NovelToon NovelToon
Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy2R

Luna harus menerima kenyataan pahit saat mengetahui jika suaminya yang baru saja menikahinya memiliki hubungan rahasia dengan adiknya sendiri.
Semuanya bermula saat Luna yang memiliki firasat buruk di balik hubungan kakak beradik suaminya (Benny dan Ningrum) yang terlihat seperti bukan selayaknya saudara, melainkan seperti sepasang kekasih.

Terjebak dalam hubungan cinta segitiga membuat Luna pada akhirnya harus memilih pada dua pilihan, bertahan dengan rumahtangganya yang sudah ternodai atau memilih menyerah meski perasaannya enggan untuk melepas sang suami..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy2R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Pertengkaran Benny dan Luna)

Beberapa hari kemudian, lagi lagi kejadian yang sama terulang kembali di saat semua anggota keluarga Hendra berkumpul di ruang makan.

"Ini semua aku yang masak lho, Mas," ucap Ningrum seraya memenuhi piring Benny dengan lauk pauk yang disajikannya di atas meja.

Benny diam-diam menatap ke arah Luna, istrinya itu tampak acuh dan makan dengan lahapnya seolah tak memedulikan apa yang sedang dilakukan Ningrum kepadanya.

"Mau lauk apa lagi, Mas?" tanya Ningrum, mengalihkan perhatian Benny.

"Sudah, Ningrum. Tak perlu kamu melayaniku lagi, aku bisa mengambilnya sendiri," ujar Benny.

Raut wajah Ningrum berubah masam, senyumnya yang sedari tadi mengembang lebar tiba-tiba saja menghilang. Ningrum begitu kecewa dengan penolakan Benny. Dan lagi, cara bicara Benny yang terdengar berbeda dari biasanya menambah kekecewaan di hati Ningrum.

"Kamu kenapa sih, Mas? Kok jadi berubah gitu sama aku? Padahal dulu kan kamu paling malas kalau harus melayani dirimu sendiri. Kamu selalu saja memintaku untuk melayanimu ini dan itu," gerutu Ningrum.

Ia menyendok makanan dan dimasukkannya ke dalam mulut dengan sedikit kasar. Ningrum sengaja melakukannya demi menunjukkan kekesalannya kepada Benny.

"Itu kan dulu, Ningrum, sebelum aku punya istri. Sekarang keadaannya sudah berbeda. Aku sudah punya seorang istri dan seharusnya dialah yang melayaniku bukan kamu lagi. Tugasmu yang dulu sudah tergantikan oleh mbak Luna," tegas Benny.

Ningrum tiba-tiba saja menitikkan air mata, ia membuang muka saat kedua mata Benny mengarah kepadanya. "Maaf deh kalau begitu." ucapnya kemudian.

Hendra dan Retno memperhatikan Ningrum, Benny dan juga Luna secara bergantian. Namun, keduanya memilih untuk diam dan menjadi penonton saja daripada harus ikut campur dalam masalah kedua anak serta menantunya.

"Aku duluan ya, Pa, Ma. Aku sudah selesai." Luna tiba-tiba saja beranjak dari duduknya, ia mengulas senyum kepada Hendra dan Retno sebelum dirinya berlalu.

"Tunggulah sekalian suamimu, Luna, biarkan dia menyelesaikan sarapannya terlebih dahulu," tegur Hendra.

Luna seketika menghentikan langkahnya, ia membalikkan badan dan menghadap ke arah meja makan.

Luna menatap Hendra sambil tersenyum tipis, "Sepertinya mas Benny lebih nyaman kalau ditunggui Ningrum, Pa," sindirnya.

Semua orang tampak terkejut usai mendengar ucapan Luna.

"Papa harap kamu jangan salah paham mengenai hubungan Benny dengan Ningrum ya, Luna. Hubungan mereka berdua murni hanya sebatas kakak dan adik," tutur Hendra. "Kalau kamu melihat Ningrum yang manja dan maunya selalu menempel ke Benny, itu karena kebiasaannya dari kecil. Papa berharap kamu mau mengerti," lanjutnya.

