NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu

Pendekar Pedang Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Mengubah Takdir / Perperangan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Si Mujur / Pendamping Sakti
Popularitas:40.5k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Zhang Wei, seorang pelayan rendahan berusia 15 tahun, terusir dari salah satu keluarga besar di Kekaisaran Qin. Dalam usahanya bertahan hidup sebagai pemburu spiritual beast, ia menemukan sebuah pedang tua yang ternyata menyimpan roh seorang kultivator legendaris bernama Lian Xuhuan.

Dengan kekuatan dan pengetahuan mendalam tentang kultivasi, Lian Xuhuan menawarkan bimbingan kepada Zhang Wei untuk menjadi pendekar hebat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang Saint dan Kejanggalan di Desa

Setelah meninggalkan Kuil Kebenaran dengan para pengawal elf yang mengawalnya, Zhang Wei menikmati perjalanan kembali ke desa. Udara di wilayah elf terasa lebih segar, ditambah dengan suasana hutan salju yang menenangkan. Namun, ketenangan itu segera terganggu ketika mereka mendekati desa.

Ketika mereka tiba di dekat gerbang desa, Zhang Wei menyadari sesuatu yang aneh. Banyak elf terlihat sibuk membersihkan bekas-bekas pertempuran. Pohon-pohon di pinggiran desa tampak rusak, beberapa bahkan tumbang. Jejak cakar besar menghiasi tanah bersalju, sementara aroma darah samar tercium di udara.

Zhang Wei menghentikan langkahnya dan bertanya kepada salah satu pengawal. "Apa yang terjadi di sini? Tampaknya kalian baru saja diserang."

Pengawal itu mengangguk sambil menghela napas. "Benar. Selama kau di kuil, sekelompok beast tingkat 2 dan 3 menyerang desa. Kami berhasil mengalahkan mereka, tetapi serangan ini semakin sering terjadi belakangan ini."

Zhang Wei mengerutkan kening. "Beast tidak biasanya menyerang desa tanpa alasan. Apakah kalian tahu apa yang memicu mereka?"

Pengawal itu menggeleng. "Itulah masalahnya. Kami tidak tahu. Pergerakan mereka menjadi tidak normal dalam beberapa minggu terakhir."

Zhang Wei berpikir sejenak. "Mungkin ada sesuatu yang memicu perilaku mereka. Ini bukan hal yang bisa diabaikan."

Saat Zhang Wei melangkah memasuki desa, suasana yang awalnya penuh kesibukan mendadak berubah. Semua elf yang melihatnya langsung berhenti melakukan aktivitas mereka. Tatapan mereka tertuju pada simbol bercahaya hijau di dahinya. Perlahan, mereka berlutut satu per satu, menyentuh tanah dengan penuh hormat.

"Saint telah kembali!" teriak seorang elf tua, suaranya penuh keyakinan.

"Saint?" Zhang Wei mengulanginya dengan bingung.

Para pengawal yang bersamanya juga berlutut, menunjukkan penghormatan mereka. Salah satu dari mereka berkata, "Simbol itu adalah tanda bahwa kau telah lulus ujian Kuil Kebenaran. Dalam ramalan kami, simbol itu adalah bukti bahwa kau adalah Saint, penyelamat yang telah ditakdirkan untuk membawa kejayaan bagi suku elf."

Zhang Wei merasa canggung dengan penghormatan mendadak itu. "Bangunlah. Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan," katanya, mencoba meredam suasana.

Namun, para elf tidak bergerak. Salah satu tetua desa, yang mendekatinya dengan penuh penghormatan, berkata, "Saint, kami semua telah menunggu kehadiranmu selama berabad-abad. Ini adalah takdirmu untuk membimbing kami menuju kebebasan dan kemakmuran."

Zhang Wei menghela napas, merasa semakin berat dengan tanggung jawab yang tiba-tiba ini. "Aku tidak tahu apa yang diharapkan dari seorang Saint, tapi aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu kalian," katanya akhirnya.

Setelah suasana sedikit mereda, Zhang Wei dipanggil oleh para tetua ke ruang pertemuan. Di sana, mereka membahas situasi desa yang semakin memburuk.

"Serangan beast ini tidak bisa diabaikan," salah satu tetua berkata. "Jika terus berlanjut, kita tidak akan bisa melindungi desa ini lebih lama lagi."

Zhang Wei mendengarkan dengan serius. "Apakah kalian tahu sumber masalahnya? Mungkin ada sesuatu yang memancing mereka keluar."

Tetua lain menjawab, "Kami belum menemukan jawabannya, tetapi ada desas-desus bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi di wilayah utara ini. Beast-beast itu mungkin bereaksi terhadap perubahan tersebut."

"Sesuatu yang besar?" Zhang Wei mengulanginya.

