menceritakan tentang wanita gemuk yang bernama Zoya, yang di khianati oleh calon suaminya dan sahabatnya sendiri.
Dan mengisahkan seorang pria yang sangat rupawan bernama Raka, tapi suka berpenampilan seperti gelandangan.
dari pertemuan Zoya dan Raka tanpa di sengaja, menjadi kisah awal dari cinta keduanya yang berliku dan juga penuh rintangan.
dan juga dari pertemuan mereka menghasilkan dua anak-anak yang sangat lucu.
dan seperti apa kisah mereka....
baca terus kisah mereka dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aidah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pria gelandangan lagi
Nasi goreng buatan Zoya menjadi menu favorit di restoran Bastian, dan selama dua Minggu pembeli membludak, yang membuat semua karyawan kelelahan termasuk Zoya.
"Zoya, bagaimana kondisi kamu sekarang."kata Luisa saat melihat kondisi Zoya yang sedang berbaring lemas.
"sudah jauh lebih baik Tante."
"Zo sudah seminggu kamu berbaring terus, dan selalu memuntahkan makanan yang kamu makan, apa tidak sebaiknya kamu ke dokter saja."
"tidak perlu Tante, mungkin Zoya kelelahan, sampai lupa makan. Jadinya ya seperti ini."
"tapi ini aneh Zo, lihat tubuh kamu juga menyusut banyak, sebaiknya, kita ke dokter saja Zo."
"tapi...."kata Zoya ragu-ragu.
"yang di katakan istriku benar Zo, kamu ke dokter saja hari ini, biar diantar oleh Luisa."
"benar kata suamiku Zo, kamu ke dokter saja, biar Tante yang mengantarkan kamu."
"baiklah Tante, Zoya mau."
"kalau begitu cepat makan, setelah itu kita berangkat."
"tapi Zoya tidak nafsu makan Tante. Setiap melihat makanan Zoya langsung mual."
"ya sudah makan buah saja, sepertinya kamu baik-baik saja saat makan buah Zo."
"baik Tante."kata Zoya yang memakan beberapa potong buah pir.
Setelah selesai makan, Luisa segera membawa Zoya ke seorang dokter kenalannya.
"hai Luisa, ada apa kamu datang kemari, apa kamu sakit lagi."kata seorang dokter wanita menyapa Luisa yang baru masuk ruangannya.
"tidak, aku tidak sakit Mel,"jawab Luisa pada dokter yang bernama Melisa.
"oh begitu, lalu ada perlu apa kamu datang Lis."
"aku ingin memeriksakan Zoya, anak yang tinggal bersamaku Mel."
"oh begitu, memangnya dia sakit apa."
"sudah seminggu ini, dia tidak bisa makan dan selalu memuntahkan isi perutnya setiap makan Mel. Apa lagi badannya semakin mengecil."
"oh begitu, baiklah aku periksa dulu ya. Siapa nama kamu."
"nama saya Zoya dok."
"baiklah Zo, ayo naiklah ketempat tidur, biar aku periksa dulu ya."
Zoya menuruti perintah dari Melisa, dan Melisa memeriksa kondisi Zoya dengan teliti.
"Zo berapa usia kamu sekarang."kata Melisa setelah selesai memeriksa Zoya.
"sembilan belas tahun dok."
"oh masih mudah ya, bagaimana dengan siklus bulanan kamu."
"seingat Zoya terakhir itu dua hari sebelum berangkat kemari Zoya baru selesai datang bulan."
"oh begitu."
"ada apa Mel, kenapa kamu menanyakan tentang siklus bulanan Zoya, apa ada masalah dengan hal itu."
"kita tunggu hasilnya ya Lis, nanti baru aku jelaskan."kata Melisa sambil menenangkan Luisa yang mulai gelisah.
"dok, ini hasil laboratorium nona Zoya."
"baik terima kasih, kamu bisa keluar sekarang."kata Melisa pada perawatnya.
Melisa segera membaca hasil tes yang dia terima dan seketika dia pun diam.
"Mel, kenapa kamu diam seperti itu, ada apa."
"Zoya sedang hal Lis."
"apa, bagaimana mungkin dia bisa hamil Mel."
"usia kandungannya masuk usia dua bulan."
"tidak mungkin, Zoya katakan yang di katakan dokter Melisa itu tidak benar."kata Luisa pada Zoya yang terdiam karena mendengar penjelasan Melisa.
"Zoya jangan diam saja, bicaralah."kata Luisa yang tiba-tiba melihat Zoya menitihkan air mata.
"Zoya, kalau kamu merasa hasil ini tidak benar, kita akan melakukan tes ulang lagi ya."kata Melisa yang melihat Zoya shock karena kabar ke hamilan nya.
"Zo jangan diam saja sayang."kata Luisa yang tidak tega melihat Zoya yang diam dan menitihkan air mata.
"permisi..."kata Zoya yang langsung berlari keluar dari ruangan itu.
"apa yang terjadi padanya Lis,"
"aku tidak tau Mel, selama tinggal dengan kami dia tidak banyak menceritakan tentang kehidupan pribadi dia. kamu hanya tau dua dari lantai asuhan."
