Di dunia kultivasi yang dilanda konflik antara Ras Manusia dan Ras Iblis, Dewa Bin Jue dari Sekte Pedang Langit menjadi harapan terakhir umat manusia. Setelah bersembunyi di Gua Abadi, Dewa Bin Jue meninggal dan menciptakan warisan Pedang Langit sebelum Dewa Iblis Yu Zheng menyerang.
Di Benua Huang Zhou, pemuda jenius Luo Xinfen kehilangan kemampuan kultivasi akibat pengkhianatan tunangannya, Wei Ling. Dalam pencariannya untuk memulihkan kekuatannya, Luo Xinfen menemukan gua misterius yang menyimpan rahasia kuno. Di sana, ia bertemu dengan suara Dewa Bin Jue yang memberinya Pedang Langit.
Dengan warisan legendaris ini, Luo Xinfen bersiap untuk menghadapi tantangan, mengungkap kebenaran di balik pengkhianatan, dan menyelamatkan dunia manusia dari ancaman Ras Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LevzaaOP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 4 I Pelelangan dan Tumbuhan Langka
Hari itu, energi biru dari pedang mulai surut, meninggalkan ketenangan di ruang meditasi saat mulai menyelimuti kediaman Keluarga Luo.
“Dewa Bin Jue, untuk menghadapi Keluarga Wei dan ancaman ras iblis, aku membutuhkan kekuatan yang lebih besar,” ucap Luo Xinfen, memohon bimbingan dari warisan dewa yang berada dalam Pedang Langit.
Dewa Bin Jue, suaranya penuh kebijaksanaan, menjawab, “Aku tahu, anak muda. Tapi untuk mencapai kekuatan itu, tidak cukup hanya dengan Latihan. Kau juga perlu tumbuhan-tumbuhan langka untuk menjadikannya pil dalam mempercepat pemulihan dan peningkatan kultivasi”
Luo Xinfen mengangguk, ia mengingat bahwa di Benua Huang Zhou, di Ibu Kota akan diadakan pelelangan oleh Paviliun Seribu Harta yang dimana para sekte dan keluarga besar datang kesana untuk memperoleh kesempatan mendapatkan tumbuhan-tumbuhan, teknik, pil dan barang-barang menarik lainnya. Namun, untuk mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan, ia harus memiliki uang yang cukup banyak.
Dewa Bin Jue kembali berbicara, “Aku akan memberikanmu satu teknik bumi dari warisanku, Teknik Pedang Cahaya. Teknik ini merupakan teknik yang aku ciptakan saat masih di alam dewa, teknik ini memang tidak terlalu berharga. Tapi dalam alam manusia teknik ini bahkan bisa menjadi pilar pertahanan dan pertempuran besar. Kau bisa melelang teknik ini untuk mendapatkan uang yang kau perlukan. Namun, berhati-hatilah. Pengetahuan tentang teknik ini bisa memancing perhatian yang berbahaya.”
Setelah mendapatkan persetujuan dan bimbingan dari Dewa Bin Jue, Luo Xinfen memutuskan untuk menyiapkan pelelangan teknik tersebut di pusat kota Benua Huangzhou. Untuk itu, ia Menyusun beberapa langkah.
Pada hari pelelangan, ia tiba dikota dengan penampilan sederhana namun memancarkan aura kekuatan baru. Bangunan pelelangan dipenuhi oleh para perwakilan keluarga besar, termasuk Keluarga Luo, Wei, Qin, dan Xiao, yang datang untuk bersaing dalam pelelangan yang sudah lama ditunggu.
Tiba didalam pelelangan Luo Xinfen mengatakan kepada anggota di Paviliun Seribu Harta ingin bertemu dengan Ketua Pelelangan Seribu Harta. “Halo… Saya ingin bertemu dengan ketua Paviliun Seribu Harta,” ucap Luo Xinfen. Lalu dibalas saja dengan kata-kata yang merendahkan dari anggota Paviliun Seribu Harta, “Hah…. Kamu ingin bertemu dengan ketua. Memang kamu siapa bahkan dari empat anggota keluarga dalam benua ini pun jarang yang bisa bertemu dengan ketua Paviliun.” Ujar Anggota tersebut. Kemudian Luo Xinfen mengeluarkan harta yang diberikan Dewa Bin Jue, Teknik Pedang yang begitu bersinar dan langka. Seketika mata anggota tersebut tdak bisa berkedip mentap teknik itu yang begitu berharga.
