Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Cap tangan berdarah
Norma menatap Novan yang biasa saja seolah sangat tidak tertarik untuk sekedar melihat saja bagai mana kejadian Diana bisa kabur dati rumah, sedangkan para warga masih sibuk mencari Diana yang belum juga di temukan. Bu Romlah tadi sempat bertanya pada mereka, kata nya sebagian orang menuju rawa karena Diana ada di sana.
Lemas lunglai tubuh Bu Romlah karena suami nya pun malah menuju kesana juga untuk mencari Diana, bagai mana bisa malah suami nya juga ikut dan nanti nya akan kena bahaya. lagi lagi dia harus menggerutu karena Diana banyak menyusahkan keluarga nya, sejak dulu sampai sekarang selalu membuat masalah.
Bukan karena tidak ihklas, namun ya karena sudah berlebihan sekali. untung nya Novan sudah putus dengan gadis itu, bila tidak maka pasti masih akan sangat banyak yang dia minta, apa lagi saat sakit begini pasti akan menggunakan sebagai kesempatan langka agar bisa menguras banyak uang nya Novan yang mau mau saja.
Tapi Norma heran karena Mas nya tetap tenang bahkan bermain ponsel seolah sama sekali tidak ada peduli, ada apa dengan mereka berdua sebenar nya. masa iya cinta yang sangat dalam itu mendadak saja hilang seratus persen tiada sisa, tentu saja itu aneh karena orang putus akan ad fase terluka nya juga.
"Masa iya selama ini dia memang di pelet?" batin Norma bingung.
Karena Novan memang sama sekali tidak ada reaksi, bahkan untuk melihat saja dia seolah tidak mau. Norma jadi merasa curiga bahwa ada sesuatu yang sudah terjadi pada hubungan Novan dan juga Diana, sebab terasa sangat aneh sekali.
"Kenapa kamu?" Novan malah bertanya pada adik nya.
"Mas enggak ikut cari Diana juga?" Norma duduk di depan Mas nya.
"Biar lah orang lain yang mencari, nanti kalau aku ikut cari di kira orang kami masih pacaran." sahut Novan menghisap batang rokok nya.
Bisa Norma lihat bahwa Novan sekarang sangat kuat merokok, sebenar nya bila pria kuat merokok maka untuk menghilang kan rasa tekanan dalam batin. apa lagi sebelum nya Novan tidak sekuat ini pula merokok nya, hanya sesekali dan saat ada teman saja maka baru lah dia menghisap, sekarang sudah habis berbungkus bungkus setiap hari nya, entah itu di rumah atau sedang kerja.
"Mas putus sama dia gara gara apa?" Norma memberanikan diri untuk bertanya.
"Karena dia tidak mencintai ku!" jawab Novan tegas.
"Tau dari mana kalau dia tidak cinta? sudah empat tahun lama nya baru sadar kalau dia sudah tidak cinta." Norma heran juga dengan jawaban Novan ini.
"Ya dari empat tahun itu banyak di pelajari dan sekarang aku yakin bahwa dia memang tidak mencintai ku." Novan menatap dinding rumah nya.
"Aaah banyak sekali Mas rugi nya, empat tahun lama nya dan sudah berbagai macam barang serta uang yang sampean berikan pada dia." Norma merutuk pelan.
"Anggap saja sedekah!" jawab Novan singkat.
"Sedekah itu sama orang miskin, kalau sama dia ya bukan sedekah nama nya." Norma tetap saja tidak terima.
"Maka nya besok kalau kamu sudah punya pasangan, tolong jangan mempermainkan hati nya! bila memang sudah tidak cinta ya bilang secara baik baik, jangan main belakang." nasihat Novan.
"Aku pengen nya tidak pacaran, mau langsung nikah." Norma tertawa kecil.
"Ku jodohkan saja kamu sama Joni, atau Erik juga bagus." Novan mengajak adik nya bergurau.
Norma tersenyum malu karena salah satu nama itu memang ada yang sedang di incar nya, Novan tau maka nya sengaja menyebut kan nama iti barusan. dia setuju saja asal kan mereka saling mencintai, jangan cuma sebelah pihak saja karena nanti malah akan tersiksa.
Yang Novan takut kan nanti Norma banyak tingkah, sesungguh nya Novan takut bila karma datang pada diri nya dan malah Norma yang kena imbas, sebab dia juga takut dengan perjanjian setan ini.
"Aku saja yang wanita tidak suka dengan sikap Diana." celetuk Norma.
"Ya sudah, Mas juga sudah putus." Novan bangkit karena listrik sudah hidup.
"Cari yang beneran baik ya." Norma tersenyum manis.
Pemuda ini hanya tersenyum saja dan segera masuk kedalam kamar, tujuan nya adalah kemeja yang tadi ia pakai. kenapa ada cap tangan berdarah begini, yakin sekali memang ini darah karena bau nya juga terasa anyir. namun siapa yang sudah mendekati nya ini, bila memang itu pocong makam keramat. kenapa dia mengikuti Novan, apa mungkin ada yang ingin dia katakan pada Novan.
"Apa pocong bisa mengeluarkan tangan?" batin Novan.
Menurut nya pocong di ikat dan di bungkus dengan kain kafan, jadi rasa nya tidak mungkin pula bila bisa memegang orang. Novan belum paham banyak dengan yang nama nya setan, karena dia juga penakut sehingga tidak pernah banyak tingkah dengan yang nama nya setan gentayangan, sebisa mungkin di hindari nya.
"Van! susul Ayah lah, Ibu takut kalau dia kenapa napa." suruh Bu Romlah.
"Tapi dia pergi cari Diana, Bu!" Novan keberatan.
"Tidak usah anggap dia mantan kekasih, tapi anggap dia sebagai tetangga kita." nasihat Bu Romlah.
"Aku malas kalau orang masih beranggapan kita punya hubungan." Novan keras sekali menolak.
"Ya sudah biar Ibu saja yang menyusul Ayah mu!" Bu Romlah sudah kesal sekarang.
Bila sudah begini maka mau tak mau dia harus pergi, dari pada Ibu nya yang pergi menyusul Pak Hasan yang entah di mana sekarang karena mereka juga tidak tahu di mana Diana. Novan pun bergegas pergi menggunakan motor nya untuk mencari Pak Hasan, jalan agak licin juga.
"Kemana sih orang orang pergi nya, sepi sekali daerah sini." gumam Novan kebingungan.
Tak lama Novan melihat ada rombongan orang yang sedang berjalan, mereka menggunakan obor dan yang aneh nya mereka seperti sedang menggotong keranda. Novan agak bingung sehingga dia pun menepi untuk memberi jalan, setau nya tidak ada orang meninggal di desa ini.
"Apa Diana sudah mati?" batin Novan kian penasaran.
Betapa kaget nya Novan karena yang lewat ini bukan lah manusia biasa, mereka menggotong mayat sama sekali tidak di tutupi oleh satu lembar kain pun sehingga mayat itu bisa Novan lihat. ngeri dan juga rasa takut nya sangat besar, takut bila tiba tiba saja orang orang besar tinggi ini menghampiri diri nya.
"Tolong jangan bawa aku, lindungi aku, Ya allah!" batin Novan gemetaran.
Sebisa mungkin tidak menimbulkan suara agar mereka tidak menatap diri nya, Novan juga menunduk agar tidak bertatapan mata, sebab nanti mereka akan tau bahwa Novan bisa melihat mereka.
tapi di bawah kok masih ada tulisanya minta updet.