'Gagak pembawa bencana' itulah julukan pemimpin klan mafia Killer Crow, Galileo Fernandez, yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam membunuh.
Hidupnya dari saat dia kecil dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin oleh ayahnya, sehingga menciptakan seorang Leo yang tidak berperasaan.
Suatu hari dia di jebak oleh musuh bebuyutan dari klan mafianya dan tewas tertembak dikepalanya. Tetapi bukannya pergi ke alam baka, dia justru terbangun kembali di tubuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.
Siapakah anak laki-laki itu?, Apakah Leo mampu menjalani hidupnya dan kembali menjadi mafia kejam dan membalaskan dendamnya?
Inilah Kisah tentang Galileo seorang mafia kejam yang bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah yang ternyata menyimpan banyak misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Setelah max sepenuhnya pulih dan diperbolehkan pulang oleh dokter, max dan Zivanna berkemas untuk meninggalkan rumah sakit.
"Jadi Max dimana alamat rumahmu biar Tante yang mengantarkanmu kesana," ucap Zivanna pada max. Sekarang mereka sedang berada di dalam mobil hendak pergi ke rumah yang Max tau.
Max terdiam, dia tidak terlalu familiar dengan negara ini. Ya memang saat ini max (jiwa Leo) tau bahwa disini bukan negara asalnya sewaktu dia hidup sebagai Galileo.
"Tempat waktu aku tertabrak," ucapnya singkat.
"Baiklah," Zivanna mengangguk lalu menjalankan mobilnya menuju tempat terakhir kali dia tidak sengaja menabrak Max.
Sesampainya disana Max mengingat ngingat dari mana dia berlari saat itu.
Zivanna menjalankan mobilnya sesuai dengan arahan max.
"Berhenti!, ini adalah rumahku," ucap max pada Zivanna menunjuk pada rumah kumuh yang sepertinya sudah hampir roboh itu.
"Kau yakin?," tanya Zivanna memastikan. Sebenarnya Max (jiwa Leo) juga heran mengapa manusia dapat Tinggal di gubuk kumuh seperti ini. Walaupun dia dulu sebelum Tinggal di mansion besar keluarga Fernandez, hanya hidup bersama ibunya, tetapi dia tidak pernah kekurangan karena ibunya mempunyai pekerjaan tetap yang menghasilkan cukup banyak uang.
Max mengangguk kecil lalu keluar dari mobil menghampiri rumah yang terbangun dari kayu itu. Sebenarnya dia tidak yakin apakah ibu dari pemilik tubuh ini masih berada di sini dan masih hidup atau tidak.
Tok
Tok
Tok
Max mengetuk pintu, tetapi tidak ada sahutan dari dalam. Max hendak membuka pintu tetapi ternyata pintunya terkunci dari luar.
Max menghela nafas, apakah ibu dari max asli telah pergi dari rumah ini?.
"Ada apa max? Apa orang tuamu ada di dalam?," tanya Zivanna.
Max hanya menggeleng
"Pintunya terkunci," ucap Max singkat
Zivanna melihatnya, ternyata pintu rumah ini memang terkunci dari luar, yang berarti pemilik nya tidak ada di dalam.
"Mungkin orang tuamu sedang keluar Max," ujar Zivanna pada Max berpikiran positif. Berbeda dengan Max, dia menduga bahwa kalau bukan ibunya pergi dari rumah ini, kemungkinan lainnya dia telah tewas di tangan para preman hari itu.
Saat mereka berdua sedang kebingungan, seseorang datang menghampiri mereka.
"Ehh nak Max, kau dari mana saja menghilang beberapa hari ini," ujar seseorang yang tak lain adalah tetangganya Bu Rena.
Max terdiam tidak menjawab pertanyaan nya.
Melihat itu Zivanna menjawab
"Max bersama saya beberapa hari ini, kenalkan saya Zivanna Tante dari max," ujar Zivanna.
"Ohh jadi anda adalah Tante Max... Baguslah kalau begitu," ucap Bu Rena yang membuat Zivanna mengernyitkan dahinya bingung.
