akibat di jodoh kan Rania memilih patuh walau dalam hatinya belum bisa menerima pernikahan ini,
siapa sangka ada insiden malam pertama yang tanpa sadar di lakukan, dan firman tak menyadari nya, membuat Rania diam dengan sejuta rasa yang tak bisa di jabarkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
akad nikah
** tak terasa hari yang di tunggu telah tiba, kini rania tengang di rias dengan sangat cantik nya, oleh seorang mua, yang sudah terkenal di kampung tersebut,
walau undangan tidak terlalu banyak tapi kyai aziz tetap melakukan nya dengan semeriah mungkin karna ini pernikahan putri satu satunya, keluarga ini, semua jajaran pengurus pesantren ikut serta hadir untuk menjadi saksi pernikahan ustadz firman dan ning rania,
kini, latifah bu lastri juga beserta keluarga yang lain tengah berkumpul, dirumah kyai aziz di mana akan di selenggarakan akad nikah dan akan di langsung kan nya pula resepsi pernikahan, di sana,
"bagai mana nak firman apakah kamu sudah siap ujar kyai aziz, yang akan menikahkan nya putrinya secara langsung, dengan di dampingi petugas KUA yang akan mengurus semua surat surat nya,
"insya allah kyai saya sudah siap, ucap firman yakin,
"baiklah saya akan mulai'
bismillah hirrahman nirrahim,
saya nikah kan, dan saya kawinkan engkau mohammad firmansyah, dengan putriku yang bernama rania zahara binti aziz dengan mas kawin, cincin emas seberat lima gram di bayar tunai,,,
"saya terima nikah, dan kawinya rania zahara, binti aziz dengan maskawin tersebut di bayar tunai,,,
sah sah sah,, alhamdulillah puji syukur semua orang, karna acara berjalan dengan lancar dan firman juga mengucap kan ijabqobul dengan sekali tarikan nafas,
"ilham, antarkan nak firman bertemu istrinya ucap kyai aziz,
firman dengan di tuntun oleh ilham beranjak menuju kamar pengantin wanitanya, dan dia pun di temani latifah sang adik yang membawakan maskawin yang di sebut kan tadi, pasal nya hanya itu yang bisa firman kasih, dan kyai aziz tidak keberatan itu sudah lebih dari cukup,
sedangkan ilham seolah terpesona oleh kecantikan yang latifah miliki karna kini mereka tengah berjalan bersama menuju kamar pengantin wanita,
latifah yang sadar jika dia tengah di perhatikan ilham pura pura saja tidak menyadarinya, karna akan tersa canggung jika dia ketauan salting,
"ayo masuk ucap ilham ketika sudah sampai di depan kamar adik nya, yang kini tengah di temani kakak iparnya istri dari, taufiq,
ilham membukakan pintu yang memang tidak di kunci itu, terlihat rania dengan baju pengantin nya tengah duduk di atas ranjang nya, dan tengah menundukkan kepalanya,
"rania, ini suamimu, angkat wajah mu dan sambut dia, ucap kakak iparnya yang memang sudah dewasa karna sudah menjadi seorang ibu juga,
firman memaklumi mungkin istrinya ini masih malu dan canggung,
rania akhirnya berdiri menyambut suaminya walau masih dengan wajah tertunduk,
rania meraih tangan firman yang terulur padanya, dicium nya pungguk tangan sang suami dengan perasaan campur aduk, firman pun memegang ubun ubun rania dan membacakan nya do`a untuk harapan nya kelak, firman tidan mencium pucuk kepala istrinya karna tau sepertinya istrinya masih butuh waktu,
"ini kak , ucap latifah membuyarkan lamunan firman,
"eh iya, terima kasih, firman mengambil cincin tersebut dari tangan adik nya,
ini maharmu, maaaf jika, aku hanya mampu nya ini saja,
rania tak menyaut tapi dia menerima cincin tersebut dari tangan firman,
"eeh, tunggu cegah ilham pakai kan fir, aku akan mengabadikan nya ucap ilham sambil merogoh sakunya dan mengambil benda pipih tersebut,
diaktif kan nya camera dan di arahkan nya pada firman yang tengah menyemat kan cincin tersebut kejari rania,