“Hei…. Heiii. Tolong cepat saya ingin bertemu dengan ketua Paviliun Seribu Harta.” Ucap Luo Xinfen. Kemudian Anggota tersebut menjawab, “mengapa kamu tidak mengeluarkan dari tadi barang tersebut. Apakah kamu ingin melelangnya di pelelangan kami….” Lalu Luo Xinfan mengatakan, “benar saya ingin melelang teknik ini”.
Anggota tersebut setuju untuk membawa Luo Xinfan untuk bertemu Ketua Paviliun Seribu Harta, kemudian anggota tersebut membawa Luo Xinfan ke ruangan yang begitu mewah yang dilapisi dengan emas-emas dan harta-harta lainnya yang begitu langka. Ternyata ruangan itu merupakan ruangan ketua Paviliun Seribu Harta. Setelah masuk Luo Xinfan melihat seseorang yang begitu cantik dan anggun didalam ruangan tersebut.
“Permisi Ketua…. Ada yang ingin bertemu denganmu….” Ucap anggota yang membawa Luo Xinfan. “Apaaa…. Ternyata Wanita cantik ini adalah Ketua Paviliun Seribu Harta” Ucap Luo Xinfan dalam hati.
“Hah siapa ingin bertemu dengan saya, kamu jangan main-main. Pelelangan sebentar lagi akan dimulai!!” Ucap Ketua Paviliun Seribu Harta. Kemudian anggota itu menjawab, “Mohon maaf saya mengatakan dengan benar ada yang ingin bertemu dengan ketua, dan dia membawa suatu teknik yang menurut saya itu adalah teknik legendaris…”
Lalu Ketua Paviliun tersebut seketika menjadi ramah dan baik hati yang awal dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan anggota paviliunnya, “Halo pemuda perkenalkan nama saya Li Xinlan ketua paviliun Seribu Harta” sambil mengelus wajah dan dada Luo Xinfan.
Luo Xinfen sedikit terkejut dengan sikap ramah Ketua Paviliun Seribu Harta, Li Xinlan, yang tak hanya sopan tetapi juga menunjukkan ketertarikan yang mendalam pada Teknik Pedang Cahaya. “Selamat datang, pemuda. Aku mendengar kamu ingin melelang sesuatu yang berharga,” ucap Li Xinlan sambil menatap penuh perhatian.
“Benar, saya ingin melelang sebuah Teknik Pedang yang bernama Teknik Pedang Cahaya,” jawab Luo Xinfen, mengeluarkan teknik tersebut dari dalam tasnya. Saat itu, kilauan cahaya dari teknik itu menerangi ruangan yang mewah, membuat perhatian Li Xinlan teralihkan sepenuhnya.
“Ohh, apa ini? Teknik Pedang Cahaya?” ucap Li Xinlan dengan terkejut, tatapannya tak bisa lepas dari artefak di tangan Luo Xinfen. “Ini luar biasa! Apa kamu yakin ingin melelang teknik seberharga ini? Banyak orang yang akan tertarik.”
“Ya, saya yakin. Saya perlu uang untuk mengumpulkan tumbuhan langka guna meningkatkan kultivasi saya,” jawab Luo Xinfen dengan tegas, walau di dalam hatinya ia merasakan sedikit ketegangan. Ia tahu, menawarkan teknik ini berarti menarik perhatian banyak sekte dan keluarga besar.
Li Xinlan kemudian memberikan arahan kepada anggota paviliun untuk menempatkan Teknik Pedang Cahaya sebagai salah satu item terakhir dan special di sesi pelelangan khusus yang dihadiri para tokoh dan keluarga besar Benua Huang Zhou. Di sisi lain, Luo Xinfen mengetahui bahwa tumbuhan langka yang dibutuhkan untuk pil peningkatan kultivasi juga akan dilelang di sesi itu. Setelah mengatur semuanya, Li Xinlan memperkenalkan Luo Xinfen kepada anggota di Paviliun Seribu Harta. “Tolong siapkan tempat pelelangan untuk Teknik Pedang Cahaya dan pastikan pemuda ini mendapat perhatian yang layak,” perintahnya.
Setelah itu Luo Xinfen diarahkan ke tempat duduk nya, ia pun melihat Keluarga-Keluarga besar yang ada di Benua Huangzhao pun ada di tempat pelelangan. Keluaga Wei diwakili oleh Kepala Keluarga Wei Tian, dan Wei Ling, Keluarga Qin dihadiri langsung oleh pemimpin Keluarga Qin, Qin Yen, dan Keluarga Xiao diwakili oleh Saudara Pemimpin Keluarga Xiao yang bernama Xiao Tang, serta Keluar Luo diwakili oleh pemimpin langsung Keluarga Luo, Luo Baixun.
