NovelToon NovelToon
Duo Joker

Duo Joker

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Dikelilingi wanita cantik / Percintaan Konglomerat
Popularitas:319.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Dipa dan Gilang membuat resah tetua di keluarganya, karena sampai sekarang masih berstatus jomblo. Mereka pun berinisiatif untuk mencarikan jodoh yang tepat untuk keduanya.

Ternyata perjalanan mencarikan jodoh untuk kedua pria itu tidak semudah membalik telapak tangan.Butuh trik khusus dan rencana matang agar keduanya bisa mendapatkan jodoh sesuai keinginan masing-masing.

Seperti apakah jodoh yang akan menjadi pendamping hidup mereka? Sanggupkah calon jodoh mereka menghadapi tingkah keduanya yang ajaib dan terkadang membuat malu sampai ke ubun-ubun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Biar Takdir Bicara

Meeting yang digagas Dipa untuk membahas tentang pembentukan girl band baru saja selesai. Dari hasil meeting disepakati kriteria yang harus dipenuhi oleh calon talent agar bisa diterima sebagai member. Girl band besutan J&J Entertainment akan terdiri dari lima gadis muda berusia 18-22 tahun. Selain memiliki kemampuan vocal, mereka juga harus bisa menari dan berpenampilan menarik. Pendaftaran akan dibuka minggu depan dan audisi secara langsung akan dilaksanakan seminggu setelah pendaftaran.

Dipa keluar dari ruang meeting dan kembali ke ruangannya. Pria itu menghempaskan bokongnya di kursi kerja. Tangannya mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Sebuah pesan dari Juna masuk. Pria itu mengirimkan foto Cyntia, Gadis yang akan dikenalkan Juna padanya.

Terdengar helaan nafas panjang Dipa. Dua kali mengalami kegagalan saat kencan buta membuat pria itu kurang bersemangat untuk bertemu dengan Cyntia. Tapi dia juga tidak enak menolak niat baik sang grandpa. Akhirnya Dipa hanya bisa membalas dengan ucapan terima kasih dan menyetujui bertemu Cyntia akhir pekan ini.

Sebuah ketukan tertangkap telinga Dipa. Tak berapa kemudian pintu terbuka. Anjar, asistennya masuk ke dalam ruangan.

“Dip.. ada yang mau ketemu.”

“Siapa?”

“Cewek, namanya Aneska kalau ngga salah.”

“Neska,” gumam Dipa pelan.

“Dia ada di ruang tunggu khusus tamu.”

“Oke.”

Dipa berdiri kemudian keluar dari ruangannya. Dengan langkah pelan dia menuju ruang tunggu untuk tamu yang ada di dekat lift. Pria itu bertanya-tanya apa yang membuat Aneska ingin bertemu dengannya. Sesampainya di ruang tunggu, Dipa langsung masuk. Nampak Aneska sedang duduk menunggu. Dia langsung berdiri ketika melihat Dipa masuk.

“Neska?”

“Dipa ya?”

Keduanya saling berjabat tangan. Dipa mempersilakan Aneska untuk duduk kembali. Sejenak Dipa memandangi wanita di depannya. Aneska mengenakan blouse berwarna biru muda dipadu dengan rok pensil warna hitam. Rambutnya panjang melebihi bahu dan sedikit ikal di bagian bawah.

“Sebelumnya aku mau minta maaf karena ngga bisa bertemu dengan kamu hari Sabtu kemarin.”

“Ngga apa-apa. Aku dengar kamu lagi sakit. Sekarang gimana? Udah sembuh?”

“Alhamdulillah udah. Sebenarnya aku datang ke sini sekalian mau minta maaf soal Sandrina. Maaf kalau dia sudah merepotkan.”

Dipa hanya tersenyum kecil. Mendengar nama Sandrina membuatnya kembali mengingat bocil yang sudah membuatnya menggigil.

“Sandrina itu adik bungsuku. Aku juga ngga nyangka diam-diam dia menghubungiku atas namaku. Sekali lagi aku minta maaf.”

“Ngga apa-apa.”

“Selain soal Sandrina, aku juga mau membicarakan hal lain.”

“Soal apa?”

“Kamu pasti tahu tujuan kita dipertemukan untuk apa. Sebelumnya aku minta maaf, sebenarnya untuk saat ini aku belum memikirkan soal pernikahan. Jujur saja aku masih takut untuk berkomitmen.”

“Kalau boleh tahu, kenapa?”

“Sebenarnya dua tahun yang lalu aku sempat ingin menikah. tapi ternyata laki-laki yang sudah dua tahun berpacaran denganku diam-diam sudah menikah dengan sahabatku sendiri, mereka menikah karena sahabatku hamil duluan. Enam bulan setelah menikahi sahabatku, dia mau menikahiku juga. Untung saja semuanya terbongkar sebelum pernikahanku. Sejak saat itu aku jadi sedikit trauma. Aku tahu kamu laki-laki yang baik, tapi untuk saat ini aku masih belum berani berkomitmen, maaf.”

