NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Tiri

Menjadi Ibu Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Keluarga / Suami Tak Berguna / Ibu Tiri / Menjadi Pengusaha
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: Carrot_Line

Bangun-bangun sudah menjadi Ibu sambung 4 anak, Li Hua tidak habis pikir dengan itu. Memiliki suami yang suka berfoya-foya dan jarang pulang kerumah.

Menanggung kehidupan keempat tauge kecil membuat Li Hua harus berpikir tentang uang!
Uang,uang dan uang. Dia terus memikirkan itu demi kelangsungan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carrot_Line, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panen ubi liar

Wajah Li Hua terlihat buruk saat melihat ladang tempat semalam dia terbangun, rasanya kepala bagian belakang masih berdenyut kesakitan. Da Lang turun ke ladang berjongkok mencari sesuatu ditengah hamparan berbagai jenis rumput.

Sayuran liar yang ditemukan akan dia petik, Li Hua berjongkok di tepi ladang tak terurus. Menatap punggung Da Lang sebentar, matanya tak sengaja menemukan sawi liar. Dahinya berkerut, siapa yang menaburkan bibit sayuran disini? Sampai-sampai ada banyak sayuran tumbuh dengan subur.

"Apa ladang ini pernah digarap oleh seseorang?"

Pergerakan tangan Da Lang terhenti, dia mengangguk,"sebelum nya seseorang pernah bertani disini, menebarkan bibit sayuran. Entah mengapa dia pergi meninggalkan desa, mengembalikan surat kepemilikan tanah pada kepala desa."

Sangat rugi menurut Li Hua, dia tak mengerti mengapa surat tanah kepemilikan diberikan pada kepala desa. Seharusnya tetap disimpan bukan di berikan secara cuma-cuma.

"Ladangnya jauh dari ladang semua orang, semula milik pemerintah. Membiarkan rakyat mengelola nya dan membagi hasil panen. Tapi sayangnya tidak ada yang mau."

"Bukankah itu sangat sayang?"

"Tentu tidak,"geleng Da Lang,"kami semua takut dengan serangan babi liar pada tanaman, itu hanya membuat kerugian."

Li Hua mengangguk mengerti, tidak mau memikirkan banyak hal. Dia bangkit berdiri dan turun ke ladang, iku mencari sayuran. Memetik sawi dan pakis, dia bergerak lebih cepat tanpa sadar menelusuri kearah ladang lain.

Gerakannya terhenti melihat tanaman merambat secara serampangan, pucuk daun muda nya terlihat segar. Matanya berbinar saat mengetahui tanaman itu sangat dia kenal.

"Umbi tanah! Ini adalah ubi jalar, ya ampun ini sesuatu yang berharga."kedua telapak tangan Li Hua menutup mulut yang terbuka lebar.

Dia menoleh, berteriak memanggil Da Lang, pemuda itu mendongak melihat Ibu tirinya melambaikan tangan penuh semangat. Seakan menemukan sesuatu yang berharga, dia segera menghampiri Li Hua, jari telunjuk Ibu tirinya menunjuk tanaman rambat.

"Lihat lah, itu adalah umbi tanah, kita bisa memakannya."ucap Li Hua tak sabar.

Da Lang mengangguk, dia mengambil mangkuk yang di letakkan di pinggir ladang. Kembali berlari dan menggali tanah untuk mencari Ubi liar.

"Bisakah kita panen semuanya?"tanya Li Hua.

"Itu bisa, cukup untuk persediaan makanan selama seminggu."

"Bagus!"

Ubi-ubi berukuran kecil dan besar tertumpuk dalam keranjang. Memenuhi keranjang rotan dalam sekejap, Da Lang terlihat sangat tercengang. Dia seperti tak menyangka akan mendapatkan keberuntungan ini.

Li Hua memisahkan daun-daun muda dari umbi yang bisa di makan, setelah itu memasukkan kedalam keranjang. Kali ini keranjang terlihat sangat penuh, membuat nya tidak yakin Da Lang bisa mengangkat atau tidak.

"Ini terlalu berat, aku khawatir kamu tidak bisa membawanya."

"Bibi, jangan khawatir aku cukup kuat untuk membawa semua ini."Da Lang berjongkok dan mengangkat keranjang nya.

Terasa berat, dia menggendong nya dengan hati-hati. Cangkul di bawa oleh Li Hua, akan sulit kalau Da Lang membawanya juga. Dia memberikan sebatang kayu panjang untuk Da Lang. Agar pemuda itu ada pegangan, berjalan melewati ladang orang-orang desa. Beberapa orang melihat mereka memanen ubi liar merasa iri.

"Dimana kalian menemukan Ubi ini?"wanita berusia 30 tahun menghampiri Da Lang dan Li Hua.

"Bibi, kami memanennya di ladang tak terurus, hari ini kami cukup beruntung."Da Lang tersenyum lebar.

Wanita itu mengerut,"bisakah aku membeli nya? Hanya 1 kilo saja,"

"3 sen, saya menginginkan harga itu."Li Hua membuat Da Lang terkejut.

Bukankah sangat mahal, mengapa Ibu tirinya mematok harga seperti itu.

"Kamu sangat pelit, turunkan lagi harganya ini sangat mahal."

"Kakak ipar, kami sejak awal tidak berniat menjualnya. Kalau anda mau membeli silahkan harga di kabupaten dan kota lain jauh lebih mahal."

