Di balik kehidupan pernikahan yang tampak sempurna, tersembunyi jejak pengkhianatan yang perlahan menguak kebenaran yang pahit. Hanna adalah seorang wanita karier sukses yang selalu mengutamakan keluarganya. Ia percaya bahwa pernikahannya dengan Reza adalah contoh dari hubungan yang ideal, penuh cinta dan kesetiaan. Namun, dunianya mulai runtuh ketika ia mulai mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mealvineaaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4. Terulang
Happy Reading...
...🦋🦋🦋🦋...
Pagi hari di Bali selalu membawa kehangatan dan cahaya yang memanjakan mata. Hanna terbangun dengan perasaan lega setelah tidur nyenyak semalaman. Dia beranjak dari tempat tidur dan melihat Reza yang sedang duduk di balkon, menikmati pemandangan laut dengan segelas kopi di tangannya.
“Selamat pagi, Sayang,” sapa Hanna sambil menghampiri Reza dan mencium pipinya.
Reza tersenyum tipis, meski ada sedikit kekhawatiran yang tersembunyi di balik matanya. “Selamat pagi, Hanna. Bagaimana tidurmu tadi malam?”
“Nyenyak sekali. Aku rasa ini pengaruh udara pantai yang segar,” jawab Hanna sambil duduk di sebelah Reza. “Bagaimana denganmu? Kamu tidur larut sekali, ya?”
Reza tersenyum kaku. “Ya, aku sempat berjalan-jalan sebentar untuk menikmati udara malam. Rasanya sangat menyegarkan.”
Hanna mengangguk, puas dengan jawabannya. “Aku senang kita bisa menikmati waktu seperti ini bersama. Hari ini, aku ingin kita mencoba snorkeling. Resort ini katanya memiliki spot snorkeling yang indah sekali.
Mereka berdua segera bersiap untuk aktivitas hari itu. Setelah sarapan, Hanna dan Reza menuju pantai untuk menikmati snorkeling. Hanna sangat antusias, sementara Reza tampak sedikit tegang, meskipun dia berusaha menyembunyikannya dengan baik.
Di pantai, mereka bergabung dengan beberapa tamu lain dan seorang instruktur yang menjelaskan tentang spot snorkeling dan bagaimana cara menggunakan peralatan. Hanna memandang laut dengan penuh semangat. “Aku sudah tidak sabar untuk melihat kehidupan bawah laut di sini. Ini pasti akan luar biasa.”
Reza tersenyum dan meraih tangan Hanna. “Aku juga, Sayang. Mari kita nikmati hari ini.”
Setelah mengenakan perlengkapan snorkeling, mereka berdua menyelam ke dalam air biru jernih. Pemandangan bawah laut yang indah dengan terumbu karang dan ikan-ikan berwarna-warni membuat Hanna merasa terpesona. Semua kekhawatiran dan kecurigaan yang mengganggu pikirannya sementara waktu hilang, tenggelam dalam keindahan alam.
Sementara Hanna dan Reza menikmati snorkeling, Anisa berada di tepi pantai, duduk di kursi santai dengan kacamata hitamnya. Dia memperhatikan Hanna dan Reza dari kejauhan, senyum licik tersembunyi di balik bibirnya. Anisa merasa puas dengan caranya mengatur segalanya tanpa diketahui Hanna. Baginya, ini adalah kesempatan untuk meraih apa yang diinginkannya tanpa hambatan.
Anisa mendekati area snorkeling setelah beberapa saat dan mulai menyapa beberapa tamu lain, menjaga dirinya tetap dekat dengan Hanna dan Reza tanpa menarik perhatian. Ketika Hanna kembali ke daratan, Anisa menyambutnya dengan senyum lebar. “Hanna! Aku lihat kamu sangat menikmati snorkeling tadi. Bagaimana pengalamanmu?”
Hanna tersenyum bahagia. “Anisa, kamu harus mencobanya! Pemandangan bawah lautnya luar biasa. Aku merasa seperti berada di dunia lain.”
Anisa tertawa ringan. “Aku pasti akan mencobanya nanti. Untuk sekarang, aku hanya ingin menikmati matahari dan bersantai. Tapi aku senang melihatmu begitu bahagia.”
Setelah snorkeling, Hanna, Reza, dan Anisa memutuskan untuk makan siang bersama di restoran tepi pantai. Mereka memilih meja dengan pemandangan laut yang indah dan angin sepoi-sepoi yang menyegarkan.
Selama makan siang, suasana terasa hangat dan penuh canda tawa. Anisa dan Hanna berbicara tentang berbagai rencana liburan mereka sementara Reza lebih banyak mendengarkan, kadang-kadang menyisipkan komentar ringan.