Dipa menganggukkan kepalanya. Dia cukup kagum dengan keberanian Aneska berkata jujur padanya. Wajar saja kalau wanita itu takut untuk berkomitmen karena apa yang dilakukan mantan kekasihnya sangat tidak pantas dan pasti sangat melukainya.

“Sebenarnya aku juga ngga bisa jawab iya dengan rencana perjodohan ini. karena menurutku, kita harus saling kenal lebih dulu. Aku juga ngga mau terburu-buru menolak karena siapa tahu ke depannya kita memang berjodoh. Begitu juga sebaliknya, tidak mau langsung mengiyakan, karena bukan tidak mungkin ke depannya kita tidak bisa bersama. Tapi menghargai apa yang dilakukan oleh kakek kita, bagaimana kalau kita berteman saja? Soal kita berjodoh atau tidak, kita serahkan saja pada takdir.”

“Baiklah, Dipa. Aku setuju.”

Kesepakatan terjadi di antara keduanya. Baik Dipa maupun Aneska sama-sama lega dan puas dengan keputusan yang diambil. Kalau pun mereka tidak berjodoh, yang penting mereka bisa tetap menjalin hubungan pertemanan.

🌵🌵🌵

“Bi!”

Bianca menolehkan kepalanya ketika mendengar sebuah suara memanggilnya. Ternyata Reni, sang sahabat yang memanggilnya. Bianca menghentikan langkahnya, menunggu Reni sampai ke dekatnya.

“Udah tahu siapa yang jadi pembimbing skripsi?” tanya Reni.

Saat ini Bianca sudah berada di semester akhir masa perkuliahannya. Semua mata kuliahnya sudah selesai diambil dan kini hanya tinggal menyelesaikan tugas akhirnya. Mereka diberi waktu untuk membuat judul seminggu yang lalu sambil menunggu siapa yang akan menjadi pembimbing mereka.

“Belum. Emang udah keluar pengumumannya?”

“Udah. Katanya ditempel di mading dekat ruang admin.”

“Ya udah, ayo kita lihat.”

Kedua gadis itu bergegas memasuki gedung fakultasnya. Mereka segera menuju ruang administrasi. Nampak beberapa mahasiswa teman seangkatan Bianca sudah berkumpul di depan mading. Mereka ingin melihat siapa pembimbing untuk tugas akhirnya. Bianca dan Reni mendekat dan langsung mencari nama mereka.

“Yes.. gue pembimbingnya bu Feni,” seru Reni.

Bianca masih mencari namanya. Matanya membulat ketika melihat nama pembimbingnya adalah dosen yang paling tidak disukainya.

“Demi apa pembimbing gue pak Jarvis!” pekik Bianca.

“Selamat ya, Bi. Selamat bengek, hihihi…”

“Duh ngga banget pembimbing gue. Bantuin dong, bisa ngga sih gue minta ganti?”

“Kayanya sih bisa deh. Waktu itu pernah kating kita minta ganti pembimbing terus di acc.”

“Minta gantinya ke siapa ya?”

“Ke bu Feni, kan bu Feni yang ngatur soal bimbingan,” celetuk salah satu teman Bianca.

“Antar gue ketemu bu Feni.”

Tanpa menunggu persetujuan Reni, Bianca langsung menarik tangannya. Keduanya segera menuju ruang dosen. Bianca benar-benar berharap Feni mau mengabulkan keinginannya untuk berganti dosen. Setelah mengetuk pintu, Bianca dan Reni masuk ke dalam. Mereka langsung menemui Feni.

“Siang, bu,” sapa Bianca.

“Siang. Ada apa?”

“Bu, saya boleh ganti pembimbing ngga?” tanya Bianca to the point.

“Memangnya pembimbing kamu siapa?”

“Pak Jarvis.”

Perbincangan mereka terjeda sebentar ketika ada mahasiswa yang masuk dan menyerahkan tugas pada Feni. Setelah mahasiswa itu pergi barulah Bianca melanjutkan ucapannya.

“Saya mohon bu, saya mau ganti pembimbing,” Bianca menangkupkan kedua tangannya.

“Memangnya kenapa kamu mau ganti pembimbing? Setahu saya pak Jarvis itu salah satu dosen terbaik di kampus ini. Dia selalu memberikan pengarahan yang baik pada semua mahasiswa bimbingannya, ngga ngasal. Harusnya kamu beruntung dibimbing beliau.”

“Tapi bu..”

“Masalah pemilihan dosen pembimbing sudah hasil diskusi semua dosen. Mereka diberikan jatah yang sama untuk membimbing mahasiswa. Kalau kamu minta berganti pembimbing, malah akan merusak sistem yang sudah disusun. Dan kalau ibu mengabulkan, bukan tidak mungkin nanti yang lain ikut-ikutan minta ganti dosen pembimbing.”

“Saya punya alasan tersendiri bu.”

“Oke kalau alasan kamu logis, mungkin saya akan pertimbangkan untuk mengganti pembimbingmu. Katakan apa alasannya?”

