NovelToon NovelToon
Apocalypse (Bertahan Di Hari Terakhir Umat Manusia)

Apocalypse (Bertahan Di Hari Terakhir Umat Manusia)

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Zombie / Epik Petualangan / Perperangan / Anime / Penyelamat
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Baby samuel

Samuel adalah seorang mantan atlet bela diri profesional, selain itu ia juga bekerja paruh waktu sebagai kurir makanan, namun semuanya berubah saat kiamat zombie yang belum di ketahui muncul dari mana asalnya membawa bencana bagi kota kota di dunia.
Akankah Samuel bertahan dari kiamat itu dan menemukan petunjuk asal usul dari mana datangnya zombie zombie tersebut?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi berhasil, kemunculan makhluk tak di kenal

"Kamari, Darius kalian bereskan mayat mayat ini untuk di teliti nanti oleh rookie !" Ucap Samuel memerintahkan lalu meninggalkan mereka berdua.

Darius pun terkejut, matanya melebar "Hei Samuel...! Tunggu...!" teriak Darius memanggil Samuel yang sudah berlari menjauh.

Kamari lalu menghampiri Darius, menepuk pundaknya "Sudahlah... Biarkan dia menyelesaikannya sendirian" Ucap kamari sambil tersenyum menatap Samuel yang berlari menjauh di lorong gelap itu. "Samuel adalah orang yang bisa di andalkan" sambungnya dengan mata berbinar yang terus tertuju kepada Samuel.

Darius hanya menghela nafas panjang "Haahh...dasar orang itu" gumamnya pasrah dengan keadaan dan harus merelakan Samuel pergi menyelesaikan misi seorang diri.

"Ayo kamari kita bawa mayat mutasi ini !" sambung Darius sambil mendekati mayat makhluk mutasi yang sudah terbelah dua di lantai stasiun tersebut.

Terlihat Samuel di kejauhan terus menambah kecepatan larinya seolah ingin secepatnya mengakhiri sumber masalah besar yang berada jauh di dalam lorong stasiun bawah tanah tersebut.

Samuel terus berlari dalam kegelapan sepanjang lorong dingin dan mencekam, semakin dalam ia masuk, semakin terasa pekat hawa mencekam itu.

Sesampainya di lorong terdalam, Samuel melihat segerombolan telur yang sudah menetas bekas pertarungan sebelumnya.

Di atas telur telur tersebut, tepatnya di dinding lorong, terlihat tumbuhan mutasi yang sangat besar mengeluarkan aroma amis nan pekat seolah memancing sesuatu yang berbahaya untuk mendekat.

Samuel melangkah mendekat dengan menutup hidungnya agar bau pekat yang masuk ke penciumannya sedikit berkurang.

"Gawat... Aku harus cepat sebelum makhluk ini memancing semakin banyak zombie" ucap Samuel yang sudah berada di bawah tumbuhan besar tersebut.

ia mengeluarkan heavy swordnya kembali lalu memusatkan energinya pada satu tebasan hingga tumbuhan mutasi tersebut terbelah menjadi dua bagian.

Cairan kehitaman keluar dari dalam tumbuhan tersebut, Samuel memerhatikan dengan menghela nafas lega "Akhirnya... Baiklah saatnya pul...!" belum selesai Samuel bergumam, ia merasakan sesuatu yang seperti akan keluar dari dalam tumbuhan mutasi yang telah ia tebas tadi.

Langkahnya terhenti, keringat mulai keluar dari keningnya, setelah pertarungan panjang yang melelahkan ia masih saja belum bisa beristirahat walau untuk sesaat.

Di depannya, tumbuhan tersebut terus meronta seolah ada sesuatu dari dalam yang menerobos keras untuk bisa keluar.

Samuel terus memerhatikan dengan seksama, pandangannya terus berfokus pada sesuatu di depannya seolah menunggu bahaya yang akan datang selanjutnya.

Tumbuhan tersebut mulai bergetar hebat, hingga tak lama kemudian keluarlah kepala merah dengan tanduk lancip di keningnya, pandangan Samuel dan makhluk itu terhubung satu sama lain, Samuel menelan ludah menatap makhluk tersebut."Si....sial... Apalagi sekarang...?!" batinnya mengeluh dengan keadaan yang tak menguntungkan.

Makhluk tersebut lalu mencoba mengeluarkan tubuhnya yang terjebak dalam tumbuhan mutasi, ia kembali meronta, pandangannya tajam kepada Samuel.

Tak ingin membuang waktu, Samuel berlari untuk menebas makhluk tersebut agar mencegahnya keluar dari dalam tumbuhan.

"Tetaplah di sana sialan !" Teriak Samuel sambil mengangkat heavy swordnya tinggi tinggi.

Saat Serangan Samuel sudah hampir mengenai makhluk tersebut, dengan cepat makhluk itu keluar dari dalam tumbuhan lalu melompat mundur menghindari tebasan dari Samuel.

Kini jarak mereka sudah sedikit jauh, mereka saling bertatapan, lalu kemudian makhluk tersebut menunjuk ke arah Samuel "Samael...!" ujarnya pelan dengan ekspresi tersenyum pada Samuel.

