Nathan merasa dirinya tidak normal. Sudah banyak gadis yang dia pacari mulai dari lokal, sampai internasional. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuatnya bergairah. Sampai akhirnya, orang tua Nathan memaksanya menikah dengan wanita pilihan mereka.
Sayangnya, takdir membawa Nathan bertemu dengan Sheren, gadis malang yang dikhianati pacar dan kakak tirinya saat baru kembali dari luar negeri. Akibat jebakan ibu tiri Sheren, membuat pertemuan pertamanya dengan Nathan harus berakhir dengan cinta satu malam.
Akankah Sheren benar-benar menjadi penyembuh untuk kelainan Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HTI | Bab 15
Meskipun dalam pengaruh obat, malam itu sebenarnya Sheren mengingat jelas apa yang sebenarnya terjadi. Hanya saja, ia sangat malu jika harus menceritakan nggak jadian malam itu kembali.
“Kenapa Bapak terus memaksa saya sih? Seharusnya Bapak minta tolong pelanggan yang sering menyewa Pak Nathan dong. Kalau sama saya kan hanya sekali!”
Mereka masih berada di parkiran apartemen dan Sheren masih tetap tidak mau membantu Nathan. Menurut wanita itu, atasannya adalah seorang laki-laki penghibur yang mungkin saja memiliki pelanggannya sangat banyak.
Ya Tuhan Sheren, pelanggan dari mana kalau milikku hanya bisa bereaksi hanya karena kamu?
Nathan tidak mau mengakui pada Sheren bahwa dia adalah seorang laki-laki impoten seperti yang diberitakan di televisi itu. Gengsi dan harga dirinya membuat Nathan enggan mengakui kelemahannya di depan wanita yang baru dikenal seperti Sheren ini.
Saat Nathan dan Sheren masih tenggelam dalam pikiran yang masing-masing. Tiba-tiba ayah Nathan menghubungi laki-laki itu. Pak Winata, ayah Nathan menanyakan keberadaan Nathan saat ini. Tentu saja laki-laki itu sudah mendengar berita tentang putranya yang tersebar di siaran televisi bisnis.
“Sudahlah, Pa. Aku sedang tidak ingin diganggu, nanti kalau sudah dapat solusi dari masalah ini aku akan segera menghubungi Papa,” kata yang langsung mengakhiri panggilan teleponnya dengan sang ayah.
Laki-laki itu mengacak rambutnya lalu menyadarkan kepala ke setir mobil. Ia benar-benar frustrasi saat ini. Sebelum dia membalas pelaku yang sudah menyebarkan berita tentangnya, dia harus menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu.
Sheren melihat Nathan yang begitu terpukul karena berita itu. Dalam hati kecilnya, wanita itu merasa tidak tega melihat Nathan yang difitnah seperti itu. Padahal, dia tidak tahu saja kalau Nathan memang benar-benar mengalami disfungsi ereksi seperti yang diberitakan di televisi.
Sebenarnya Sheren ingin membantu tapi membantu bagaimana caranya?
“Pak Nathan. Sebenarnya, saya ingat soal malam itu,” kata Sheren tiba-tiba.
Mendengar itu, Nathan seketika mengangkat wajah dan menatap sekretarisnya dengan penuh harap.
“Benarkah!? Kalau begitu tolong bantu aku, Nona Sheren!” pinta Nathan penuh harap.
“Tapi aku tidak mau kalau melakukan klarifikasi di hadapan banyak orang karen itu sama saja dengan menghancurkan harga diriku,” balas Sheren.
Kening Nathan berkerut, dia memikirkan apa yang bisa dilakukan oleh Sheren tanpa menunjukkan identitas aslinya.
“Bagaimana kalau wajah kamu ditutupi seperti wanita yang memberitahukan tentangku di televisi itu?” usul Nathan dengan sangat yakin.
Sheren tampak berpikir, mungkin dengan cara itu dia bisa membantu atasannya, tapi dia juga harus bisa memanfaatkan bantuannya itu untuk membuat Nathan tidak bisa dekat-dekat dengannya lagi.
“Baiklah, tapi dengan satu syarat, Pak Nathan,” balas Sheren.
“Apa itu? Katakan saja!”
“Apa kita bisa bersikap profesional kerja saja? Em, maksud saya, saya merasa tidak nyaman dengan permintaan mama Pak Nathan untuk menikah padahal kita tidak saling mencintai.”
Ucapan Sheren seperti buah simalakama untuk Nathan. Jika dia tidak menuruti syarat yang diberikan oleh Sheren, maka dia tidak bisa mengklarifikasi berita yang tersebar itu.
Nathan terus berpikir, sekarang nasibnya ada di tangannya sendiri. Sampai akhirnya, Nathan pun memutuskan sesuatu.
“Baiklah, tapi kalau kamu hamil maka kamu harus memberitahuku karena itu juga anakku. Aku akan menjauhi kamu seperti yang kamu mau,” kata Nathan dengan sedih.
Dari ekspresi wajah Nathan itu, Sheren bisa melihat bahwa laki-laki itu sepertinya menaruh hati dengannya.
“Maksud saya bukan menjauh, Pak Nathan.”
Aduh kenapa aku keceplosan sih!
***
Waduh maumu apa Sheren. Susah dimengerti kan? Ya, maklum namanya juga cewek 😅😅 cieee nungguin anu anu 🤣🤣🤣