"apa mungkin terjadi sesudah sebelum dia datang kemari Lis."
"aku tidak tau Mel, tapi sepertinya iya. Kalau kita lihat dari reaksinya tadi."
"sepertinya begitu, coba nanti kamu tanya dia dengan hati-hati, apa yang sebenarnya terjadi. Dan jangan menekannya agar tidak menggangu ke hamilan nya."
"baiklah, kalau begitu aku permisi dulu, akan aku bicarakan pada Bastian tentang hal ini."
"iya, salam untuk Bastian."
"iya, aku pergi dulu, sampai jumpa."kata Luisa yang di jawab dengan senyuman oleh Melisa.
Sementara itu Zoya sedang duduk di sebuah taman, dan menangis sendirian di sebuah kursi di bawah sebuah pohon.
"aku hamil, apa yang harus aku lakukan sekarang. Apa Om dan Tante Lis akan membenciku. Apa aku harus kehilangan kasih sayang keluarga lagi."kata Zoya sambil mengusap perutnya.
"tapi anak ini juga satu-satunya keluarga yang aku miliki, apa aku harus mengorbankan anak ini,"kata Zoya sambil mengusap air matanya.
"jangan mengorbankan nyawa yang tidak berdosa."
"apa..."kata Zoya pada pria gelandangan yang memberinya tisu dan air minum.
"ambillah, dan jangan mudah putus asa."kata pria gelandangan itu yang kemudian pergi meninggalkan Zoya.
"kenapa setiap aku di ambang kebingungan, yang selalu mengingatkan aku adalah seorang pria gelandangan."kata Zoya sambil melihat pria yang memberinya tisu pergi menjauh.
"baiklah Zoya, kamu harus bisa menghadapi ini. Dan tidak boleh mengorbankan anak kamu sendiri. Dan kamu nak, tolong berikan mama kekuatan untuk menghadapi ini ya."kata Zoya sambil tersenyum dan mengusap perutnya.
Zoya akhirnya memutuskan mempertahankan kandungan dia, dan menghadapi Bastian serta Luisa.
"aku pulang."kata Zoya saat masuk kedalam rumah.
"Zoya, ais bisa kita bicara."kata Bastian dengan nada tenang tapi tegas.
"baik Om, tapi Zoya membersihkan diri dulu, setelah itu akan Zoya ceritakan semuanya."
"baiklah, kami akan menunggu kamu di ruang tengah."
"baik Om."jawab Zoya sambil menunduk.
Zoya segera masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri, dan setelah itu Zoya segera melangkah menuju keruang tengah.
"apa benar yang di katakan oleh Luisa, kalau kamu sekarang sedang hamil Zo."kata Bastian pada Zoya yang menunduk dan diam.
Zoya terdiam sesaat dan kemudian dia menganggukkan kepalanya pelan.
"siapa ayah dari bayi yang kamu kandung itu zo, jawablah dengan jujur Zo, agar kami bisa membantu kamu."
"maaf Om, Zoya tidak tau siapa dia."
"apa maksud kamu Zo, bicara yang jelas, tidak mungkin kamu tidak tau siapa orang dari anak kamu itu."
"Bas, jangan terlalu keras pada Zoya, biarkan dia bicara dulu."
"tapi..."kata Bastian yang kemudian diam saat Luisa memenangkannya.
"Zo, ceritakan semuanya apa yang terjadi, dan biarkan kami menilai harus mengambil keputusan apa."
"Zoya memang tau siapa ayah dari anak ini Tante, tapi Zoya tidak tau siapa dia, dan Zoya juga meninggalkan dia setelah kejadian itu."
"bagaimana bisa kamu melakukan itu Zoya, apa yang sebenarnya terjadi."
"dua hari sebelum berangkat ke mari, sebenarnya adalah hari pernikahan Zoya Tante, tapi calon suami Zoya berkhianat dengan sahabat Zoya di kamar pengantin kami."
"apaaa."kata Bastian dan Luisa terserak.
"saat itu Zoya langsung memutuskan tidak melanjutkan pernikahan itu, dan Zoya berjalan menyelusuri pantai, dan tanpa sadar Zoya sudah hampir tenggelam."kata Zoya yang kemudian terdiam sebentar.
Bastian terkejut dengan penjelasan Zoya dan tidak bisa bicara apa-apa. Sedangkan Luisa menutup mulutnya mendengar cerita Zoya, dan tidak tau harus berbuat apa.
"saat itulah ayah dari anak ini menyelamatkan Zoya, walau pun dia seorang gelandangan, tapi dia memberikan sedikit kehangatan di saat Zoya patah arah Tante."kata Zoya tertunduk dan menangis.
"tidak sayang, tidak kamu tidak boleh menangis lagi, sekarang kamu tidak sendiri, ada bayi dalam perut kamu."
"yang di katakan Luisa benar, maaf tadi om terlalu keras."
"tidak apa-apa om, tapi kalau Tante dan om ingin Zoya pergi dari sini, Zoya siap kok."
"tidak, kamu tidak boleh kemana-mana, tetaplah disini bersama kami ya."
"tapi Tante..."
"dengarkan kata istriku Zo, tetaplah tinggal disini ya."
"terima kasih."