Luna tersenyum dan berkata, "Saya pun punya seorang kakak laki-laki, Pa, tapi tingkah laku saya ke kakak saya masih dalam tahap wajar, berbeda dengan tingkah Ningrum ke mas Benny."

Ucapan Luna membuat Benny akhirnya mengeluarkan suaranya, "Kecemburuanmu itu tak masuk akal, Luna! Pikiranmu terlalu jauh, kami berdua ini adik kakak dan tingkah Ningrum ke aku terlihat sama saja seperti tingkahmu ke mas Adam," sahutnya.

Luna tertawa mendengarnya, "Oh ya? Tingkahku yang mana yang menurutmu terlihat sama dengan tingkah Ningrum ke kamu? Apakah kamu pernah melihatku berduaan di kamar tertutup dengan mas Adam? Atau, pernahkah kamu melihatku menggandeng lengan mas Adam dengan manja dan menempelkan dadaku ke lengannya? Atau-"

BRAK!

"Cukup, Luna! Cukup!" Benny membuat kaget semua anggota keluarganya dengan menggebrak meja. Ia terlihat begitu marah dengan ucapan Luna.

Tak ingin masalah keluarga sang anak berlanjut, Hendra sebagai orang tua mencoba menengahi.

"Kalian berdua, pergilah ke manapun kalian mau. Selesaikan masalah rumahtangga kalian dengan kepala dingin," tutur Hendra. "Dan Papa minta, kalian jangan pulang sebelum permasalahan kalian benar-benar selesai." tegasnya.

Tanpa berpamitan, Luna langsung membalikkan badannya dan melangkah cepat menuju ke halaman depan.

Benny pun mengekor di belakangnya.

"Luna.. Mau ke mana kamu?" tanya Benny saat melihat Luna yang terus berjalan menuju ke jalanan.

"Mau pulang ke rumah orang tuaku!" jawab Luna setengah berteriak.

Benny mengusap wajahnya sambil menghembus kasar nafasnya. "Biar ku antar," ucapnya kemudian.

"Tak perlu, aku bisa naik taksi," tolak Luna.

Benny tak tinggal diam, ia lalu mengejar Luna dengan berlari kecil. "Luna.. jangan beginilah," pintanya seraya menggenggam erat lengan Luna.

"Apa sih!" Dengan kasar Luna menghempas tangan Benny sampai genggamannya terlepas. "Kembali sana ke dalam rumahmu dan nikmati masakan adik kesayanganmu itu!" teriaknya dengan emosi.

"Astaga, Luna. Hilangkanlah kecemburuanmu terhadap Ningrum, dia itu adikku. Masa iya kamu mau terus-terusan cemburu sama ipar sendiri?"

Luna melototkan kedua matanya, ia menatap tajam Benny dan berkata, "Di mataku, Ningrum bukan sekedar seorang adik bagimu. Dan entah kenapa, perasaanku selalu berkata kalau di antara kalian berdua ada rasa yang tak seharusnya ada,"

DEGH!

Jantung Benny seketika berdegup kencang usai mendengar ucapan Luna. Saking kagetnya, ia sampai kehilangan kata-kata untuk membalas perkataan Luna.

"Kenapa diam?" Luna tersenyum mengejek. "Kamu kaget? Iya? Kaget kalau ternyata feelingku setajam itu. Iya kan?" tanyanya menyindir.

Benny menggeleng cepat, "Gi-la kamu. Pikiranmu itu benar-benar kacau, Luna. Terlalu jauh apa yang kamu pikirkan tentangku dan Ningrum," tunjuknya ke dahi Luna.

Tak terima diperlakukan seperti itu, Luna pun membalasnya dengan menepis kasar tangan Benny. Ia lalu mendekatkan wajahnya ke Benny sambil menatapnya tanpa berkedip.

