NovelToon NovelToon
Bayang Perang Di Ujung Senja

Bayang Perang Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Kerajaan Avaris yang dipimpin oleh Raja Darius telah menjadi kekuatan besar di benua Estherya. Namun, ancaman datang dari Kekaisaran Zorath yang dipimpin oleh Kaisar Ignatius, seorang jenderal yang haus kekuasaan. Di tengah konflik ini, seorang prajurit muda bernama Kael, yang berasal dari desa terpencil, mendapati dirinya terjebak di antara intrik politik dan peperangan besar. Dengan bakat taktisnya yang luar biasa, Kael perlahan naik pangkat, tetapi ia harus menghadapi dilema moral: apakah kemenangan layak dicapai dengan cara apa pun?

Novel ini akan memuat konflik epik, strategi perang yang mendetail, dan dinamika karakter yang mendalam. Setiap bab akan menghadirkan pertempuran sengit, perencanaan taktis, serta perkembangan karakter yang realistis dan emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyambut Hari Esok

Bab 16: Menyambut Hari Esok

Masa depan yang baru saja terlahir membutuhkan banyak usaha dan pengorbanan. Kael dan timnya, yang telah melalui banyak cobaan, kini memulai babak baru dalam kehidupan mereka. Namun, meskipun dunia mulai kembali pulih, mereka tahu bahwa kedamaian sejati tidak datang tanpa perjuangan berkelanjutan.

Setelah pertemuan dengan para pemimpin dunia, Kael merasa beban yang lebih besar kini berada di tangannya. Bukan hanya tanggung jawab atas keselamatan dunia, tetapi juga atas arah masa depan yang harus mereka capai bersama.

“Ke mana arah dunia ini akan pergi?” tanya Liora suatu malam saat mereka duduk di luar perkemahan, di bawah langit yang cerah. “Kita sudah berperang begitu lama, namun hari ini kita harus mencari cara untuk hidup damai. Tidak ada petunjuk jelas.”

Kael memandangnya dan menghela napas panjang. “Mereka yang berkuasa, mereka yang memiliki kemampuan untuk mengubah dunia ini, mereka harus belajar untuk bekerja bersama. Kita tidak bisa berharap semua akan berjalan mulus, tapi kita bisa memberikan arahan.”

Finn bergabung, membawa secangkir teh hangat. “Kita telah membantu banyak orang belajar bagaimana bertahan hidup. Sekarang saatnya kita mengajarkan mereka bagaimana berbagi. Mungkin bukan hal yang besar, tapi setiap kebaikan yang kita lakukan akan membuat dunia sedikit lebih baik.”

Eldrin, yang duduk di dekat api unggun, mengangguk. “Dunia ini membutuhkan keseimbangan. Sihir, kekuatan, dan ilmu pengetahuan harus digunakan untuk menjaga kedamaian, bukan hanya untuk perang. Kita harus memastikan agar generasi berikutnya tahu bagaimana menjaga dunia ini dari kegelapan yang pernah mengancamnya.”

Malam itu, mereka berbicara tentang banyak hal—tentang bagaimana memperbaiki dunia, tentang harapan dan impian mereka. Meski perang telah berakhir, pertanyaan-pertanyaan besar tetap menggantung di udara. Apa yang akan terjadi pada dunia yang baru saja pulih ini? Bagaimana mereka bisa mencegah perpecahan dan konflik yang mungkin muncul di masa depan?

Membangun Peradaban Baru

Pagi-pagi sekali, Kael, Liora, Finn, dan Eldrin melanjutkan perjalanan mereka. Mereka mengunjungi desa-desa yang baru saja dibangun dan kota-kota yang mulai bangkit dari kehancuran. Di setiap tempat, mereka menemukan orang-orang yang mulai kembali bekerja, merencanakan masa depan mereka, dan menanamkan harapan baru di tengah reruntuhan.

Kael menyadari bahwa ini bukan hanya tentang membangun kembali apa yang telah hancur, tetapi juga tentang membangun rasa saling percaya dan kerjasama. Di setiap sudut dunia yang mereka datangi, mereka mengajarkan kepada setiap orang bagaimana bekerja bersama untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, dengan mengesampingkan perbedaan dan kebencian lama.