jetrek,, jetrek,, beberapa jepretan dia ambil, tapi salah satunya, ilham dengan sengaja hanya mengambil foto latifah seorang diri tanpa ada yang menyadarinya,
"sudah, sebaik nya kita keluar semua orang tengah menunggu pengantinya, ucap ilham,
rania dan firman pun beriringan menuju pelaminan yang sudah di siapkan untuk mereka, rania dan firman duduk sejajar tapi masih tanpa sepatah katapun,
para keluarga yang turut berbahagia dengan pernikahan ini melakukan sesi foto untuk menjadikan sebuah kenangan,
tak terasa acara akad yang di langsung kan dengan resepsi usai sudah kini rania tegah berada di kamarnya sedang kan firman masih sengaja mengob rol dengan beberapa kerabat yang masih ada di pesantren,
"firman sudah sana kamu istirahat saja, temui istri mu, ucap kyai aziz, biar abah yang menemani mereka,
"baik kyai, eh maksud nya abah,ujar firman dan diapun beranjak menuju dimana kamar istrinya berada,
"tok, tok, firman tidak langsung masuk dia mengetuk pintu terlebih dahulu,
tak lama pintu pun di buka, nampak rania yang sudah berganti pakain nya dengan gamis yang biasa dia kenakan,
firman mengulas sebuah senyuman walau tak dapat sambutan dari nya,
"apa aku boleh masuk,!
rania tak menjawab tapi dia membuka pintu dengan lebar, yang artinya mengizin kan suaminya untuk masuk,
firman pun masuk dan dia duduk di ranjang tersebut,
"apa kamu sudah sholat, tanya firman mencoba mencairkan suasana,
"sudah, kalau ustadz mau sholat silahkan,
"apa aku boleh sholat disini tanya firman,
rania pun mengangguk kan kepalanya, saya akan tunggu di luar ucap nya,
" tidak usah kamu tinggal lah di sini aku akan sholat di sebelah sana tunjuk firman pada pojokan kamar tersebut,
firman segera beranjak dan masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar ini,
saat suaminya masuk ke kamar mandi diapun bisa bernafas lega, sedari tadi gelisah dan takut kalau firman akan menyentuh nya, rasanya rania belum sanggup karna di hatinya belum bisa menerima pernikahan ini dengan sepenuh nya,
rania mencoba membaca sebuah buku agar bisa meng hilang kan ke gugupan nya, ingin rasanya dia berterus terang pada suaminya kini tapi, tapi rania terlalu takut dengan apa yang akan dia terima, rania belum siap jika dia harus mempermalukan keluarganya,
tak lama firman juga sudah menyelesaikan sholat nya, dia melipat sajadah nya dan dan itupun tak luput dari perhatian rania,
ketika firman mulai mendekati rania, reflek rania langsung meringsut, menjauh ke ujung ranjang tersebut,
firman hanya tersenyum melihat tingkah istrinya, "kamu kenapa,! apa segitu tak sukanya kamu padaku,
"maaf ustadz saya hanya perlu waktu, kata rania,
"baiklah aku menunggu sampai kapan kamu memerlukan waktu itu,
rania menatap suaminya, dia tak percara jika firman bisa menjawab setenang itu, bukan kah dia menikah karena usianya yang sudah cukup,
"apa aku tidur diluar, ucap ustadz firman,
"eh jangan,! reflek rania menjawab, mana bisa begitu bisa habis dia sama abah nya,
"ustad tidur saja di sini, biar saya tidur di bawah,
"ya allah mana tega aku sama istriku, "sudah kamu tidur saja aku yang akan tidur di bawah,
"ustad serius?
firman mengangguk dan mengambil satu bantal di letak kan nya di lantai, segera dia merebah kan tubuhnya, firman sudah biasa dengan hal ini jadi dia tidak masalah,
tapi siapa yang tau perasaan nya kini, tentu saja dia kecewa karna sudah di tolak di malam pertamanya, firman semakin tidak percaya diri, hanya saja dia tidak menunjuk kan nya,
firman mencoba memejam kan matanya berusaha, untuk segera tidur, agar hari ini cepat berlalu,
"ustadz, suara merdu rania membuat nya membuka kembali matanya,
"pakai ini, nanti ustadz kedinginan, ucap rania sambil menyerah kan selimut dan kasur lantai,
firman menerimanya, dan kembali tidur,