Berhenti menjadi seorang mata-mata ilegal karena suatu insiden. Akira Nakano memutuskan bekerja sebagai bodyguard pribadi Koji Rodriguez— pemilik perusahaan tambang emas terbesar dan tersukses se-Asia sekaligus seorang mafia. Namun siapa sangka bahwa perusahaan tersebut adalah tempat yang pernah dia bobol sebelumnya saat menjalankan misinya sebagai seorang mata-mata ilegal.
Keadaan menjadi terguncang saat Koji menawarkan lamaran pernikahan kepada Akira selaku status mereka antara seorang bos dan bodyguard nya.
Dan apa jadinya jika sebuah rahasia berhasil mengejutkan mereka berdua disaat semuanya sudah terjadi!!!
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AITOFU — BAB 04
KEMATIAN DUA ORANG TERSAYANG
Dengan cepat Akira membuka kamar adiknya, dia terkejut melihat kekosongan di sana. Tentu pikiran Akira menjadi kacau balau.
“Di mana gadis itu?” gumam nya seraya menelepon sekali lagi.
Tutt... Tutt... Tak ada jawaban dari Izumi. Kekhawatiran mulai timbul dari benak Akira. Wanita itu tak akan bisa tidur, dia terus menatap berkali-kali ke arah jam dinding serta arlojinya. Kini jam menunjukkan pukul 00:00, namun Izumi masih belum ada kabar.
...***...
Selang beberapa jam berlalu. Cahaya matahari mulai muncul kembali, Akira yang tertidur di meja makan menunjukkan bahwa wanita itu semalaman menunggu Izumi pulang. Bahkan cangkir teh nampak banyak di atas meja.
“Sshhh— ” desis Akira ketika membuka matanya. Wanita itu seketika sadar kembali akan sang adik, dengan cepat dia pergi ke kamar Izumi sekali lagi, lalu ke kamar mandi.
Brakk!! Bantingan pintu yang sangat keras saat Akira tak menemukan keberadaan adiknya hingga menjelang pagi. Ya benar saja? Kemana perginya gadis itu selain ke club'?
Dengan wajah kesalnya, Akira segera meraih jaketnya kembali dan keluar begitu saja untuk mencari adiknya dengan pelacak canggih lewat ponselnya, namun anehnya itu tak berfungsi.
Derrttt! Derttt! Sebuah dering ponsel tak menghentikan langkah Akira yang terus berjalan lurus.
[“Ada apa?”]
[“Datanglah ke club' Knight sekarang Akira. ”] Pinta Ino dengan nada terkesan kaget.
Perasaan Akira menjadi tak karuan setelah mendengar kata club', pasalnya Izumi juga ada di club' namun ia tak tahu club' yang mana.
.
.
.
“Para anak buah tidak bisa melacaknya, bahkan informasi nya pun sangat tertutup rapat.” Jelas Tomi si asisten pemalasnya itu yang kini berdiri di depan meja kerjanya.
Koji masih menyorot dengan tegas, dia sungguh penasaran hingga tidak akan menyerah sampai musuhnya ditemukan. Apalagi wanita itu berhasil mencuri ciumannya.
“Wanita yang cerdik.” Gumam Koji.
Tomi menatap bosnya dengan penuh curiga, hingga pria itu tak luput dari gerak-gerik Koji yang sedari tadi sibuk mengetuk-ngetuk meja dengan ujung pulpen.
“Apa Anda kesal karena wanita itu?” tanya Tomi yang masih memasukkan kedua tangannya ke saku celana.
Mata biru Koji menatap ke arah kawannya. “Aku hanya tahu, untuk siapa mereka bekerja? Cari tahu seseorang yang memerintahkan mereka untuk mencuri emas ku. Akan aku buat perhitungan kepadanya.” Ujar Koji tanpa ampun bila pria itu sudah menerkam mangsanya.
Tomi mengangguk faham dan berbalik, namun mereka berdua dikejutkan dengan salah satu anak buahnya yang masuk begitu saja.
“Maaf Tuan Koji. Anda dipanggil di kantor polisi.” Ucap anak buahnya membuat Tomi terkejut hingga menoleh ke arah Koji dan menatap tajam pria pembawa pesan tadi.
Club Knight — 30 April
Akira baru saja tiba dan melihat keramaian di sana. Sebuah club' besar yang baru saja buka malah terjadi kasus hingga melibatkan polisi dan ambulan?
Karena penasaran dan juga timbul kekhawatiran, Akira segera menghampiri orang-orang yang tengah menjadi penonton di sana.
“Maaf, bisa kalian beritahu apa yang terjadi di sana?” tanya Akira dengan nada gugup dan tubuh keringat dingin meski cuaca di Tokyo begitu dingin, Akira masih saja mengeluarkan keringatnya.
“Seorang wanita ditemukan tewas dengan cara mengenaskan di kamar VVIP. Mereka bilang dia dibunuh.” Jelas seorang pria berkacamata sambil bermimik wajah kasihan.