"Benar," tetua itu melanjutkan. "Beberapa bulan terakhir, ada getaran aneh di dalam bumi, seolah-olah sesuatu yang besar sedang bangkit. Kami percaya ini ada hubungannya dengan perilaku beast yang tidak wajar."

Zhang Wei mengangguk. "Jika memang begitu, kita harus menyelidiki lebih jauh. Tapi sebelum itu, kita perlu memastikan desa ini aman."

Setelah pertemuan selesai, para tetua desa mengumumkan secara resmi kepada seluruh penduduk bahwa Zhang Wei adalah Saint yang dinubuatkan dalam ramalan kuno mereka.

Di alun-alun desa, ratusan elf berkumpul, menunggu pengumuman penting. Salah satu tetua berdiri di tengah, dengan Zhang Wei di sisinya.

"Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi kita semua," tetua itu berkata lantang. "Ramalan kuno telah menjadi kenyataan. Zhang Wei, anak yang datang dari jauh, telah membuktikan dirinya di Kuil Kebenaran. Dia adalah Saint yang akan membimbing kita menuju kebebasan dan kejayaan."

Sorak-sorai menggema di seluruh desa. Zhang Wei, meskipun merasa canggung, mengangguk dengan sopan.

Dalam hatinya, dia tahu bahwa ini adalah tanggung jawab besar. Tapi dia juga tahu bahwa ini mungkin merupakan bagian dari jalannya untuk menjadi lebih kuat dan mencari jalan untuk membangkitkan kembali pedangnya yang rusak.

Zhang Wei kembali ke kamarnya setelah melalui hari yang panjang. Berbagai pikiran memenuhi benaknya, dari simbol bercahaya di dahinya hingga tanggung jawab besar yang tiba-tiba jatuh di pundaknya. Dia duduk di tepi tempat tidur sederhana di kamar itu, menatap pedangnya yang rusak parah. Meski tubuhnya sudah jauh lebih baik, ada rasa lelah mental yang menggerogoti dirinya.

"Apa sebenarnya yang mereka harapkan dariku?" gumam Zhang Wei sambil memandangi langit-langit kamar.

Namun, dia segera menggelengkan kepala. "Pikiran seperti itu tidak akan membawaku ke mana-mana. Jika aku ingin menjadi lebih kuat dan menemukan cara untuk membantu mereka, aku harus fokus pada kultivasi."

---

Zhang Wei duduk bersila di tengah kamar, menarik napas dalam-dalam sebelum memulai kultivasinya. Aliran energi spiritual di udara dingin sekitar desa elf terasa lebih murni, hampir seperti anugerah alam bagi para kultivator.

Dia memejamkan mata dan mulai memutar teknik kultivasinya. Energi spiritual dari udara di sekitarnya mengalir deras ke dalam tubuhnya, memenuhi jalur meridian yang sempat terkuras selama pertempuran dan perjalanan panjangnya.

Waktu berlalu dengan cepat. Setelah beberapa jam, tubuhnya mulai dipenuhi oleh tekanan energi baru. Suara samar retakan spiritual terdengar di dalam dirinya, tanda bahwa dia telah mencapai terobosan ke Martial Grandmaster bintang 5.

Zhang Wei membuka matanya perlahan, merasakan kekuatan baru yang mengalir di tubuhnya. Meski masih ada banyak hal yang harus dilakukan, dia merasa sedikit lebih percaya diri untuk menghadapi tantangan ke depan.

"Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang ramalan ini dan masalah yang mereka hadapi," pikir Zhang Wei sebelum bangkit dari posisi kultivasi.

---

Zhang Wei berjalan menuju aula pertemuan para tetua desa. Di sana, beberapa tetua sedang berkumpul, tampak berdiskusi serius. Ketika mereka melihat Zhang Wei masuk, mereka berhenti berbicara dan memberi penghormatan.

Tetua tertua, Tetua Lythiel, seorang elf dengan rambut perak panjang dan mata hijau tua yang penuh kebijaksanaan, berdiri dan menyapa Zhang Wei.

"Saint, apakah ada sesuatu yang kau butuhkan?" tanyanya dengan nada sopan.

Zhang Wei menatap mereka dengan serius. "Aku ingin tahu lebih banyak tentang ramalan ini. Kalian menyebutku sebagai Saint yang akan membawa kebebasan dan kejayaan bagi suku elf. Tapi aku tidak tahu apa artinya. Apa sebenarnya yang kalian harapkan dariku?"

Tetua lain, Elder Eranthor, yang lebih muda dari Lythiel dan memiliki sikap yang sedikit lebih tegas, menimpali. "Ramalan itu adalah harapan terakhir kami. Suku elf saat ini telah jatuh jauh dari kejayaan kami yang dulu. Ada sesuatu yang menahan kami, membuat kami tidak bisa melangkah lebih jauh."

"Menahan kalian?" tanya Zhang Wei, bingung.