“Hanna, aku pikir kita harus mencoba spa di resort ini. Aku dengar mereka memiliki layanan yang luar biasa,” usul Anisa.
Hanna mengangguk antusias. “Ide bagus, Anisa. Aku pasti ingin mencoba itu. Reza, kamu tidak keberatan, kan?”
Reza tersenyum. “Tentu tidak. Kalian berdua harus menikmati waktu kalian. Aku bisa menghabiskan waktu di gym atau berjalan-jalan di sekitar resort.
Setelah makan siang, Hanna dan Anisa memutuskan untuk mencoba spa seperti yang direncanakan. Mereka menikmati pijatan yang menenangkan dan perawatan kulit yang membuat mereka merasa lebih segar. Sementara itu, Reza menghabiskan waktu di gym, mencoba mengalihkan pikirannya dari kejadian malam sebelumnya.
Di spa, Hanna merasa sangat rileks dan bahagia. Dia berterima kasih kepada Anisa karena telah mengusulkan liburan ini. “Anisa, aku tidak bisa mengungkapkan betapa bersyukurnya aku atas ide liburan ini. Aku merasa benar-benar segar dan tenang.”
Anisa tersenyum, merasa puas dengan tanggapan Hanna. “Aku senang mendengarnya, Hanna. Kamu memang butuh waktu untuk beristirahat. Dan aku juga senang bisa menghabiskan waktu bersama sahabat terbaikku.”
Setelah spa, mereka kembali ke villa masing-masing untuk bersiap-siap menghadapi malam. Hanna merasa sangat lelah tetapi puas. Dia memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum makan malam.
Malam itu, mereka bertiga makan malam bersama lagi di restoran resort. Namun, kali ini Hanna merasa sedikit lelah setelah hari yang panjang dan memutuskan untuk tidur lebih awal. Setelah makan malam, dia mengucapkan selamat malam kepada Reza dan Anisa, kemudian kembali ke villa mereka.
Reza, yang merasa gelisah, duduk di balkon villa dengan pikiran yang kalut. Dia tahu bahwa pertemuannya dengan Anisa semalam adalah kesalahan besar, tetapi dia tidak bisa menyangkal perasaan yang membingungkannya.
Anisa, yang tinggal di villa tidak jauh dari Hanna dan Reza, memutuskan untuk kembali ke lounge. Dia merasa masih ada hal yang perlu dibicarakan dengan Reza.
Saat Hanna tertidur nyenyak, Anisa mengetuk pintu villa Reza dengan hati-hati. Reza yang terkejut melihat Anisa di depan pintunya, namun dia segera mengajaknya masuk.
“Anisa, kita tidak bisa terus seperti ini. Ini terlalu berisiko,” kata Reza dengan suara pelan namun tegas.
Anisa menatap Reza dengan mata penuh hasrat. “Reza, kita sudah terlalu jauh untuk mundur sekarang. Kamu tahu bahwa kita memiliki perasaan yang kuat satu sama lain. Kita hanya perlu lebih berhati-hati.”
Reza menelan ludah, merasa terombang-ambing antara rasa bersalah dan keinginan yang mendalam. “Tapi, Hanna… dia tidak boleh tahu. Aku tidak bisa melukai perasaannya seperti ini.”
Anisa mendekatkan dirinya ke Reza, tangannya menyentuh wajahnya dengan lembut. “Jangan khawatir. Aku akan memastikan semuanya tetap rahasia. Malam ini, biarkan kita menikmati waktu kita tanpa ada rasa takut.”
Reza tidak bisa menahan diri. Malam itu, mereka terlibat dalam momen penuh gairah, tanpa menyadari bahwa setiap tindakan mereka bisa membawa dampak yang tak terduga.
Sementara itu, Hanna terbangun di tengah malam untuk minum air. Ketika dia tidak melihat Reza di tempat tidur, rasa cemas mulai muncul lagi. Dia mencoba untuk tenang, berpikir bahwa mungkin Reza hanya berjalan-jalan seperti malam sebelumnya.
Namun, kecurigaan mulai mengganggu pikirannya. Hanna berusaha untuk kembali tidur, tetapi bayangan tentang kemungkinan adanya sesuatu yang disembunyikan Reza dan Anisa mulai menghantuinya.
Liburan yang seharusnya menjadi waktu untuk bersantai dan mempererat hubungan, kini berubah menjadi ajang penuh rahasia dan kecurigaan. Hanna masih belum menyadari bahwa di balik kebersamaan dan keindahan Bali, ada awan kelam yang siap mengungkap kebenaran pahit tentang pernikahannya.
_Bersambung_
seru... penuh misteri...🥰🥰🥰🥰
klo yg kmu pacari suami orang..