Aluna sejak lama memendam rasa pada kakak kelasnya hingga beberapa tahun setelah lulus sekolah, Aluna kembali di pertemukan dengan pria yang ia kagumi itu, pertemuan mereka begitu rumit dengan berbagai kesalahpahaman yang akhirnya memberikan jalan bagi mereka agar terus bertemu. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka akan bersama atau akan ada penghalang bagi perasaan Aluna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Silahkan
Saat ini Aluna sudah sampai di sekolah Darrel, "Mbak," panggil Lira.
"Eh, Mbak Lira," ucap Aluan dan asik mengobrol dengan Lira.
"Maaf sebelumnya Mbak, kalau boleh tau mbak umur berapa ya?" tanya Aluna.
"Saya umur 23 tahun, Mbak. Masih muda ya, tapi udah nikah," ucap Lira.
"Gapapa Mbak, kan nikah muda gak ada yang salah," ucap Aluna dan diangguki Lira.
"Kalau Mbak Luna umur berapa? kayaknya juga masih muda," tanya Lira.
"Saya mau 30 tahun, Mbak," ucap Aluna.
"Gak kelihatan loh Mbak beneran, saya kira mbak umur 24 atau 25 tahun ya gak jauh beda sama saya," ucap Lira.
"Bisa aja Mbak Lira ini," ucap Aluna.
Saat mereka tengah asik mengobrol tiba-tiba Wulan melewati mereka dan menatap tidak suka pada Aluna.
"Bu Wulan itu pasti gak suka sama Mbak Luna," ucap Lira.
"Kenapa?" tanya Aluna.
"Sebenarnya Bu Wulan itu suka sama Pak Alvin, Bu Wulan sering banget cari perhatian ke Pak Alvin kalau seandainya Pak Alvin yang jemput Darrel dan lebih parahnya lagi Bu Wulan ini juga pernah memperlihatkan tubuhnya ke Pak Alvin pas Pak Alvin antar Darrel," ucap Lira.
"Mbak gak bohong?" tanya Aluna.
"Gak Mbak, semua orang disini tau kalau Bu Wulan itu berusaha menarik perhatiannya Pak Alvin, ya tapi Pak Alvin gak pernah suka dan kelihatan risih gitu. Kok bisa ya ada seorang guru yang kayak gak punya malu gitu," ucap Lira.
"Yaudah lah, lagipula kan saya yang udah nikah sama Mas Alvin, kalau Bu Wulan suka ya gak masalah. Kita kan gak bisa melarang perasaan orang Mbak," ucap Aluna dan diangguki Lira.
Beberapa saat kemudian, Darrel pun keluar dari kelasnya dan menghampiri Aluna, "Mama kok disini?" tanya Darrel.
"Kan Mama kangen sama Darrel, makanya Mama mau nemenin Darrel," ucap Aluna.
"Darrel juga kangen sama Mama," ucap Darrel.
"Ayo pulang, Pak Anton udah nunggu," ajak Aluna dan diangguki Aluna.
Baru saja mereka melangkahkan kaki, tiba-tiba Bu Wulan menghadang mereka. "Ada apa ya, Bu?" tanya Aluna.
"Bisa kita bicara sebentar," ucap Bu Wulan.
Aluna pun tersenyum, lalu ia mensejajarkan tubuhnya dengan Darrel. "Darrel tunggu Mama di mobil ya, nanti Mama nyusul, itu udah ada Pak Anton kan yang kelihatan," ucap Aluna.
"Iya, Ma," ucap Darrel lalu menghampiri Pak Anton.
Setekah Darrel masuk ke dalam mobil, Aluna pun berhadapan dengan Wulan, "Ada apa ya, Bu? apa yang mau Bu Wulan bicarakan?" tanya Aluna.
"Saya suka sama Pak Alvin," ucap Wulan.
Tentunya itu bukan hal yang mengejutkan bagi Aluna, "Lalu?" tanya Aluna.
"Ya, saya suka sama Pak Alvin dan saya gak terima karema Pak Alvin sudah menikah. Saya akan tetap memperjuangkan perasaan saya," ucap Wulan.
"Saya tidak mempermasalahkan perasaan Bu Wulan ke suami saya, justru saya berterimakasih karena Bu Wulan sudah mengatakan perasaan Bu Wulan ini," ucap Aluna.
"Saya akan merebut Pak Alvin dari anda lalu setelah ini anda dan Pak Alvin tidak akan memiliki hubungan apa-apa," ucap Wulan.
"Ya, silahkan. Saya menunggu usaha Bu Wulan, semoga Bu Wulan berhasil ya," ucap Aluna.
