Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
Ketiga bocah tersebut nampak kecewa ketika ibunya memberi jawaban yang tidak mengindahkan keinginannya, padahal anak kecil itu hanya menginginkan berjumpa dengan sosok yang memberikan kehidupan terhadap mereka bertiga, tapi kenapa hanya bertemu saja sulit sekali.
Nabila merasakan bagaimana perubahan raut wajah anak-anaknya itu, dalam hati dia menjerit, dia tidak tahu lagi harus memulai hubungan baik dari mana lagi berbagi kesempatan sudah dia buka agar ayah dari anak-anaknya itu mau mendatangi buah hatinya, tapi semua cara tidak pernah berhasil Revan seolah masih belum siap untuk menemui anak-anak yang sejatinya sudah memendam rindu sejak lama.
"Sayang kenapa murung begitu?" tanya Abi seketika membuyarkan lamunannya.
"Eeeeem i- itu Bang anu," jawab Nabila seakan belum bisa mengutarakan isi hatinya, karena takut Abi tersinggung.
"Sayang jangan gugup bagaimana aku bisa tahu kalau jawabanmu tidak jelas seperti itu,"ucap Abi.
"Anak-anak ingin hari libur mereka di rumah ayahnya, padahal aku tahu kalau itu sangat tidak mungkin Bang," sahut Nabila.
"Kasihan mereka Sayang, kita pikirkan bersama bagaimana kedepannya agar ayahnya anak-anak bisa menemui mereka," terang Abi.
"Memangnya Abang tidak merasa cemburu gitu?" tanya Nabila memberanikan diri.
"Aku memang sangat menyayangi anak-anak seperti anakku sendiri, tapi aku juga harus berpikir kalau di benak mereka pasti merindukan sosok ayah kandungnya, masalah cemburu itu pasti ada, tapi balik lagi yang namanya ikatan darah itu tidak akan pernah putus, kita sebagai orang tua harus lebih mengerti dan peka dalam mengutamakan keinginan mereka bertiga dari pada mementingkan ego kita sendiri." Seketika jawaban Abi seakan meneduhkan hati Nabila.
"Terima kasih ya Bang sudah mau mengerti tentang perasaan mereka," terang Nabila sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu.
****
Di rumah nenek Soraya saat ini wanita paruh baya itu sedang di sibukkan dengan acara masak-memasak karena akan kedatangan tamu dari kota jakarta, sengaja nenek Soraya tidak memberi tahu kepada cucunya tentang kedatangan nenek Miranti ke Palembang saat ini.
"Ting tong," Bunyi bel tersebut membuat nenek Soraya segera membuka pintunya.
Betapa tidak terkejutnya sudah lama dua sahabat ini tidak pernah bertemu karena jarak jauh, sebenarnya bagi mereka berdua jarak tidak pernah menjadi penghalang hanya saja mereka pernah ada masalah sehingga membuat hubungannya agak sedikit renggang, tapi hal itu sudah mereka akhirnya, kedua belah pihak mulai ada yang merendahkan hati untuk saling memaafkan dengan situasi yang ada.
Untuk saat ini sudah tidak ada lagi yang di permasalahkan toh cucu nenek Soraya sekarang sudah menemukan kebahagiaannya, sekarang hanya tinggal satu pihak saja, yaitu pihaknya Revan yang masih begitu sulit untuk berdamai dengan Nabila, entah alasan apa yang membuatnya sulit untuk sekedar menanyakan kabar tentang anak-anak mereka.
"Assalamualaikum ....,"ucap pasangan paruh baya tersebut.
"Waalaikum salam," sahut nenek Soraya langsung berhamburan memeluk sahabat yang sudah lama tidak pernah dia jumpai itu.
"Miranti, Alex ayo masuk," ajak wanita paruh baya itu.
"Kakek buyut ... Ini lihat siapa yang datang!" panggil nenek Soraya kepada kakek Arhan.
Seketika kakek Arhan merasa terkejut dirinya sama dengan istrinya tidak pernah membayangkan akan berjumpa kembali dengan sahabat lamanya itu.
"Alex, Miranti, gimana kabar kalian?" tanya kakek Arhan sambil bersalaman kepada mereka berdua.
"Kami baik-baik saja Arhan," jawab Alex.
"Gimana usahamu masih lancar?" tanya kakek Arhan.
"Alhamdulillah masih dan sekarang sudah aku serahkan kepada Revan semua yang menangani," ucap kakek Alex.
"Oh, ya, ya, bagus dong cucumu itu begitu mempuni dalam dunia bisnis, mungkin jiwa bisnismu menurun di diri Revan," puji kakek Arhan.
