"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Pindah kamar
Anto dari ujung jalan memperhatikan rumah milik Intan yang sempat mati lampu, sudah pasti itu perbuatan nya si setan yang tidak suka karena rumah nya di bersihkan dan sekerang juga di tinggali oleh Intan. pemuda ini juga melihat bagai mana di atas genteng rumah ada yang merayap dengan kain hitam berkibar kibar akibat kemarahan nya yang begitu besar, namun sekilas Anto juga melihat cahaya putih melindungi Intan dari kamar nya, mungkin itu karena Intan rajin sholat dan mengaji sehingga dia pun bisa bebas walau harus menderita juga akibat kemarahan setan misterius, semua warga kampung mengatakan bahwa itu adalah setan nya Bu Nisa.
"Semoga kau selamat dan di lindungi oleh allah." harap Anto yang tidak bisa juga mau berbuat banyak.
Sebab Anto hanya bisa melihat mahluk yang tak kasat mata, bila mau memusnahkan maka dia tak akan bisa karena dia belum punya kemampuan seperti itu. Anto juga nyali nya belum besar sehingga pasti akan kalah bila berhadapan langsung, yang bisa berhadapan dengan setan adalah orang yang nyali nya besar sehingga setan pun minder. tapi bila hanya orang pengecut maka setan akan sangat senang, dulu teman mereka yang nama nya Wawan adalah pemuda paling tengil di desa ini, tidak ada satu pun yang dia takuti.
"Apa yang kalian takut kan di rumah itu sih? setan itu tidak ada woy!" Wawan berkata angkuh sekali.
"Tidak usah membahas setan kenapa sih, membuat ku tidak nyaman saja kau ini." Tedi paling penakut.
"Nah ini contoh nya orang yang sangat percaya dengan tahayul, sama setan saja takut sekali." rutuk Wawan.
"Sana kau masuk rumah Bu Nisa kalau memang berani." Wandi yang menantang.
"Berani saja lah, memang nya apa yang mau di takuti di rumah itu?!" sinis Wawan yang sangat pantang bila di beri tantangan.
"Ndak usah macam macam, sudah lah jangan cari masalah!" Anto melerai kala itu.
Namun Wawan sudah tertantang dengan ucapan nya Wandi, maka dia bergegas menuju kesana hanya bermodal kan senter saja, dia ingin membuktikan bahwa dia tak akan kenapa napa walau masuk kedalam rumah itu. Anto sudah merasa tidak enak karena pasti akan ada masalah, sebab rumah itu memang ada penunggu nya yang sangat jahat.
Teman Wawan yang tiga orang jadi serba salah sekarang mau ngapain, karena mau ikut masuk juga tidak berani karena mereka memang sudah melihat apa yang ada di rumah itu. Tedi saja sudah menggigil karena rasa takut nya yang begitu besar dengan masuk nya Wawan kedalam sana, Anto yang sebenar nya ingin nekat menerobos masuk kedalam rumah namun lagi lagi nyali nya ciut.
"Ini kita harus bagai mana?!" Wandi sangat panik karena dia tadi yang menantang.
"Maka nya kau itu jangan sembarangan kalau ngomong, sudah tau Wawan anak nya agak sembrono!" Tedi menyalahkan Wandi.
"Ayo kita dekati, kita juga harus tanggung jawab." ajak Anto yang merasa bersalah.
Ketiga nya langsung mendekat dengan perasaan tidak karuan karena ini adalah tantangan yang sangat mengerikan, Anto terus membaca ayat kursi agar tak di tampaki oleh sesuatu yang begitu mengerikan tentu nya. bulu kuduk berdiri semua karena di serang oleh rasa merinding, Anto menelan ludah nya setelah tiba di depan rumah.
"Aaarrkhhh!"
"Dìa kenapa, To?!" Wandi sampai loncat kaget.
"Bagai mana ini, sudah pasti dia ketemu dengan setan Bu Nisa!" pekik Tedi.
"Kita juga tidak mungkin mau masuk kedalam, Ya Allah piye iki yo?!" Anto sangat ketakutan sekarang karena tidak mau teman nya celaka.
Di tengah rasa bingung yang semakin dalam, pintu rumah terbuka lebar dan tampak lah arwah yang begitu jahat sedang mencakari tubuh nya Wawan hingga hancur, akibat keributan ini membuat warga lain langsung keluar dari rumah karena penasaran dengan apa yang terjadi.
"Ono opo iki, To?" Pak RT panik sekali.
"Wawan! Wawan di bunuh setan, Pak!" Anto gemetaran saat menunjuk.
"Tolong Wawan, Pak! tolongin dia." jerit Tedi yang melihat bagai mana darah muncrat.
Tawa melengking yang begitu menyeramkan membuat semua warga berlari ketakutan di buat nya, Anto dan yang lain di tarik oleh orang tua nya karena takut mereka juga akan di jadikan mangsa oleh hantu Bu Nisa. entah benar hantu nya Bu Nisa atau bukan, yang pasti itu memang setan yang menghuni rumah nya, maka semua warga yakin bahwa itu memang setan nya Bu Nisa yang mati dengan tragis, sebab wanita itu meninggal karena ada kawat yang keluar dari mulut nya.
Sudah enam bulan sejak kematian nya Wawan dan semua teman nya begitu takut sekali dengan kejadian itu, untung sekarang mereka tak pernah dapat teror lagi, namun mereka semua kembali gundah karena Intan malah datang dan tinggal di sana sehingga sebagai teman mereka pun ikut tak cemas melihat nya.
...****************...
Intan membuka mata dengan sangat cepat karena dia merasa di tarik oleh sesuatu, semalam jam tiga pagi baru bisa tidur karena rasa takut yang mendera nya begitu kuat, mau memejamkan mata saja sampai tidak bisa karena terbayang bila sampai di tarik lagi oleh hantu berpakaian hitam itu yang sangat seram.
"Ya allah!"
Betapa kaget nya wanita muda ini karena dia terbangun di kamar belakang dan berarti sejak jam tiga subuh dia sudah tidur di sini, Intan tercengang dengan kejadian yang sangat tidak masuk akal. padahal jelas sekali bahwa tadi malam dia sudah mengunci pintu karena takut setan masuk, lalu kenapa dia bisa di kamar paling belakang.
"Aku bahkan tidak sholat subuh." keluh Intan menatap sekeliling.
Takut pula bila ada lagi setan nya keluar, maka Intan segera berlari keluar dari dalam kamar itu dengan keadaan kaki yang pincang karena rasa nya sangat sakit untuk menapak lantai, di ruang depan dia mengatur nafas nya dan membuka pintu agar ada sinar masuk sehingga hilang rasa takut nya.
"Intan!"
Neneng datang setelah tadi malam dia mendengar laporan anak nya bahwa lampu rumah Intan mati dan hidup, sehingga Ibu dan anak itu jadu cemas karena takut Intan sampai celaka sehingga pagi sekali Neneng sudah datang.
"Kamu tidak apa apa kan, Ntan?" tanya Neneng yang cemas.
"Alhamdulilah saya baik baik saja, Bulek." Intan berdusta.
"Syukur lah kalau memang begitu." Neneng akhir nya bernafas lega.
Berarti memang Bu Nisa tidak menakuti anak nya, mungkin karena darah daging nya sendiri sehingga dia tak menghantui, setidak nya itu lah anggapan Neneng.
kereeen thor
sukses selalu ya