Sesi pelelangan pun dimulai. Banyak tumbuhan dengan kegunaan luar biasa ditawarkan, Kemudian dengan tiba-tiba Dewa Bai Jue berbicara dan mengatakan sesuatu kepada Luo Xinfan “Luo Xinfen ada satu tumbuhan yang sangat penting bagimu tumbuhan itu adalah —Rumput Pencerah Jiwa, tumbuhan langka yang hanya tumbuh di tempat-tempat dengan energi spiritual murni. Tumbuhan ini akan menjadi bahan utama untuk pil yang membantu mempercepat kultivasi dan penyembuhan tubuh.” Luo Xinfen dengan hati-hati mengajukan tawaran, namun kali ini ia harus bersaing dengan Keluarga Wei yang berusaha memperkuat posisinya.
Li Xinlan, yang menyadari betapa pentingnya tumbuhan itu bagi Luo Xinfen, memberikan sinyal kecil agar ia tetap tenang. Setelah bersaing ketat, tawaran terakhir Luo Xinfen akhirnya memenangkan Rumput Pencerah Jiwa, membuatnya berhasil mengamankan bahan yang ia butuhkan untuk pil peningkatan kultivasinya.
Setelah Pelelangan Tumbuhan tibalah puncak pelelangan pada hari ini. Di dalam aula pelelangan yang megah, para perwakilan keluarga besar—termasuk Keluarga Luo, Wei, Qin, dan Xiao—sudah bersiap menunggu item-item berharga yang akan diperebutkan. Saat pelelangan dimulai, suasana menjadi ramai dengan berbagai teknik, pil, dan artefak langka yang dilelang. Namun, saat Teknik Pedang Cahaya diumumkan, aula langsung terdiam. Aura magis dari teknik tersebut terasa memancarkan kekuatan, dan para tetua serta anggota sekte besar menatapnya dengan antusiasme tinggi.
“Astaga! Ini adalah teknik dari alam dewa!” seru salah satu tetua dari Keluarga Qin.
“Teknik ini bisa memberikan kita keunggulan dalam pertempuran apa pun. Keluarga Wei harus memilikinya!” ucap Wei Tian, kepala Keluarga Wei, dengan tatapan tajam ke arah teknik tersebut.
Li Xinlan memulai penawaran untuk Teknik Pedang Cahaya dengan angka yang sangat tinggi, namun para peserta tak gentar. Tawaran demi tawaran terus terdengar, naik hingga melampaui batas kemampuan keluarga-keluarga kecil untuk bersaing. Pertarungan sengit terutama terjadi antara Keluarga Luo, Wei, Qin, dan Xiao, yang masing-masing berambisi untuk mendapatkan kekuatan baru demi dominasi di Benua Huang Zhou.
Ketika akhirnya tawaran mencapai titik tertinggi, Keluarga Wei mengumumkan angka yang sulit ditandingi. Wei Tian tampak puas dan hampir mengklaim Teknik Pedang Cahaya untuk keluarganya. Namun, tiba-tiba Keluarga Xiao, yang tampaknya telah menyiapkan banyak sumber daya, mengajukan tawaran lebih tinggi lagi. Hal ini membuat Wei Tian geram, namun ia tak mampu lagi menaikkan tawarannya.
“Teknik Pedang Cahaya resmi menjadi milik Keluarga Xiao!” seru Li Xinlan, dan Keluarga Xiao merayakan kemenangan mereka dengan penuh kegembiraan. Namun, Luo Xinfen memperhatikan bahwa Wei Tian tampak penuh dendam, tatapannya tajam menatap Keluarga Xiao dan sejenak beralih ke arah Keluarga Luo, seolah merencanakan sesuatu untuk merebut kembali kekuatannya.
Saat pelelangan usai, Luo Xinfen meninggalkan Paviliun Seribu Harta dengan barang-barang yang berhasil ia peroleh. Di luar, Li Xinlan mendekatinya. “Pemuda, hati-hati terhadap Keluarga Wei. Mereka tidak akan mudah melupakan kekalahan hari ini,” bisik Li Xinlan dengan penuh perhatian.
Luo Xinfen mengangguk, berterima kasih atas peringatan tersebut. Kini dengan Teknik Pedang Cahaya yang telah terjual dan tumbuhan langka yang berhasil ia amankan, ia merasa semakin siap untuk melanjutkan perjalanannya dalam menguatkan Keluarga Luo dan menghadapi setiap ancaman yang datang. Tapi dia tahu, konflik dengan Keluarga Wei baru saja dimulai.