"Maafkan dia ya sudah melukai hati cucumu." Seketika ungkapan itu tiba-tiba saja lolos dari bibir kakek Alex.
"Semuanya sudah berlalu Alex dan sekarang Nabila pun sudah menemukan kebahagiaannya sendiri," terang kakek Arhan.
"Iya, aku juga turut bahagia atas kebahagiaan yang di dapat Nabila sekarang," ucap Alex.
Setelah lama berbincang akhirnya datanglah dua orang wanita yang sudah menyiapkan makanan untuk para pasangannya itu.
"Ayo semuanya sarapan!" ajak nenek Soraya.
"Ma, kamu ini tamu baru datang langsung di suruh siapin makanan sih!" protes kakek Arhan.
"Bukan aku yang nyuruh tapi Miranti sendiri yang ingin membantu Pa, biarkan saja sekali-kali di sini dia bantu-bantu kalau di rumahnya dia kan jadi ratu!" seru nenek Soraya.
"Ratu apaan," sanggah nenek Miranti sedikit malu.
"Iya, ratu penguasa kerajaan tuan Alex." Seketika suasana jadi riang semua orang tertawa mendengar jawaban dari nenek Soraya.
"Sudah-sudah jangan tertawa terus ayo makan, perutku sudah lapar!" ajak kakek Arhan.
Pada akhirnya mereka berempat menikmati makanan yang ada di hadapannya itu, seperti nostalgia iya? Karena semenjak kejadian itu mereka sudah tidak di pertemukan lagi oleh waktu, sebenarnya bukan karena keadaan yang memisahkan hanya saja rasa malu itu terlalu tinggi yang membuat mereka tidak saling menegur, beruntung lambat laun hubungan mereka terlihat ada perkembangan baik sehingga mereka berempat bisa berkumpul kembali seperti saat ini.
Lupakan semua kejadian yang dulu, dua pasangan paruh baya itu diam-diam mulai membina kembali hubungan persahabatan yang sejak dulu mereka jalin, kesalahan demi kesalahan sudah mereka akui sekarang saatnya mereka memaafkan karena kesalahan ini bukan hanya kesalahan satu pihak saja, melainkan kesalahan bersama yang memulai untuk menjodohkan salah satu cucunya sehingga berakhir seperti ini.
"Mir, nanti kalau sore kita berkunjung di rumah Nabila ya!" ajak nenek Soraya.
"Raya .... Apa aku ini pantas mengunjungi mereka?" tanya nenek Miranti sambil berlinangan air mata.
"Kamu jangan bicara seperti itu Mir, anak-anak Nabila itu cicit kamu juga," ucap nenek Soraya.
"Aku bukanlah nenek buyut yang baik untuk mereka bahkan selama ini kita tidak pernah mencari keberadaannya, apa aku ini pantas di sebut sebagai seorang nenek buyut," terangnya sambil di iringi air mata yang jatuh membasahi.
"Tanpa kamu sadari mereka sangat merindukan kehadiran dari kalian, jadi ayolah hilangkan semua pikiran buruk itu dari anganmu, di sini mereka juga membutuhkan kasih sayang darimu, aku juga minta maaf karena pernah menjauhkan mereka bertiga dari kalian semua," ucap nenek Soraya.
"Raya kamu jangan bicara seperti itu, kalian melakukan itu karena sebuah alasan yang jelas, hanya saja aku yang sulit mengerti dan membiarkan mereka tumbuh tanpa kasih sayang ayahnya, sekali lagi aku minta maaf." Hanya kata maaf yang bisa di tuturkan oleh wanita paruh baya itu.
Akhirnya mereka berdua saling berpelukan dan saling menguatkan satu sama lain, memang tidak mudah bagi nenek Soraya melupakan sahabat kecilnya itu begitu saja, lima tahun sudah dirinya menahan rindu hingga pada akhirnya kejadian Ayana kemarin membuat tangannya terasa gatal untuk menghubungi sahabatnya ini.
"Ya sudah sekarang tenangkan dulu pikiranmu, mereka pasti akan senang jika kamu berkunjung ke rumahnya," ucap nenek Soraya.
"Terima kasih Raya, kamu memang sahabat yang terbaik yang pernah aku miliki," sahut nenek Miranti yang masih terisak dengan tangisannya.
Selamat malam teman-teman semoga senang dengan double up malam ini. Selamat membaca.
itu nama Kakeknya Nabila ya?🤔
Berarti sebentar lagi aku punya cicit 🤣🤣🤣 halu super #mode_on
.
kalau mengaduh.. itu artinya protes. dan kita diharamkan protes pada takdir dan ketetapan Allah