NovelToon NovelToon
Setelah Talak Tiga

Setelah Talak Tiga

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Cerai / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aina syifa

Setelah menjatuhkan talak pada Amira, Reifan menyesalinya. Reifan ingin merujuk Amira, setelah dia tahu kalau perceraian mereka terjadi hanya karena kesalahpahaman. Selama ini Amira hanya di fitnah oleh ibu mertuanya. Dan setelah Reifan mengetahui hal itu, Reifan menyesal dan ingin menebus kesalahannya dengan merujuk Amira. Namun tanpa sadar Reifan telah mentalak Amira sebanyak tiga kali, sehingga tidak bisa membuat mereka rujuk lagi kecuali Amira menikah lagi dengan lelaki lain dan bercerai dengan lelaki itu.
Apa yang akan Reifan lakukan untuk bisa kembali dengan Amira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengalaman yang tak terlupakan

Amira mendekati Aditya dan duduk di sisi Aditya.

"Kenapa semalam kamu malah tidur. Apa kamu nggak tahu, kalau semalam aku nggak bisa tidur gara-gara kamu," ucap Amira.

"Kenapa kamu nggak bisa tidur? apa karena kamu belum terbiasa tidur denganku?"

"Bukan begitu. Aku hanya..."

"Hanya apa?"

Wajah Amira merona merah saat teringat bagaimana semalam dia sangat begitu dekat dengan Aditya. Amira tidak tahu, bagaimana cara membicarakan tentang hubungan mereka yang semalam pada Aditya. Semalam Amira memang menginginkannya. Namun dia tidak tahu dari mana dia harus memulainya.

"Kenapa kamu selalu menggodaku Mas. Apa kamu nggak tahu, bagaimana perasaan aku semalam. Aku nggak bisa tidur hanya karena aku menginginkan kelanjutan hubungan kita."

Aditya tidak tahu apa yang Amira bicarakan dan kelanjutan hubungan apa yang Amira maksud kan.

"Apa maksud kamu? siapa yang menggoda kamu. Apa kamu bermaksud menyalahkan aku karena aku selalu menggoda kamu. Amira, bukankah kamu selalu bilang, kalau kamu belum siap tidur denganku. Aku tidak akan memaksa kamu. Dan aku tidak akan melakukannya sebelum kamu bilang siap. Aku bukan lelaki yang suka memaksa wanita," ucap Aditya panjang lebar.

Sebenernya Aditya sudah lelah menunggu Amira mengatakan siap. Tapi Aditya selalu sabar menghadapi istrinya yang kurang begitu memahaminya.

"Em, kalau aku sekarang bilang siap, apa yang akan kamu lakukan?"

Aditya terkejut saat mendengar ucapan Amira.

"Ka...kamu nggak mau minta aku melakukannya sekarang kan Amira?" ucap Aditya tampak gugup.

"Kalau aku mau minta sekarang?"

"Aku sudah rapi Amira. Kalau kita melakukannya sekarang, aku harus mandi dan ganti baju lagi dong."

Aditya terkejut saat Amira melingkarkan ke dua tangannya di leher Aditya. Aditya tampak gugup. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Baru kali ini, Aditya sedekat ini dengan seorang wanita. Selama ini Aditya memang jarang dekat dengan seorang wanita. Dia hanya fokus pada pekerjaannya saja.

"A...Amira... apakah nggak ada waktu lain Amira." Aditya bingung dengan apa yang harus dia lakukan saat ini. Dia hanya bisa menelan ludahnya berkali-kali saat Amira begitu dekat dengannya.

Aditya terkejut saat Amira mencengkram kerah bajunya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Aditya.

Jika aku tidak mulai duluan, bagaimana Aditya akan memulainya. Dia tidak punya pengalaman untuk hal-hal seperti ini, batin Amira.

"Aditya, sekarang aku istrimu. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau. Aku tidak akan lagi menolaknya," ucap Amira.

Amira mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir Aditya. Nafas Aditya kian memburu saat Amira menempelkan bibirnya ke bibir Aditya. Amira mencium bibir Aditya dengan lembut. Aditya tidak bisa menolak ciuman Amira. Karena dia juga menginginkannya.

Beberapa saat Amira dan Aditya berciuman. Walau Aditya baru pernah mencium seorang wanita, namun Aditya tampak sudah lihai dengan permainan lidahnya.

Aditya tiba-tiba melepas ciumannya. Dia memegang ke dua bahu Amira dengan kuat.

"Amira, kamu sadar nggak dengan apa yang baru kamu lakukan? Apa kamu tidak akan menyesal melakukan hal ini sama aku?" tanya Aditya. Dia hanya ingin memastikan kalau Amira benar-benar melakukannya tanpa terpaksa.

"Untuk apa aku menyesal. Kita sudah sama-sama dewasa. Kita juga suami istri sah. Apa yang harus aku takutkan. Aku nggak akan menyesal Mas. Karena ini sudah menjadi kewajiban aku melayani suami aku."

Aditya tersenyum. Aditya tidak tinggal diam. Dia mendorong dengan pelan tubuh Amira  ke ranjang.

Amira, mungkin ini cara satu-satunya agar kita tetap bersama. Aku harap setelah ini kamu akan langsung hamil. Agar kamu tidak jadi menceraikan aku dan kamu tidak perlu rujuk dengan Pak Reifan, batin Aditya.

