Fujimoto Peat, aktris papan atas yang dimanja oleh dunia glamor berlibur ke pulau tropis. Di sana ia bertemu Takahashi Fort yang merupakan kebalikan sempurna dari dunianya.
Pertemuan mereka memicu percikan antara pertemuan dua dunia berbeda, keanggunan kota dan keindahan alam liar.
Fort awalnya menolak menjadi pemandu Peat. Tapi setelah melihat Peat yang angkuh, Fort merasa tertantang untuk ‘’mengajarinya pelajaran tentang kehidupan nyata.’’
Di sisi lain, ada satu pasangan lagi yang menjadi pewarna dalam cerita ini. Boss, pria kocak yang tidak tahu batasan dan Noeul, wanita yang terlihat pemarah tapi sebenarnya berhati lembut.
Noeul terbiasa menjadi pusat perhatian, dan sikap santai Boss yang tidak memedulikannya benar-benar membuatnya kesal. Setiap kali Noeul mencoba menunjukkan keberadaannya yang dominan, Boss dengan santai mematahkan egonya.
Hubungan mereka berjalan seperti roller coaster.
Empat orang dalam hubungan tarik ulur penuh humor dan romansa, yang jatuh duluan, kalah!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bpearlpul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 First Kiss
Fort hendak mengajak Peat ke perjalanan selanjutnya, tetapi wanita itu tiba-tiba berhenti.
‘’Bisakah perjalanannya ditunda saja untuk hari ini? Aku ingin kembali ke resort.’’
‘’Baiklah. Kalau begitu, aku akan mengantarmu kembali ke sana.’’
‘’Tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri. Kau lanjutkan saja pekerjaanmu,’’ kata Peat.
Fort menatapnya sejenak, seolah ingin memastikan, tetapi akhirnya mengangguk. ‘’Baik, kalau itu yang kau mau. Tapi kalau butuh sesuatu, beri tahu aku.’’
Peat tersenyum kecil sebelum pamit pergi.
Fort mengawasinya sampai menghilang dari pandangan, lalu menghela napas panjang. ‘’Dia benar-benar membuatku khawatir.’’
......................
Begitu sampai di kamarnya, Peat menutup pintu dengan cepat. Ia melepas sandal dan mantel tipisnya, lalu langsung menjatuhkan diri ke sofa dengan wajah lelah.
Ia mencoba menenangkan diri mengenai kejadian di laut tadi. Bukan karena ia hampir tenggelam, melainkan saat Fort memberinya napas buatan.
Peat langsung bangkit dengan wajah merona. ‘’Aku adalah Fujimoto Peat! Aktris terkenal dengan prinsip emas tidak ada adegan ciuman dalam drama. Tapi sekarang malah...’’
Ia memegangi wajahnya dengan kedua tangan. ‘’Ciuman pertamaku... dicuri oleh pria liar dan gila dari pulau ini. Apalagi di laut! Ini bahkan tidak romantis sama sekali!’’
Peat mencoba berpikir jernih. Ia menatap bayangan dirinya di cermin besar di kamar. Tapi semakin ia mencoba mengabaikan, semakin jelas bayangan itu muncul.
‘’Apakah bibir pria memang lembut seperti itu?’’
Ia menggeleng cepat. ‘’Berhenti, Peat! Ini cuma situasi darurat. Itu bukan ciuman! Itu... prosedur penyelamatan.’’
Namun, jantungnya yang terus berdebar tidak bisa dibohongi. Ia memukul-mukul kepalanya pelan. ‘’Kenapa aku jadi seperti ini? Aku bahkan tidak bisa santai di depan dia tadi.’’
Peat berhenti sejenak, lalu mengingat senyum Fort. Meski sering kali terlihat usil, senyuman itu ternyata memiliki sisi lembut yang selama ini tak pernah ia sadari.
Ia menjatuhkan diri ke tempat tidur dengan wajah yang tenggelam di bantal. ‘’Astaga, Peat. Kau sudah gila. Ciuman itu rasanya... seperti ini, ya?’’
Detik berikutnya, Peat berbalik, menatap langit-langit kamar sambil menghela napas panjang. ‘’Kenapa dia harus menyelamatkanku seperti itu? Kalau tidak ada dia, aku pasti sudah... Tidak, jangan berpikir seperti itu. Dia hanya melakukan tugasnya.’’
Namun, jauh di lubuk hatinya, Peat tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang muncul setiap kali ia memikirkan ciuman Fort. Itu bukan rasa syukur biasa. Itu lebih dalam.
Ia memeluk bantal, mencoba menenangkan pikirannya. ‘’Ini hanya karena aku terlalu terguncang. Ya, itu saja.’’
......................
Fort mendorong pintu toko selam dengan sedikit kekesalan. Ia tak terbiasa tidak sibuk saat ada klien, apalagi saat itu Peat, klien istimewa yang membuatnya semakin merasa bertanggung jawab.
Boss yang sedang bersandar santai di meja kasir sambil memainkan koin di tangannya, langsung menatap kakaknya dengan ekspresi heran. ‘’Kak Fort? Kau kembali begitu cepat? Jangan-jangan kau sudah dipecat, ya?’’
Fort mendengus sambil melemparkan handuk kecil ke wajah adiknya. ‘’Siapa yang dipecat? Peat cuma butuh istirahat. Jangan asal bicara atau aku akan menjadikanmu umpan ikan.’’
‘’Hm, andai saja wisatawan tahu kalau orang yang mereka favoritkan memiliki mulut kurang ajar seperti ini. Aa, ngomong-ngomong soal Peat di restoran tadi, aku penasaran. Aku tidak sengaja melihatnya menatap kalender lama di dinding.’’
‘’Kalender?’’ bingung Fort.
Boss menopang dagu dengan tangan dan mulai berbicara sambil tersenyum nakal. ‘’Mungkin dia melihat tanggal penting. Anniversary, ulang tahun pacar, atau jangan-jangan dia akan pergi dari pulau ini.’’
‘’Laut tepat ada di depan toko kita. Kalau kau tidak diam, aku akan melemparmu sekarang juga,’’ kata Fort.
Boss malah tertawa kecil, jelas tidak merasa terancam. ‘’Aku cuma bercanda. Tapi serius, dia memikirkan apa, ya? Stt, melihat hal mencurigakan seperti ini, saatnya mengaktifkan kemampuan detektifku. Kau tahu aku ahli mengendus rahasia.’’
‘’Terserah,’’ kata Fort.