“Pak Jarvis itu perfeksionis, kalau apa-apa dia maunya zero mistake dan semuanya harus sempurna. Kebayang dong bu kalau saya dibimbing sama dia. Udah gitu orangnya jutek, jarang senyum, galak. Yang ada saya malah stress kalau bimbingan sama dia.”

Ketika Bianca sedang mengungkapkan alasannya, tiba-tiba saja Jarvis masuk ke dalam ruangan. Feni yang melihat kedatangan Jarvis berusaha menghentikan Bianca yang masih berbicara. Melihat arah pandang Feni, Reni pun menolehkan kepalanya. dia terkejut melihat pria yang sedang dibicarakan sahabatnya sudah berdiri di belakang mereka. Namun Bianca sama sekali tidak menyadarinya dan terus saja berbicara.

“Coba ibu bayangin kalau saya bimbingan sama pak Jarvis, bisa-bisa dua tahun baru beres skripsi saya gara-gara sikap perfeksionisnya dia. Coba ibu lihat ke belakang, apa ada bimbingan pak Jarvis yang bisa menyelesaikan skripsi dengan cepat? Ngga ada kan?”

“Euung.. Bian…”

Feni berusaha menghentikan ucapan Bianca. Reni juga menarik-narik ujung kemeja yang dikenakan sahabatnya itu. namun Bianca bergeming. Dengan lancar gadis itu terus mengatakan keburukan Jarvis.

“Jadi saya mohon dengan sangat, tolong ganti pembimbing saya. Saya pengen tetap waras selama mengerjakan skripsi. Kalau pak Jarvis jadi pembimbing saya, takutnya saya kena gangguan mental.”

“Kalau kamu sampai kena gangguan mental, saya yang akan membiayai kamu konsultasi ke psikolog.”

Bianca terjengit mendengar suara yang familiar di telinganya. Pelan-pelan dia membalikkan tubuhnya. Wajahnya sedikit tegang ketika melihat Jarvis sudah berdiri di depannya. Pria itu melihatnya dengan tatapan tajam.

Mamvus gue, guman Bianca dalam hati.

🌵🌵🌵

Hayo loh Bian, yang diomongin ada di belakang🤣

1
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
emang bener2 cocok Emma sama Gilang tuh,sama2 absurb🤣bener2 ya klo jodoh cerminan kita tuh🤭
Siti Nadiyah
untung Gilang cerdas,coba klu d minum beneran bisa ga bisa punya keturunan beneran kamu Emma😁💜
🤎𝐀⃝🥀🦆͜͡MDᴳ𝐑​᭄ ♉
kan kebangetan Emma ntar kamu di sawatin gilang baru tau /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
choowie
Lang....nanti kamu balas dendam sama s Emma nya kalau udah halal ya...tunjukin kemampuan kamu ya Lang😅
choowie
cieee dapet nilai plus dari yayang Emma😍
sakura hanae @ mimie liyana❤️
Apes banget nasib mu Lang dikerjai si Emma😂😂😂😂
tehNci
Penasaran....stlh tau dirinya dikerjain Emma, pembalasan apa yg bakal dilakukan Gilang pada sekertarisnya itu. Gak sabar rasanya baca lanjutannya...😄
Safitri Agus
😂😂😂 sepertinya Ema butuh pembuktian Lang,,cepatlah halalin kalau perlu dipaksa ajak ke KUA,🤣
Juli_etz
tunggu tanggal mainnya ya Icih....🤭
siap2 klu pada akhirnya kamu yg merasakan khasiat "obat" nya
mamah fitri
😂😂😂😂
ria sufi
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Raffasya@aimaria1203
🤣🤣 ngakak bngt sumpah maakkk, c emma bener2 ya gedeg bngt tuh ama c gilang, awal lho emma ntar jdi bucin akut 🤪
fifia
Gilang bnr" copyan ny daddy keenan
Indry Arientha
Ayo gilang bales si emma 🤭 gak tanggung2 emma blg nya skt lemah sahwat ,, buktikan aja , Lang .. biar emma tau yg sebenarnya 🤣🤣
fajar Rokman.
ampuun gustiii..kocak bnget si Emma bener2 cocok buat Gilang bengek2 sxan, perjaka Ting 2 di bilang penyakitan g tanggung2 lemahsahwat broo
Mia dessa'17
ketawa ngakak pas Emma bilang Gilang punya penyakit lemah syahwat 🤣🤣 astaga ada² aja mereka berdua, 🤭
Yofa Meisya
wah Emma cari perkara nih, coba aja nanti buktikan kalau kalian udah nikah em..... pasti bakal dibikin tak berdaya sama Gilang 🤣🤭
Anik Widya
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nuralifa Surda
benar benar Luh mah udh kelewatan deh
segitu nya kmu mau gilang buktikan baru tau rasah loh
Tia H.
emma awas ya kamu nanti tergilang gilang sama tergilagila 🤩🤩🤩.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!