Seketika Akira tertuju ke Izumi. Sejak semalam adiknya tak bisa dihubungi, bahkan tak ada tanda-tanda darinya sama sekali.
“Akira!!” panggil Ino yang baru saja tiba bersama Ryuu. Namun wanita dengan poni lurus itu tak memperdulikan panggilan Ino dan tetap berlari ke arah club' tersebut, menerobos masuk namun polisi malah menghalanginya.
“BIARKAN AKU MASUK, AKU INGIN MELIHATNYA, TOLONG!!” paksa Akira hendak memukul polisi tadi namun ia tertegun saat melihat jasad wanita yang baru saja dikeluarkan dari dalam club' dengan kasur ambulan serta selimut putih yang menutupi keseluruhan tubuh wanita malang itu.
Seperti ada sebuah magnet, jantung Akira berdebar kencang saat melihat para medis mengeluarkan jasad tersebut dan hendak dimasukkan ke dalam mobil.
“Tolong biarkan aku melihatnya...” Lirih Akira dengan mata berkaca-kaca.
Polisi tadi yang menghalanginya merasa iba saat melihat keseriusan di wajah Akira, hingga ia memberikan kesempatan kepada wanita itu untuk melihat jasad tersebut. Ino dan Ryuu setia berdiri di belakang temannya yang kini berjalan mendekati jasad tersebut.
Salah satu medis langsung membuka selimut yang menutupi wajah wanita malang tak bernyawa hingga... Deg! Tubuh Akira lemas dalam sekejap, napasnya berasa sesak dan jantungnya semakin kencang ketika melihat jasad wanita cantik yang dia kenal.
“Izumi.” Lirih Akira pelan hingga air matanya menetes begitu saja.
Luka yang luar biasa terlihat jelas bagaimana adiknya dianiaya. Ino dan Ryuu terkejut melihat Izumi sebagai korban, hingga tak ada kata-kata lagi, Akira hanya merenung dengan sesak di dadanya melihat seseorang yang dia lindungi dan sayangi malah terbunuh dengan sadis.
Dua kali. Dua kali dia gagal melindungi di orang yang dia sayangi.
Para medis segera membawa pergi jasad Izumi untuk di otopsi sementara Akira masih terdiam dengan air mata yang terus mengalir. Seketika Ino memeluknya dari samping untuk meredam emosi temannya itu.
...***...
Hancur seperti kaca pecah, seperti itulah yang Akira rasakan saat ini. Wanita itu tak bisa melakukan apa-apa saat melihat jasad adiknya. “Seharusnya aku tidak memberikannya izin...” Lirih wanita itu sembari menangis tersedu sambil tertunduk di lantai kamarnya.
Setelah pemakaman adiknya, Akira memutuskan langsung pulang. Ucapan dokter waktu itu masih mengiang di telinganya.
(“Maaf jika ini terlalu kasar tapi.... Dia meninggal karena dianiaya, ditemukan banyak luka di sekujur tubuhnya bahkan... alat vital dan anusnya rusak akibat kebrutalan saat pemerkosaan. Juga narkoba cair ditemukan dalam tenggorokan nya.”)
Hati seorang kakak mana yang tidak hancur mendengar kematian yang sadis seperti itu? Bahkan para polisi menutupi pelaku dan bahkan kasusnya ditutup begitu saja.
Akira berdiri dari duduknya dengan kedua mata sembab, wanita itu menatap ke dua foto yang masih berdiri tegak di atas mejanya.
Foto Izumi dan seorang wanita cantik berkulit putih bermata hijau dengan rambut panjangnya yang dicat silver dan pink, sangat cocok untuk wanita cantik bernama Mirei.
Sahabat Akira yang juga meninggal dalam keadaan tragis. Orang-orang mengatakan bahwa dokter Mirei Shimizu bunuh diri dengan lompat dari gedung tak terpakai, namun Akira yakin bahwa sahabatnya dibunuh oleh seseorang.
Seseorang yang merupakan kekasih Mirei sendiri.
Akira masih mengingatnya, bagaimana wanita itu menelepon dirinya dan meminta tolong sambil menangis. Namun sayangnya Akira gagal menolongnya karena suara tembakan nyaring terdengar lewat ponsel Mirei.
-‘Maafkan aku... Maafkan aku... ’ sambil menunduk sedih, Akira segera mengusap air matanya lalu berjalan pergi menuju kantor polisi.
...°°°...
Hai guyss!!!!!! Di bab ini masih masalah konfliknya yaaaa, mohon dimengerti 😌 dan iya, maaf jika terlalu membosankan karena ini masih awalan.
But it's okay karena akan ada hal yang mengejutkan nantinya. Akan ada banyak flashback dan juga teka-teki seperti biasanya!!! Dan juga adegan sadis + romantis 😁
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
Thanks and See Ya ^•^
bukannya mereka pencuri??!