Suatu hari, mereka tiba di sebuah kota kecil yang telah lama dilupakan. Kota ini dulunya merupakan tempat tinggal para penyihir terkuat, namun karena perang, kota ini hancur dan hampir dilupakan oleh sejarah. Di sini, mereka bertemu dengan seorang gadis muda bernama Nyara, yang memiliki kemampuan sihir yang luar biasa meskipun masih sangat muda.

Nyara menunjukkan kepada mereka sebuah artefak kuno yang telah diselamatkan dari kehancuran kota. Artefak ini, yang dikenal dengan nama Batu Kehidupan, memiliki kekuatan untuk menyembuhkan tanah yang rusak dan memberikan kehidupan baru pada tanaman dan hewan yang hampir punah. Nyara menjelaskan bahwa artefak ini adalah salah satu kunci untuk mempercepat pemulihan dunia.

“Ini adalah harapan baru bagi dunia yang terluka,” kata Nyara dengan percaya diri. “Dengan kekuatan Batu Kehidupan, kita bisa memperbaiki kerusakan yang ditinggalkan oleh perang. Tapi kita juga harus memastikan bahwa kekuatan ini tidak jatuh ke tangan yang salah.”

Kael dan timnya menyadari bahwa peran mereka tidak hanya untuk membantu orang-orang di setiap wilayah, tetapi juga untuk menjaga agar artefak dan kekuatan besar ini tidak disalahgunakan. Dengan artefak itu, dunia bisa pulih lebih cepat, tetapi jika jatuh ke tangan yang salah, itu bisa membawa kehancuran lebih besar dari sebelumnya.

Konflik Baru

Namun, meskipun mereka berharap dunia akan perlahan kembali damai, tidak semua orang setuju dengan cara mereka membangun dunia baru ini. Sebuah kelompok yang dikenal dengan nama Penjaga Kegelapan mulai muncul, dengan tujuan untuk mengendalikan semua kekuatan sihir yang ada, termasuk Batu Kehidupan. Mereka percaya bahwa hanya mereka yang berhak memegang kendali atas kekuatan besar ini.

Kelompok tersebut dipimpin oleh seorang mantan penyihir yang telah lama jatuh ke dalam kegelapan, yang dikenal sebagai Khalid Dusk. Khalid adalah seorang penyihir yang pernah bergabung dalam pasukan Morvath, tetapi setelah kekalahannya, ia menghilang dan kembali untuk menyusun kekuatan baru. Ia percaya bahwa untuk menjaga dunia tetap aman, semua kekuatan sihir harus terkonsentrasi di satu tangan yang kuat.

“Kekuatan sihir harus diatur, bukan dibagikan begitu saja,” kata Khalid dengan suara penuh kebencian saat ia muncul di hadapan Kael dan timnya. “Hanya dengan kekuatan mutlak, kita bisa memastikan tidak ada lagi yang bisa menghancurkan dunia.”

Kael memandang Khalid dengan hati-hati, tahu bahwa kelompok ini akan menjadi ancaman baru yang harus mereka hadapi. Mereka telah mengalahkan Morvath, tetapi musuh baru ini tidak kalah berbahaya. Khalid dan para pengikutnya memiliki tujuan yang sangat berbeda: bukan untuk membangun dunia baru, tetapi untuk mengendalikan dan memperbudak dunia dengan kekuatan sihir mereka.

“Jika kita ingin kedamaian sejati, kita harus menghentikan mereka,” kata Liora dengan penuh tekad. “Tidak ada tempat untuk tirani di dunia ini.”

“Namun, kita tidak bisa melakukan ini sendirian,” kata Finn. “Kita harus mengumpulkan semua orang yang percaya pada kebebasan dan kedamaian. Dunia ini adalah milik kita semua, bukan hanya milik mereka yang memiliki kekuatan.”

Bab 16 berakhir dengan ancaman yang mengintai. Dunia mungkin telah menyaksikan kegelapan yang besar, tetapi peperangan untuk mempertahankan kedamaian dan kebebasan baru saja dimulai. Kael dan timnya harus menghadapi musuh yang lebih kuat dan lebih cerdik, yang bertekad untuk mengendalikan segala kekuatan yang ada.

Namun, mereka tahu bahwa mereka tidak akan pernah menyerah. Dunia ini telah dipulihkan berkat perjuangan mereka, dan mereka akan melawan apapun yang mengancam kebebasan yang baru ditemukan itu.

1
Roni Sakroni
mantap bagus critanya
Roni Sakroni
dmn ibunya kael...??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!