Bibi itu terdiam, memang benar sekarang makanan pokok sedang naik. 3 sen sudah termasuk murah, tapi kalau kekabupaten mungkin harga satu kilo ubi sudah masuk ke 4 sen dan di kota lain seperti kota Ping An dan Kota Hekkou masuk ke 5 sampai 6 sen.

"Baik, baik aku tetap mau membelinya."

Li Hua beruntung berkat ingatan pemilik tubuh dia mengetahui sesuatu yang tak di ketahui nya, 3 sen berada di tangannya. 1 kilo ubi sudah di berikan, dia memberikan 2 ubi kecil sebagai bonus.

Mereka kembali berjalan, Da Lang tak mengerti mengapa Li Hua memberikan dua ubi kecil pada Bibi itu.

"Sangat rugi memberikan dua ubi kecil pada nya."

"Tidak, memberi sedikit tidak akan membuat mu semakin miskin."geleng Li Hua.

Dalam berbisnis kita tidak boleh terlalu pelit, pelanggan akan merasa senang. Walau sebenarnya dua ubi yang diberikan termasuk kedalam satu kilo itu. Li Hua sedikit licik dengan berpura-pura memberikan bonus, kalau saja Da Lang tau tentang perbuatan nya.

Mungkin pemuda itu akan merasa jijik, saat hendak masuk ke halaman rumah tiga orang wanita mengejar mereka.

"Isteri kecil Huang! Tunggu sebentar."

"Ada apa Kakak ipar datang kemari?"tanya Li Hua heran.

Kedua wanita itu mengatur nafasnya, mereka melihat teman mereka membeli Ubi dengan harga 3 sen dan itu mendapatkan satu kilo. Tidak boleh untuk tidak membeli makanan bagus dengan harga murah.

"Kami mau membeli ubi itu, beri kami masing-masing satu kilo."

"Tunggu sebentar."

Li Hua mengambil beberapa ubi memasukkan nya kedalam keranjang kecil yang dibawa kedua wanita itu, dia memberikan masing-masing keranjang dengan dua ubi. Hal itu membuat mata kakak-kakak ipar bersinar bahagia.

"Ini tiga sen bukan?"

"Iya terimakasih sudah mau membelinya."

"Ah, iya kami pergi terlebih dahulu."

Dalam sehari Ibu tirinya mendapatkan 9 sen, Da Lang tidak bisa untuk tidak terkejut. Kemujuran Ibu tirinya terlihat mengalir deras, dia penasaran apa yang akan di beli oleh Li Hua dengan semua uang itu.

"Bibi, uang itu mau kamu apakan?"tanya Da Lang penasaran.

Li Hua mendorongnya untuk segera masuk kedalam rumah,"tentu membeli bumbu-bumbu dapur, masakan tidak akan enak tanpa bumbu."

"Bukankah lebih baik membeli nasi jagung ataupun beras merah?"Da Lang ingin menghentikan langkahnya.

Ibu tirinya tidak mau membiarkan dia berhenti,"itu juga akan kita beli, tapi nanti stok ubi masih banyak habiskan saja dulu."

Akan sangat baik kalau mereka menimbun banyak makanan, Da Lang tidak bisa berkata-kata. Dia tidak mengerti jalan pemikiran Ibu tirinya, sementara Li Hua tersenyum lebar. Tadi pagi dia mendapatkan 4 sen, kini bertambah dengan 9 sen. Kalau di gabungkan ada 13 sen di kantung kainnya.

"Mari jemur ubinya terlebih dahulu setelah dicuci, akan lebih manis dan awet ketika sudah kering,"ajak Li Hua.

Mereka masuk dari pintu samping rumah, mencuci kaki, dan tangan agar tidak gatal. Ubi yang di bawa segera di cuci oleh Da Lang dan di jemur di halaman belakang. Sementara Li Hua mencuci pucuk-pucuk daun muda ubi. Merebusnya hingga matang dan tiriskan, otak nya sedang berpikir keras. Wajahnya memucat saat mengetahui bahwa dia akan memakan makanan hambar lagi.

1
end
Mc lemah jadix q malas baca beda cerita lain
Sarifah Sarifah
thorn yg hanya upnya
Yurniati
double update thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
RJ 💜🐑
ceritanya sangat bagus, semoga Li Hua dan anak anak sambung nya dapat uang yang banyak
Lala Kusumah
rejeki tak kan kemana... semangat Lin Hua.....
Try
mungkin terasa aneh dgn buah buahan yg banyak mangfaat ny
Try
dagangan laris manis
Ita Xiaomi
Moga rejeki mereka lancar dan bs hidup berkecukupan dan bahagia.
Ita Xiaomi
Da lang sibuk nyari lapak kosong sedangkan jualan udah laku semua😁.
Enah Siti
Gak jdi di gantung di pohon tomat🤭🤭🤭🤭🤭😘😘😘😘🙏🙏🙏🙏🙏mksih thor
Enah Siti
thor gak up lgi 🙏🙏🙏🙏🙏
Enah Siti: oke ku tunggu awas klau gak ada ku gantung di pohon tomat thor 💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣😘😘😘😘🙏🙏🙏🙏🙏🙏👍👍👍👍👍mksih
Carrot: Hari ini up kak, baru dikirim untuk di review. Tunggu ya kak paling satu jam lagi baru tayang/Pray/
total 2 replies
RJ 💜🐑
semangat buat karya nya thor, ceritanya bagus 🤗🤗👍🏻❤
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Erha Print
semangat berkarya
Erha Print
lanjutt
Erha Print
crazy up dunk
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Lala Kusumah
jgn ikut tetap disana aja Li Hua, kasihan anak-anak... lanjuuuuuuuuuuutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!