"Asal kamu tahu ya, Mas, feelingku tak pernah meleset," ucap Luna. "Kalau sampai feelingku benar-benar terjadi, maka aku tak akan segan-segan untuk menggugat cerai kamu," ancamnya tiba-tiba.

Benny begitu syok mendengar ancaman Luna. Ia sampai bengong beberapa saat lamanya saking kagetnya.

"Apapun yang aku genggam dan miliki, tak akan ku lepaskan, tapi sekali aku melepaskan, tak akan pernah aku mau menggenggamnya lagi. Paham kamu?" Luna membalikkan badan. Ia berjalan kembali menuju ke jalanan.

"Luna.."

"Mas Benny.."

Di saat yang bersamaan, terlihat Ningrum yang tengah berlari menghampiri Benny. Dengan cepat ia menarik lengan Benny dan menghalangi jalannya agar tak bisa mengejar Luna.

"Biarkan saja mbak Luna pergi, Mas, dia tuh butuh ketenangan. Kalau kamu mengejarnya, yang ada mbak Luna bakalan semakin marah sama kamu," ujar Ningrum.

"Apa iya?"

Ningrum mengangguk, mengiyakan. "Aku ini juga perempuan, Mas, aku paham apa yang dibutuhkan seorang perempuan kalau dia sedang bertengkar dengan pasangannya," ucapnya meyakinkan.

"Lalu, apa yang perempuan butuhkan, Ning? Dan apa yang harus aku lakukan untuknya?" tanya Benny.

"Perempuan kalau sedang marah harus dibiarkan, Mas, kalau dia mau pergi ya biarkan saja. Perempuan itu butuh ketenangan agar pikirannya bisa kembali jernih dan Mas cukup diam saja, jangan menghubungi ataupun mengganggu. Nanti kalau perasaan mbak Luna membaik, dia pasti menghubungi Mas duluan kok," ujar Ningrum.

"Benar begitu?"

Ningrum mengangguk. Ia tersenyum kepada Benny sambil terus memegangi lengannya. "Ayok masuk lagi, Mas, kita nikmati sarapan yang belum selesai." ajaknya seraya membalikkan badan Benny.

Dari dalam taksi, Luna menyaksikan semuanya. Air matanya berlinangan, membasahi wajahnya yang cantik.

"Benar-benar tega kamu, Mas. Bisa-bisanya kamu lebih memilih kembali ke dalam rumahmu bersama Ningrum dibanding mengejarku." gumam Luna di sela isak tangisnya.

_

1
Uti Enzo
Luar biasa
Ma Em
Ningrum si biang kerok yg mau memisahkan Luna dan Benny sengaja diadu domba agar mereka salah paham begitu juga dengan ibunya Benny dan pak Hendra mertuanya Luna agar mereka bisa benci sama Luna nomor WA Luna diganti agar tdk bisa dihubungi dan menghubungi emang dasar si Ningrum setan sdh usir saja si Ningrum dari rumah pak Hendra
Ma Em
Ningrum cuma anak pembantu yg diangkat derajatnya dijadikan anak angkat sama majikan ibunya tdk tau diri malah mau menggangu pernikahan anak majikannya si Beny yg blm bisa move on dari Ningrum begitu jg Ningrum tdk mau melepaskan Beny kalau kata aku mah mending Luna berpisah saja sama Beny daripada cuma makan hati sama Beny dan Ningrum
Ma Em
Luar biasa
Kafuka Fuura
Aku senang banget tidak salah pilih membaca cerita ini, semoga selalu berlangsung terus thor!
Mommy2R: terima kasihh 🤩
total 1 replies
NotLiam
Wow, thor punya bakat menulis yang luar biasa!
Mommy2R: terima kasihh 😍
total 1 replies
Mommy2R
SELAMAT MEMBACA 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!