"Baguslah??," tanya Zivanna bingung
"Kalian tidak tau?, jika Bu Linda ibunya max meninggal Beberapa hari yang lalu dan sudah di kebumikan oleh warga desa sini, jadi saya menjadi tenang karena Max ternyata masih memiliki keluarga yang menjaga nya." ucap Bu Rena yang membuat Zivanna terkejut. Sedangkan max tidak bereaksi apa apa.
"Meninggal?," ucap Zivanna menutup mulut nya, lalu menoleh melihat Max. Dia melihat ekspresi Max terlihat datar dan tidak ada raut kesedihan, Zivanna mengira Max tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang, biar bagaimanapun saat ini Zivanna tidak tau jika jiwa anak kecil yang polos itu sudah digantikan dengan jiwa seorang Leo.
"Saya dan Max tidak tau tentang itu... Terimakasih telah memberitahu Bu, dan sampaikan terimakasih pada warga desa yang telah membantu pemakaman Bu Linda," ucap Zivanna pada Bu Rena. Walaupun dia tidak mengenal ibu dari max, entah mengapa dia merasakan empati terhadapnya. Mungkin karena Max yang beberapa hari ini bersamanya.
"Sama sama, kalau begitu saya permisi Bu, dan untuk max ibu turut berdukacita atas kepergian ibumu ya, Semoga kau hidup dengan baik dengan Tante mu dan kelak menjadi anak yang sukses," ucap Bu Rena tulus.
Max hanya terdiam tidak menjawab perkataan Bu Rena. Bu Rena sendiri mengira jika keterdiaman max dikarenakan masih syok dengan kepergian ibunya. Dia tersenyum lalu menganggukkan kepalanya pada Zivanna lalu pergi dari sana.
Zivanna berjongkok menatap max sendu.
"Apakah Max masih memiliki keluarga lain selain ibumu?," tanya Zivanna lembut.
Max terdiam tidak mengatakan apapun
"Hei, Max baik baik saja?, apakah tidak ada?," tanya Zivanna kembali.
Max yang mendengar pertanyaan kedua kalinya oleh Zivanna hanya menggelengkan kepalanya.
Zivanna tersenyum melihat itu.
"Begini saja, apakah Max mau menjadi anak angkat Tante?," tanyanya lembut pada Max
Max menoleh menatap Zivanna yang meminta persetujuan nya, max berfikir apakah dia harus menerima tawaran wanita yang berada di depannya ini?, bagaimana pun tubuhnya masih seorang bocah saat ini yang belum mampu bekerja dan bepergian jauh.
Setelah keterdiaman sesaat max menganggukkan kepalanya kecil.
Zivanna yang melihat itu tersenyum lembut.
'Hufftt Kalau bukan karena saat ini sedang berada di negara yang berbeda dengan Gavin, aku tidak akan menerima nya,' batinnya menggerutu.
"Kalau begitu mulai sekarang, kau tidak boleh memanggilku Tante lagi, tapi harus 'Mama' oke?," Ujar Zivanna senang. Impian nya untuk memiliki seorang anak akhirnya terkabul, dia memang sudah berencana akan mengadopsi seorang anak, tetapi rencana itu selalu urung karena kesibukannya, dan sekarang dia dipertemukan dengan Max, bukankah ini adalah takdir?, Walaupun Max bukan darah dagingnya sendiri, dia akan berusaha menyayangi nya seperti anak kandungnya sendiri.
Sedangkan Max sedikit mengerutkan keningnya kapan dia memanggil wanita ini Tante?, dan apa apaan dengan harus memanggil nya mama?, Umurnya (jiwa Leo) dengan Zivanna hanya terpaut 9 tahun saja oke?, Saat ini dia sedang marah tetapi dia harus menahan emosi nya, karena biar bagaimanapun wanita ini sekarang berguna untuk keberlangsungan hidupnya. Dan setelah dia dewasa nanti, dia akan meninggalkan negara ini dan kembali pada Gavin dan killer Crow.
.
.
.
.
.
.