Seketika Samuel pun terkejut, pasalnya semua makhluk mutasi yang ia lawan tak pernah ada yang bisa berbicara bahasa manusia.

belum selesai dengan hal yang dirasakannya, makhluk itu tiba tiba berada di depan mata Samuel, sesaat aura makhluk tersebut jauh lebih kelam dan lebih kuat dari makhluk mutasi yang selama ini pernah di lawan Samuel, aura itu menyebar dari tatapan matanya, dengan cepat Samuel melompat mundur untuk menjaga jarak darinya.

Ia tak percaya, aura kuat yang berasal dari makhluk tersebut benar benar pekat dan kelam, Samuel tahu, jika ia melawan makhluk tersebut maka hanya akan ada kekalahan baginya.

Dalam situasi terpojok oleh aura makhluk mutasi itu, Samuel berfikir keras mencari cara untuk bisa setidaknya berlari menjauh

"Aura mencekam apa ini... Selain itu... Dia juga bisa berbicara bahasa manusia !" Gumamnya dengan memegang erat heavy sword di kedua tangannya, bersiap dengan kemungkinan terburuk yang akan ia hadapi.

Makhluk itu tersenyum kecil sambil terus memperhatikan Samuel, perlahan ia melangkah mendekati Samuel, tatapannya dingin namun tak ada hasrat untuk menyerang Samuel.

"Samael..." ucap makhluk tersebut menyebutkan nama Samuel untuk yang kedua kali.

Samuel semakin waspada memperhatikan setiap langkah kaki makhluk itu, fokusnya meningkat "Siapa kau...!" Ucapnya dari jarak yang sedikit jauh "Kenapa kau mengetahui namaku !" sambung Samuel bertanya.

Sesaat makhluk itu terdiam dengan pandangan gelap, lalu ia menatap kembali Samuel yang berada di depannya.

"Belum saatnya samael..." Seru makhluk tersebut.

Seketika fikiran Samuel bercampur aduk, ia tak mengerti mengapa makhluk tersebut bisa tahu tentang namanya, walaupun kata yang keluar dari mulutnya sedikit berbeda dengan nama Samuel.

Lalu Samuel kembali mengetatkan kewaspadaannya walaupun ia tak merasakan hawa gelap dan niat membunuh dari makhluk tersebut.

makhluk itu kembali melangkahkan kakinya menuju Samuel yang memasang kuda kuda pertahanan dari jarak yang sedikit jauh.

Jantung Samuel berdetak hebat, adrenalinnya memuncak, makhluk di depannya sungguh di luar ekspektasi, ia menenangkan pikirannya lalu menurunkan kewaspadaannya karena ia memang tak merasakan hawa membunuh dari makhluk yang berada di depannya.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?" Tanya Samuel kepada makhluk mutasi baru tersebut.

Makhluk itu terus berjalan, semakin dekat dengan Samuel hingga mereka berhadap-hadapan,"Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih karena kau telah membebaskan ku !" Ucap makhluk tersebut dengan menyeringai pada Samuel.

"Kau sungguh aneh !" Ujar Samuel, suaranya pelan, lalu di saat yang bersamaan ia mengayunkan heavy swordnya dengan kuat secara bertubi-tubi, namun sayang makhluk tersebut jauh lebih cepat di banding gerakan Samuel, dengan gesit makhluk tersebut menghindari serangan demi serangan yang di lancarkan oleh Samuel, wajah makhluk tersebut tampak santai seolah serangan Samuel hanya mainan baginya.

"Ti...tidak mungkin, perbedaan kekuatan kami se...sebesar ini ?!" Gumam Samuel sambil terus melancarkan serangan, ia nampak terkejut karena serangan serangan cepat yang ia lancarkan selalu berhasil di hindari dengan mudah oleh makhluk tersebut, ia menyadari bahwa perbedaan kekuatan mereka sangat jauh.

Makhluk itu terus mempermainkan Samuel dengan kecepatannya, ia tersenyum setiap kali berhasil menghindar seolah meremehkan Samuel, sambil menghindar dia berkata sesuatu kepada Samuel.

Entah apa yang di katakan oleh makhluk tersebut, tiba tiba Samuel terkejut, matanya terbelalak lalu menghentikan serangannya, "Kau... Kenapa kau bisa mengetahuinya !" teriak Samuel, seolah perkataan yang di katakan makhluk tersebut merujuk kepada sesuatu yang amat penting bagi Samuel.

Makhluk itu tersenyum lebar hingga gigi taringnya terlihat "Kau belum cukup kuat untuk mengetahuinya !" Ujar makhluk tersebut.

Samuel terdiam sejenak, ekspresinya bingung antara percaya atau tidak dengan apa yang di katakan oleh makhluk tersebut.

Seolah mengetahui apa yang di rasakan Samuel, makhluk itu kembali berbicara "Pilihannya ada pada dirimu samael !" Seru makhluk tersebut, tiba tiba ia melangkah pergi meninggalkan Samuel "Fikirkanlah !" Sambung makhluk tersebut sebelum ia menghilang dengan kecepatan tinggi.

1
Mia
Excelente
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!