Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Gala Dinner 2
Celine sedang mengambil sebuah appetizer saat sebuah tangan tiba-tiba menyentuh bahunya yang terbuka. Celine menoleh dan lalu menatap kesal ke arah pria yang sedang berdiri di belakangnya.
"Apa kau tidak tahu? Menyentuh bahu seseorang tanpa ijin itu sebuah ketidaksopanan, Tuan?"
"Maafkan aku, Kau tidak lupa denganku bukan?" tanya pria itu bicara sok kenal dengan Celine. Celine hanya bersikap tak acuh.
Sementara itu, Damian yang sempat terhenti karena dicegat rekan bisnisnya, kini sedang menatap tajam ke arah Celine dan seorang pria yang mendekati Celine.
"Mateo!" Damian memanggil sepupunya. Mateo yang memang berdiri tak jauh dari Damian pun segera mendekat.
"Ada apa?"
"Jaga Celine. Bawa dia kemari setelah mengambil makanan." Damian memerintahkan Mateo tanpa memalingkan pandangannya pada gadisnya.
Di tempat Celine, Sebastian bahkan ikut mendekat karena dia tak mengenal pria yang sedang mendekati Celine itu. Jadilah yang tampak di mata Damian sekarang ini Celine sedang dikerumuni oleh 2 orang pria sekaligus.
"Apa ada masalah, Nona?"
"Tidak, Sebastian. Kembalilah ke tempatmu. Aku bisa mengatasi ini sendirian." Sebastian langsung pergi, apalagi dia melihat Mateo sedang mengarah ke sana.
Celine kini menatap Marrick dengan tatapan bingung, karena dia sendiri sebenarnya tak mengingat pria itu.
"Siapa kau?" tanya Celine.
"Aku Marrick. Kita pernah bertemu di restoran di hotel dekat Anaheim."
"Maaf aku tak mengingatmu," kata Celine, tapi belum lagi Marrick kembali bicara, Mateo mendekati Celine.
"Apa kau sudah selesai mengambil makanan, Nona? Tuan Damian menunggumu di sana."
"Ya aku sudah selesai." Celine pergi begitu saja melewati Marrick. Dia tak tahu jika sikapnya sudah melukai harga diri Marrick hingga membuat Marrick merasa marah.
"Kau bisa membahayakan kami semua jika meladeni para pria tadi, Nona," ujar Mateo mengingatkan.
Celine terkekeh, dia tak peduli dengan kemarahan Damian, dia merasa tak memiliki ikatan apapun dengan Damian sehingga dia harus patuh pada pria itu.
"Aku tidak peduli dengan kemarahannya, Mateo. Kami tidak dalam hubungan yang serius," kata Celine.
"Tapi dia sudah mengklaim kau adalah kekasihnya."
"Tapi aku tidak pernah mengiyakan ucapannya. Jadi aku tidak ada kewajiban untuk menjaga perasaannya. Tubuhku sepenuhnya milikku. Tidak ada satu orang pun yang bisa mengaturku kecuali Tuhan. Bosmu itu hanya sedang penasaran saja denganku."
Celine tersenyum tipis melihat tatapan Damian yang seolah ingin menerkamnya. Dia duduk di samping Damian dan menikmati appetizer yang tadi diambilnya.
"Kau tidak ingin menyuapiku, Baby?"
"Kau mau?" tanya Celine. Namun tak lama Celine menyuapkan sesendok makanannya pada Damian dan Damian tanpa ragu membuka mulutnya menerima suapan Celine di depan para koleganya.
Bagi Celine itu sebuah hal sangat biasa, tapi tidak bagi Damian dan para koleganya, Damian beranggapan jika Celine sebenarnya peduli padanya dan para koleganya berpikir jika Celine adalah wanita yang spesial bagi Damian.
"Kakak, apa itu kau?" suara seorang gadis yang sangat dia kenal mengagetkan Celine.
"How can?" Celine berdiri dan memeluk gadis yang tak lain adalah Felly.
Felly terpaksa menghadiri acara itu karena perusahaan ayahnya yang sekarang dipegang Rocky baru saja menjalin kerja sama dengan pengusaha asal Los Angeles.
Namun, Rocky berhalangan hadir sehingga Felly yang menggantikannya. Meski masih sangat muda, tapi sepak terjang Felly sudah mulai diperhitungkan. Gadis itu rupanya cukup jenius dan memang memiliki bakat dibidang usaha ayahnya itu.
"Baby, siapa dia? Apakah adikmu?" tanya Damian penasaran.
"Dia hanya kenalanku, tapi aku sudah lama tidak bertemu dengannya." Celine memberi isyarat mata pada Felly agar mengikuti aktingnya.
"Ah, benar. Aku adalah kenalan kak Celine. Dulu kami pernah bertemu."
"Damian, apa boleh aku bicara dengannya dulu."
"Baiklah, tapi Mateo akan mengikutimu."
"Hmm, terserah padamu," jawab Celine tak acuh.
"Kau sudah bertemu dengan kolegamu itu?"
"Sudah, Kak. Dia tampan sekali," ucap Felly tersipu.
"Kau sungguh titisanku, Felly. Aku senang bisa bertemu denganmu. Aku kira aku akan mati kebosanan di sini."
"Apa dia kekasihmu, Kak? Aku merasa dia tidak masuk dengan kriteriamu." Ucapan Felly terdengar oleh Mateo. Pria itu justru malah penasaran dengan kriteria seorang Celine Alexander ini.
Namun, Mateo sebenarnya merasa cukup familiar dengan nama Alexander, hanya saja dia tak yakin apakah benar seperti dugaanya? Jika iya, maka Damian perlu berhati-hati.
Celine dan Felly masih bercerita panjang lebar. Felly diikuti oleh dua bodyguard dan 1 asisten yang memang khusus ditempatkan oleh Jared kakak tertua Celine.
"Aku harus kembali ke hotel, kak. Besok aku ada meeting hingga siang. Sebenarnya aku malas, Jika saja aku tidak perlu mendengarkan ceramah kakak, sudah pasti hari ini aku tidak akan bertemu denganmu," ujar Felly mengeluh. Selain harus masuk kuliah lebih awal, Felly juga dituntut untuk segera paham dengan segala serba serbi mengenai perusahaan di usianya yang baru menginjak usia 16 tahun.
Jared benar-benar serius mempersiapkan Felly sebagai penerus Alfredo dan karena kakak celine jugalah, kini orang-orang yang dulu memandang rendah Felly kini menaruh hormat padanya.
Celine dan Felly akhirnya berpisah. Mereka berpelukan sesaat sebelum Felly benar-benar meninggalkan Celine.
Saat Celine akan kembali pada Damian. Celine melihat Damian sedang menghadapi Zenya dan Leticia. Celine menghela napas kasar sebelum mendekati pria itu.
"Aku baru meninggalkanmu sebentar, Kau sudah mulai tebar pesona rupanya." Celine melipat kedua tangan di dada, dia berdiri di samping Damian. Damian langsung merengkuh pinggang Celine.
"Kenapa meninggalkanku lama sekali?"
...****************...