Aditya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah menindih tubuh Amira, Aditya  kembali mencium Amira. Amira menerima sentuhan demi sentuhan yang Aditya berikan padanya. Aditya akan berusaha memuaskan Amira dengan menyentuhnya dengan lembut. Aditya mencium setiap inci dari tubuh Amira. Amira juga sebaliknya. Dia akan berusaha menyenangkan suaminya di atas ranjang. Amira tahu, kalau ini kali pertamanya Aditya menyentuh seorang wanita. Karena yang Amira lihat, Aditya tidak punya pengalaman untuk melakukan hubungan dengan wanita.

Sejak tadi, ponsel Aditya berdering. Namun Aditya tidak memperdulikannya. Dia membiarkan telponnya berdering. Begitu juga dengan Amira yang sudah sangat berhasrat. Mereka sudah tidak perduli apapun. Mereka lebih memilih bermain di atas ranjang dari pada perduli dengan urusan mereka yang lain. 

Setelah menyelesaikan pertempuran mereka di atas ranjang, Aditya dan Amira berbaring bersama di bawah selimut yang menutupi tubuh polos mereka. Mereka berbaring berhadapan dengan saling menatap. 

"Maaf Amira, kalau aku belum bisa memuaskan kamu. Aku belum bisa memberikan yang terbaik untuk kamu. Dan ini juga pertama kalinya untuk aku, jadi aku belum punya pengalaman banyak untuk itu," ucap Aditya. 

Sssttt Amira menempelkan jarinya di bibir Aditya. 

"Aku tahu kamu belum berpengalaman. Tapi menurut aku, permainan kamu luar biasa tadi. Dan aku benar-benar puas Mas."

Aditya tersenyum. Dia merasa bangga pada dirinya sendiri saat istrinya merasa puas dengan permainannya. Aditya memeluk Amira dengan sangat erat dan enggan untuk melepaskannya. 

"Mas Aditya, apa kamu akan memeluk aku terus seperti ini? kamu kan harus ke kantor, " ucap Amira. 

"Amira, izinkanlah aku memeluk kamu terus seperti ini. Aku masih kangen sama kamu sayang. Bagi aku yang paling penting sekarang adalah istri aku, bukan urusan kantor. Aku tidak akan pergi sebelum istriku merasa puas." 

"Mas, nanti kamu terlambat Mas. Ayo bangun." Amira mencoba untuk bangun. Namun Aditya menarik tubuh Amira kembali ke dalam pelukannya.

"Aku nggak mau bangun Amira. Aku mau lebih lama berada di dekat kamu seperti ini Amira," ucap Aditya sembari mengeratkan pelukannya.

"Lagian Pak Reifan juga masih ada di luar negri. Dia nggak akan tahu dengan apa yang sudah aku dan kamu lakukan di sini, " lanjut Aditya.

"Apa hubungannya kita dengan Mas Reifan. Dia sudah bukan siapa-siapa aku," ucap Amira tampak sedikit kesal saat Aditya menyebut nama Reifan.

"Bukankah satu bulan lagi kalian akan rujuk. Ini sudah dua bulan pernikahan kita Amira. Satu bulan lagi, pasti Reifan akan datang menemui kamu. Dia akan meminta kamu bercerai dari aku dan dia akan menikahi kamu lagi. Apa kamu lupa dengan perjanjian itu? " tanya Aditya. 

Aditya dan Amira sejenak saling diam saat mereka teringat dengan perjanjian mereka dengan Reifan dua bulan lalu. Tanpa Reifan mungkin mereka tidak akan menikah. Karena Reifan yang menyuruh mereka berdua menikah agar Reifan bisa rujuk lagi dengan Amira.

"Iya. Aku masih ingat Mas."

"Sekarang gimana? apa kamu masih ingin rujuk dengan Reifan?" 

"Aku nggak tahu Mas. Kita lihat saja nanti bagaimana ke depannya. Sudahlah Mas, jangan bahas Mas Reifan kalau kita sedang berdua seperti ini. Untuk saat ini, aku hanya ingin berada di pelukan kamu seperti ini. Karena cuma pelukan kamu yang membuat aku merasa nyaman."

Aditya mencium bahu Amira. 

"Apa kamu menginginkannya lagi Amira? " tanya Aditya. 

Amira terkejut saat mendengar ucapan Aditya. Amira buru-buru beringsut duduk. Dia mengambil inisiatif untuk melarikan diri dari Aditya. Karena Amira tidak mau berlama-lama berada di kamar Aditya. 

"Gimana kalau tiba-tiba Bik Atun dan Kayla pulang. Apa kita akan seperti ini terus Mas. Lagian tadi bukannya kamu mau ke kantor? kalau mau lanjut, masih ada banyak waktu lagi kan nanti malam." 

Aditya tersenyum. Dia kemudian beringsut duduk. Aditya mendekati Amira dan kembali memeluknya dari belakang. 

"Kayla masih lama pulangnya sayang. Mulai sekarang, aku akan selalu siap. Kapan pun kamu membutuhkan aku, aku akan selalu siap untuk kamu Amira," ucap Aditya sembari meletakan dagunya di atas bahu Amira.

"Aku akan tunggu kamu nanti malam. Mulai sekarang, kamu harus tidur di kamar aku. Kamu nggak boleh tidur sama Kayla lagi. Kalau Kayla takut tidur sendiri, aku akan bilang bik Atun untuk menemani Kayla tidur," lanjut Aditya.

"Iya Mas. Aku janji, mulai nanti malam aku akan tidur di kamar kamu."

***

1
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
lah kmu gimn sih mir, klo emng mau rujuk ya kmu hrs melakukn HB sm suami yg bru ga cm asal stuts nikah² aja,🙄
Putri Chaniago
jgn bilang Aditya ada rasa dg Amira, jgn bilang pula Aditya yg d jadikan muhalil antara Amira n suaminya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!