Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21. DI KIRA PERHATIAN EH TERNYATA..
Hari ini sampai satu minggu kedepan Rara menjadi pengangguran abadi, rara juga sudah berkata jujur kepada Ayah dan Ibu jika dirinya sedang di liburkan dulu oleh atasannya.
Karena tidak ada kerjaan Rara pun main ke laundry, siapa tau aja kan ada caca yang mau di ajak main.
" Mbak, caca mana? " Tanya Rara sama pegawai Laundry.
" Lagi pergi sama ibu beli sayur Non " Jawab Mbak
" Oh gitu ya " Kata Rara. Rara melihat mbak nya yang sedang menyetrika
" Mbak pinter banget ya menyetrika nya, gak panas tuh mbak? "
" Sudah biasa atuh Non, Non mau coba? " Tawar mbak nya
" Memang boleh mbak? "
" Boleh " Jawab mbak nya.
Rara langsung mendekat dan mencoba setrika uap ini " Wah mbak, ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan hehehe.. "
" Kalo dah biasa mah gampang Non "
" Pantes aja mbak nya lihai banget, auh panas " Rara tidak sengaja terkena uap panas
Irfan yang sedari tadi berdiri di ambang pintu langsung mendekat kearah rara " Hati-hati " Irfan langsung menarik tangan Rara dan meniupnya " Jika tidak biasa jangan di coba " Tegur Irfan yang masih meniup tangan Rara.
Rara tidak berkedip mendengar teguran Irfan " Nafasnya wangi banget, apa mas irfan suka minum parfum makanya nafasnya wangi banget " Gumam hati rara.
" Apa kamu mendengar ucapanku? " Tanya Irfan
" Ah iya " Rara langsung tersadar dalam lamunannya " Aku tidak apa-apa ko mas "
" Jangan di ulangi lagi, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa " Kata Irfan " Jangan gr dulu, aku hanya tidak ingin mamah menyalahkan aku " Lanjut Irfan.
Rara yang sudah berasa di atas angin langsung terhempas begitu saja, Rara pikir Irfan beneran menghawatirkannya " Aku pikir Mas khawatir sama aku " Gumam Rara pelan namun masih bisa di dengar oleh Irfan " Aku pulang dulu. Assalamualaikum.. " Pamit Rara yang langsung pulang.
Irfan tersenyum tipis ketika melihat Rara yang pulang sambil menggerutu " Dasar wanita " Gumam hati Irfan.
Rara masuk kedalam kamarnya dan memberikan salep di tangannya yang mulai memerah gara-gara setrika uap.
" Uh.. Perih banget tapi lebih perih lagi gak di perhatiin ama calon suami " Gerutu Rara.
" Mommy " Seru Caca yang masuk kedalam kakar rara.
" Anak gadis mommy "
" Mommy, ini obat dari Daddy. Kata Daddy salep nya harus di pakai biar cepet sembuh " Kata caca yang memberikan salep kepada rara.
" Ini beneran Daddy yang kasih? Bukan oma kan? " Tanya Rara
Caca menggelengkan kepalanya " Ini dari Daddy "
Rara tersenyum " Ternyata Daddy kamu punya hati juga " Kata Rara
Gadis kecil itu enggan untuk pulang kerumahnya, ia malah asik bermain dengan rara di dalam kamar.
Tok.. Tok... Tok...
Ceklek...
" Mas irfan "
" Maaf aku langsung ke sini, tadi di bawah gak ada siapa-siapa dan pintu tidak di kunci " Kata Irfan
" Oh, iya Ibu dan Ayah emang lagi pergi. Ada apa mas irfan ke sini? " Tanya Rara
" Eum.. Mas mau ajak kamu beli perhiasan dan juga seserahan " Ucap Irfan.
" Harus sekarang ya mas? Caca lagi bobo soalnya " Kata Rara yang memperlihatkan caca yang sedang tidur.
" Kalian pergi saja, biar Ibu yang nunggu caca " kata ibu yang tiba-tiba datang.
Untung Irfan tidak masuk kedalam kamar Rara, kalo masuk bisa di sangka yang tidak-tidak oleh Ibu.