Lythiel mengangguk perlahan. "Benar. Ada batasan yang tidak terlihat, sesuatu yang mengurung kami di wilayah timur benua utara. Kami tidak bisa meninggalkan tempat ini. Jika ada yang mencoba, mereka akan mati secara misterius, tubuh mereka seolah-olah hancur dari dalam."

Zhang Wei terkejut mendengar ini. "Apa penyebabnya?"

Eranthor menjawab dengan nada gelap. "Kami tidak tahu pasti. Tapi ini telah berlangsung selama ribuan tahun, sejak kehancuran besar yang melanda suku kami di masa lalu. Bahkan usia kami sekarang jauh lebih pendek dibandingkan elf pada umumnya. Elf biasanya hidup ribuan tahun, tapi kami hanya bisa mencapai usia maksimal 300 tahun. Itu pun jika kami beruntung."

"Bagaimana bisa kalian bertahan selama ini dengan kondisi seperti itu?" tanya Zhang Wei, merasa semakin berat dengan tanggung jawab yang dipikulnya.

"Kami bertahan karena keyakinan bahwa suatu hari Saint yang disebutkan dalam ramalan akan datang," kata Lythiel. "Ramalan itu menyebutkan seorang anak ajaib yang datang entah dari mana, membawa simbol pengakuan dari Kuil Kebenaran, dan menjadi kunci untuk mematahkan belenggu yang mengikat suku kami."

Zhang Wei terdiam sejenak. Kata-kata mereka membuatnya semakin memahami beban yang mereka letakkan padanya. Tapi dia juga merasa bingung. "Aku mengerti apa yang kalian harapkan dariku. Tapi jujur saja, aku tidak tahu caranya. Aku bahkan tidak tahu apa yang menyebabkan semua ini terjadi."

Lythiel tersenyum tipis, seolah-olah dia sudah menduga jawaban itu. "Kami tidak berharap kau langsung tahu jawabannya, Saint. Yang kami butuhkan adalah seseorang yang dapat memimpin kami keluar dari kegelapan ini, bahkan jika itu membutuhkan waktu. Dengan simbol yang kau miliki, kami percaya kau adalah kunci yang telah ditunggu-tunggu oleh takdir."

---

Setelah percakapan itu, Zhang Wei kembali ke kamarnya dengan pikiran yang bercampur aduk. Dia merasa seperti dilemparkan ke dalam situasi yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri.

"Aku bahkan tidak tahu apa langkah pertamaku," pikir Zhang Wei sambil duduk di tepi tempat tidurnya.

Namun, di balik kebingungannya, ada tekad yang mulai tumbuh. Dia telah menerima pengakuan dari para elf, dan dia tidak ingin mengecewakan mereka.

"Jika aku benar-benar takdir mereka, maka aku harus mencari cara untuk mematahkan belenggu ini. Tapi pertama-tama, aku harus menjadi lebih kuat. Hanya dengan kekuatan, aku bisa melindungi mereka dan mencari jawaban."

Dengan tekad itu, Zhang Wei memutuskan untuk melanjutkan kultivasi dan mempersiapkan dirinya untuk perjalanan panjang yang ada di depannya.

1
saniscara patriawuha.
sikatttt manggg zhonkkk....
saniscara patriawuha.
mantaffffffff manggg minnnnn...
saniscara patriawuha.
gassdsd terussss manggg minmnn...,
saniscara patriawuha.
cumunguttttt manggg minnnn,,,, gasssssss pollllllll...
saniscara patriawuha.
gassssddd maninggg manggg minnnn ojooo kendorrrr...
saniscara patriawuha.
sikattttt manggg zhonkkkkk,,,
Ismaeni
Luar biasa
saniscara patriawuha.
gassssskeunnnn manggg zhonkkkk....
saniscara patriawuha.
gassss gasdd pollllll...
saniscara patriawuha.
MC nya jangan mirip yang ono mang min, ,,,,
saniscara patriawuha.
mantavvvvvv manggg zhonkkkkk....
saniscara patriawuha.
gassssss pollllll manggg minnn...
saniscara patriawuha.
sikatttyy sudahhhh manggg zhonkkkkk...
saniscara patriawuha.
gasssskeunnnn manggg zhooonnnnkkkkk... ojo kendorrttt
saniscara patriawuha.
sikattttt sudahhhh manggg zhonkkkkk....
saniscara patriawuha.
jangan terlalu sering di gunakan kata kata ini baru permulaan,,, soalnya hampir tiap episode ada terusss kata kata tersebut...... gassss lahhh...
Su Kamto
Luar biasa
Dudun Ferduzi
lanjut
Kela 76
apa salahnya pakai bahasa indo aja,,,tngkatan ranah dan bestnya thor, pusing bacanya,,,,
Iwan Duan
Lanjoooooooot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!