Happy reading readers!
Menceritan seorang gadis yang diberikan kesempatan untuk hidup kembali setelah kematiannya yang begitu mengerikan.
Purple anak dari Duke Vierra yang dititipkan pada Duke Hadid setelah kematiannya. Purple yang tumbuh dengan menjadi gadis yang cantik, dia begitu mencintai anak sulung dari Duke Hadid yang bernama Keyron.
Namun sayang cintanya yang begitu dalam tak terbalaskan bahkan cinta tulusnya dibalas dengan kematian yang begitu mengerikan, sehingga meninggalkan trauma yang begitu dalam pada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Burik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Pertemuan Pertama Di Kehidupan Kedua
Rasa sakit yang dia rasakan waktu itu bahkan dapat dia rasakan saat ini juga, jiwa dan raganya terasa hancur berkeping- keping, dan ingatan- ingatan kejam itu bagaikan trauma berat yang akan selalu hidup dalam otaknya.
“Nona saya kembali” ucap Lili sambil membawa air hangat dan handuk.
“Nona mengapa anda menangis, apa ada yang sakit?” Tanya Lili panik.
“Bagian mana yang sakit nona, tunggu saya akan panggilkan dokter Hans kesini” ucap Lili hendak pergi namun berasil dicegat oleh Purple.
“Jangan pergi Lili, tolong temani aku disini” ucap Purple memohon.
Melihat nonanya seperti itu membuat hati Lili sakit, dia pun tak tega meninggalkan Purple sendirian.
“Saya tidak akan meninggalkan nona” ucap Lili.
Purple pun memeluk tubuh Lili dengan erat, dia ingat bagaimana Lili mati tepat di depannya dan hal yang paling dia benci adalah dia sama sekali tak bisa menolong pelayannya tersebut.
Berbeda dengan suasana hati Purple yang diselimuti dengan kenangan buruk. Di tempat lain kini Keyron sedang disambut hangat oleh ayah dan adiknya itu.
Keyron pun melihat sekeliling namun tak menemukan seseorang yang dia cari, “Keyron siapa gadis cantik ini?” Tanya Duke Hadid
Seperti di kehidupan sebelumnya Keyron pun menjelaskan semuanya pada ayahnya itu.
“Dimana Purple?” Pertanyaan Keyron berhasil membuat suasana ramai kini menjadi hening seketika.
Duke Hadid pun sampai mengerutkan keningnya, “ayah kurang tau tapi sepertinya dia tidak akan datang” ucap Duke Hadid.
Keyron pun merasa khawatir karena ini tidak seperti di kehidupan sebelumnya.
“Mengapa kakak menanyakan gadis menyebalkan itu?” Ucap Deron kesal.
Seketika Keyron pun menatap tajam ke arah Deron, hal itu membuat Deron terdiam.
Keyron pun langsung pergi dari keramaian itu, dia melangkah cepat menyusuri koridor.
Dan tepat saat sudah dekat dengan tujuannya dia berpapasan dengan Lili yang sedang membawa mangkok besar berisi handuk dan air hangat yang sudah mendingin.
“Hormat saya tuan Duke” ucap Lili memberi hormat pada Keyron.
“Dimana Purple?” Tanya Keyron tajam.
Lili pun panik, dia takut Keyron akan memarahi nonanya karena tidak ikut menyambut kehadiran Duke.
“Maaf tuan Duke nona sedang demam maka dari itu nona tidak bisa menyambut tuan datang” ucap Lili cepat, dia tidak ingin Duke salah paham.
“Purple deman?” Ucap Keyron.
“Benar tuan, kemarin nona terjatuh dari tangga dan sempat pingsan, maafkan saya tuan saya tidak bisa menjaga nona dengan baik” ucap Lili menduduk karena kini dia merasa akan diterkam oleh macan.
“Dasar bodoh!! Kau seharusnya menjaganya dengan benar!!!” Bentak Keyron.
Lili pun langsung duduk dan membungkuk di hadapan Keyron.
“Saya bersalah saya pantas dihukun tuan” ucap Lili.
Sedangkan di dalam kamar Purple pun mendengar kegaduhan dari luar kamarnya.
“Lili…!!” Purple pun langsung bangkit dan berlari keluar tanpa menggunakan alas kaki.
Dia menarik pintu dengan cepat dan berlari ke arah Lili yang sedang membungkuk hormat. Purple yang sangat khawatir sampai tidak menyadari kehadiran Keyron.
“Lili kamu tidak apa- apa?” Tanya Purple ikut terduduk di samping Lili.
“Nona apa sedang anda lakukan? Anda sedang deman seharusnya anda beristirahat” ucap Lili khawatir.
“Hemmm” Keyron yang merasa dirinya tak dianggap ada oleh Purple.
Purple pun mendongakkan kepalanya, tatapan mereka bertemu, mata ungu milik
Purple menatap mata merah darah Keyron.
Seketika tubuh Purple pun bergetar dengan hebat, semua ingatan kelam itu muncul begitu saja.
“Nona!!!” Teriak Lili segera menangkap tubuh Purple yang linglung.
“Nona sadarlah” ucap Lili
Keyron pun langsung mendekat ke arah Purple. Keyron mengambil alih tubuh Purple dari pangkuan Lili.
Keyron menggendong Purple masuk ke dalam kamar yang diikuti oleh Lili. Purple pun dibaringkan di kasur.
“Cepat panggil dokter Hans kesini” bentak Keyron pada Lili.
“Baik tuan Duke” jawab Lili berlari keluar.
Sedangkan di dalam kamar kini tinggal Purple yang tak sadarkan diri bersama Keyron yang memegang tangannya dengan erat.
Keyron beberapa kali mencium tangan Purple, “sadarlah… maaf…” ucap Keyron lirih.
Terlihat kabut penyesalan yang teramat besar pada tatapan Keyron.
Keyron pun juga kembali ke masa lalu dan dia menyesali semua perbuatan kejamnya pada Purple. Dia ingin memperbaiki semuanya, dia akan melindungi Purple dan akan mencintai gadis itu dengan seluruh jiwa raganya.
Setelah beberapa saat Lili pun datang bersama dokter Hans, “Hans tolong selamatkan Purple” ucap Keyron.
Hans yang merupakan dokter pribadi milik keluarga Duke Hadid dan sekaligus sahabat Keyron.
“Tenanglah Key, dia hanya demam biasa, aku akan menyiapkan obat penurun panas” ucap Hans setalah memeriksa keadaan Purple.
Hans pun merasa janggal dengan prilaku Keyron, dia tau sahabatnya itu sama sekali tak menyukai Purple namun hari ini dia melihat Bagaiman seorang Keyron Hadid mencemaskan Purple.
“Apa hanya dengan obat itu Purple akan bisa pulih?” Pertanyaan bodoh Keyron membuat Hans seakan ingin mengeplak kepala sahabatnya itu.
“Iya tuan Hans apa nona saya akan segera pulih?” Tanya Lili khawatir.
Hans pun menatap Lili, melihat ekspresi tulus Lili kepada Purple membuat Hans merasa gemas.
“Iya nona dia akan segara sembuh” ucap Hans menggoda Lili.
“Syukurlah” ucap Lili.
Keyron masih tetep duduk di samping Purple dengan raut wajah sedih.
Hans pun menarik tangan Lili untuk keluar bersamanya, Hans tidak ingin mengganggu Keyron bersama Purple.
#######