingung Julya lebih menarik untuk dibahas lebih dulu.
"Julya kamu kenapa, wajah kamu kenapa seperti orang bingung?"
"Ya tentu bingung Mbak, mbak datang kesini tiba-tiba, sedang aku merasa tidak memiliki salah apa pun." jelas Julya yang memang merasa tidak punya masalah.
"Kamu ini, menang jika aku menemuimu, itu artinya kamu punya salah?" tanya Mba Naila
"Tentu saja, didatangi Mbak adalah mimpi buruk bagi kami selaku bawahan."
"Ah, kamu ini ada-ada saja, memangnya aku kenapa sampai harus ditakuti."
"Ya karena kedatangan Mbak selalu membawa kabar buruk." jawab Jujur Julya.
"Ah Sepertinya tebakanmu benar Jul, karena memang ada masalah, dan kamu di minta untuk segera menemui Bu Merry."
"Tuhkan bener, Mba, kira-kira masalah apa sampai aku harus bertemu Bu Merry?" Sumpah demi apa pun Julya ingin tahu masalah apa yang sedang terjadi, agar dia bisa mempersiapkan diri sebelum mendapat amukan Bu Merry yang selalu menakutkan saat marah.
"Menurut kamu?"
"Tidak tahu, makanya saya bertanya sama Mbak?"
"Emm, tapi sayang saya tidak diperkenankan untuk bercerita, jika ingin segera tahu ayo ikut saya sekarang!!" ajak Naila dan Julya tentu langsung mengikuti Mbak Naila, karena jika di nanti-nanti takutnya Bu Merry makin marah.
Mbak Nai berjalan dengan cepat dan tentu mau tidak mau Julya harus mengimbanginya.
Julya lumayan kewalahan mengimbangi langkah Mbak Nai, padahal Mbak Nia memakai sepatu berhak tinggi sedang dia hanya memakai sepatu cat.
"Sumpah cepet banget," batin Julya yang sempat-sempatnya memuji keahlian Mbak Nai yang berjalan cepat.
***
Tiba didepan pintu ruangan Bu Merry, Mbak Nai langsung mengetuk pintu dan setelah di persilahkan masuk mereka pun masuk.
Setelah mengantar Julya, Mbak Naila langsung pamit meninggalkan Julya dan setelah kepergian Mbak Naila, ruangan itu terasa sangat mencekam bagi Julya. terlebih saat matanya tidak sengaja menangkap tatapan Bu Merry yang terasa seperti tengah menguliti dirinya.
Keringat dingin sudah mulai keluar dari setiap pori-pori kulit Julya dan itu disadari Bu Merry.
"Kamu Julya bukan?" Ucap Bu Merry basa basi.
"Iya Bu, saya Julya, maaf Bu, kalau boleh saya tahu, saya dipanggil kesini karena apa? apa saya telah berbuat salah?" Ucap Julya yang ingin segera tahu alasan dia dipanggil menghadap bu marry, agar isi kepalanya tidak berisik lagi.
"Tidak, memang siapa yang bilang begitu?" tanya Bu marry dengan senyumnya yang langsung membuat beban di pundak Julya langsung terangkat.
"Jadi maksud ibu saya dipanggil kemari, bukan karena saya punya salah?"
"Bukan, saya panggil kamu, karena ingin bertanya, apa kamu mau mengisi jabatan yang di tinggalkan Riski."
Julya tentu kaget tidak menyangka, jika alasannya dipanggil karena akan ditawari sebuah jabatan yang lebih tinggi.
"Kenapa saya?" itulah kata yang terucap setelah Bu Merry memberi tahu tujuannya memanggil Julya.
"Karena Riski yang merekomendasikan kamu, jadi saya menawarkan jabatan ini pada kamu, apa kamu siap?"
Julya terdiam, jujur dia merasa belum mampu jika harus menggantikan Riski, karena tahu sebesar apa tanggung jawabnya nanti, andai dia harus menggantikan Riski.
"Kenapa diam? bukankah seharusnya kamu langsung berkata ya, karena ditawari jabatan yang lebih tingi, juga pastinya upah yang akan ikut tinggi." Aneh juga pikir Bu merry, karena ini pertama kalinya dia melihat seseorang yang tidak terlalu senang saat akan naik jabatan.
"Maaf Bu, jujur saya senang dengan penawaran yang ibu berikan, tapi saya juga tahu kemampuan saya, saya merasa tidak akan mampu berada diposisi yang ditinggalkan Riski."
"Jadi kamu menolaknya?"
"Ya" jawab Julya penuh dengan keyakinan.
"Baiklah, tapi sayang saya tidak menerima penolakan, mulai detik ini. kamu yang menggantikan Riski." ucap Bu marry tegas tanpa mau dibantah.
Sesuai perintah Bu Merry Julya langsung menempati posisi yang di tinggalkan Riski, bahkan sebelum dia keluar dari ruangan Bu Merry, semua barang-barang Julya sudah dipindahkan keruangan bekas Riski.
"Lo, ini mana meja kerjaku?" tanya Julya pada orang-orang yang ada diruangan yang sama dengannya dulu, dan jawaban yang dia dapat adalah tatapan sinis semua rekan kerjanya.
Dan Inilah alasan terbesar kenapa Julya tadi menolak tawaran Bu merry, banyak orang yang pasti menatapnya tidak suka, dengan berbagai macam alasan.
Karena tidak ada yang mau menjawab Julya pun langsung berpikir mungkin sudah dipindahkan keruangan yang akan dia tempati, dan benar isi ruangan tempat biasa Riski bekerja sudah dipenuhi barang-barang Julya.
Julia masuk dan saat matanya tidak sengaja melihat foto Riski yang belum dipindahkan, dia berkata "Jika suatu saat kita bertemu, akan kutendang kau, sumpah!!! Kau sangat menyebalkan."
# Autor menjawab, "Tendang saja jika berani!!!"
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