"Anda tidak ingin mempertahankan rumahtangga anda? anda tidak takut dengan apa yang saya bilang tadi? saya mau merebut Pak Alvin," tanya Wulan.
"Saya tidak melakukan apapun, rumahtangga saya akan tetap baik-baik saja. Bu Wulan tidak tau saja bagaimana Mas Alvin yang begitu mencintai saya, oh iya saya juga dengar kalau selama ini Bu Wulan sudah berusaha mendekati Mas Alvin, tapi selalu gagal ya. Pada dasarnya Mas Alvin memang gak tertarik bahkan melirik Bu Wulan sejak awal, jadi untuk apa saya takut dengan rencana Bu Wulan yang mau merebut suami saya. Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, saya permisi," ucap Aluna lalu pergi meninggalkan Wulan.
"Kurang ajar," gumam Wulan dengan menatap punggung Aluna.
Aluna sendiri masuk ke dalam mobil, "Mama bicara apa sama Bu Wulan kok wajahnya Bu Wulan jadi marah gitu?" tanya Darrel saat Aluna masuk ke dalam mobil.
Aluna pun melihat Wulan dari jendela dan benar saja apa yang dikatakan Darrel, terlihat jelas jika wajah Wulan yang terlihat emosi.
'Mungkin sekarang guru kamu lagi sumpah serapahin Mama,' batin Aluna.
"Mungkin Bu Wulan lagi lapar," ucap Aluna.
"Kayak Darrel ya Ma, kalau lapar suka marah-marah," ucap Darrel.
"Iya, sayang. Kita pulang ya," ucap Aluna.
.
Disisi lain, Alvin yang tengah sibuk dengan pekerjaannya mendapat telepon dari Pak Anton. Pak Anton sendiri menelpon Alvin setelah ia keluar dari mobil karena ia tidak ingin Darrel mendengarnya.
^^^Ada apa, Pak?^^^
Tuan, sepertinya Nona diancam oleh guru Tuan Darrel.
^^^Guru? Guru yang mana?^^^
Guru yang selalu deketin Tuan Darrel, Tuan yang namanya Wulan.
^^^Oh guru yang bajunya kurang itu?^^^
Iya, Tuan.
^^^Oke, makasih Pak tetap awasi mereka.^^^
Iya Tuan.
Setelah itu Alvin pun memutuskan sambungan telepon tersebut.
"Tuan," panggil Roby.
"Bagaimana? apa Joseph masih sudah menyiapkan presentasi untuk proyeknya?" tanya Alvin.
"Maaf, Tuan. Tapi, dia belum selesai menyiapkannya," ucap Roby."
"Sebenarnya apa yang dia lakukan selama ini, dia hanya ingin main-main dengan proyek ini. Ganti penanggung jawabnya, Joseph tidak bisa diandalkan dan pecat dia, perusahaan ini tidak butuh orang yang cari muka dengan omongan, kalau mau cari muka maka kerjakan tugas dengan benar," ucap Alvin.
"Baik, Pak. Akan saya urus semuanya," ucap Roby.
Roby pun keluar dari ruangan Alvin, "Apa gue yang harus ke proyeknya sendiri," gumam Alvin.
Malam harinya, Alvin pun pulang dan saat ia sampai apartemen dapat dilihat jika Aluna tengah bermain dengan Darrel.
"Lagi main apa nih?" tanya Alvin.
"Kok main sih, Pa. Darrel lagi belajar sama Mama," ucap Darrel.
"Wah, pintarnya anak Papa. Belajar apa?" tanya Alvin.
"Belajar hitungan-hitungan, Pa. Soalnya Di sekolah Darrel kalau hitung-hitungan," ucap Darrel.
"Bagus anak Papa," ucap Alvin.
"Mas mau makan atau mau mandi dulu?" tanya Aluna.
"Mas mandi dulu aja, kamu disini sama Darrel aja gapapa. Mas bsia sendiri kok," ucap Alvin dan diangguki Aluna.
Setelah mandi, Alvin langsung ke ruang tamu dan pemandangan yang ia lihat tetap sama seperti saat ia baru sampai tadi.
"Kamu disini aja, Mas bisa makan sendiri kok," ucap Alvin saat melihat Aluna yang hendak berdiri.
Aluna pun mengikuti ucapan Alvin, "Nenek mana?" tanya Alvin pada Aluna.
"Nenek ada di kamar, dari tadi bilang kepalanya pusing. Padahal Luna udah bilang ke rumah sakit aja, tapi Nenek gak mau," ucap Aluna.
"Besok kalau Nenek masih sakit, kita bawa ke rumah sakit aja," ucap Alvin dam diangguki Aluna.
.
.
.
Bersambung...
semangat💪💪🔥🔥🤸🤸