NovelToon NovelToon
Membalas Hinaan Dengan Kesuksesan

Membalas Hinaan Dengan Kesuksesan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Wanita Karir / Keluarga / Slice of Life / Menjadi Pengusaha
Popularitas:22.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Widia Ningsih, gadis berusia 21 tahun itu kerap kali mendapatkan hinaan. Lontaran caci maki dari uanya sendiri yang bernama Henti, juga sepupunya Dela . Ia geram setiap kali mendapatkan perlakuan kasar dari mereka berdua . Apalagi jika sudah menyakiti hati orang tuanya. Widi pun bertekad kuat ingin bekerja keras untuk membahagiakan orang tuanya serta membeli mulut-mulut orang yang telah mencercanya selama ini. Widi, Ia tumbuh menjadi wanita karir yang sukses di usianya yang terbilang cukup muda. Sehingga orang-orang yang sebelumnya menatapnya hanya sebelah mata pun akan merasa malu karena perlakuan kasar mereka selama ini.

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

Yuk ramaikan ....

Update setiap hari...

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

"Jaga ucapan kamu!"

Brum!

Suara deru mobil cukup menjadi pusat perhatian para warga setempat, tepat di sebelah mobil Widi terparkir mobil mewah lainnya.

"Siapa lagi tu?"

"Mobil mewah lagi, sama seperti Widi!"

"Iya, kira-kira siapa ya?"

Widi tersenyum sinis melihat mobil mewah datang menyusul dirinya, sekilas melihat raut wajah Dela yang penasaran.

"Kau akan terima akibatnya nanti!" ancam Widi.

"Hei!" Dela yang ingin mengancam Widi balik, tiba-tiba saja terhenti begitu mendengar suara warga yang heboh melihat seorang laki-laki yang keluar dari mobil mewah itu.

"Sugar Daddy!"

"Meskipun tua, tapi auranya mempesona !"

"Seandainya aku yang memiliki suami seperti dia, betapa bahagianya aku!"

"Halunya jangan ketinggian deh!"

Sementara itu, Widi puas melihat wajah takutnya Dela. Dela terpelongo tidak menyangka pria yang bersamanya saat ini datang ke rumah dengan keadaan yang belum siap.

"Ini pasti ulah kamu kan!" geram Dela ke arah Widi. Namun, Widi tidak peduli dengan ucapan Dela. Malahan ia tertawa senang.

Henti yang sedari tadi lemas di atas kursi tiba-tiba langsung beranjak melihat kedatangan Pak Aldi. Ia menatap bingung ke arah Pak Aldi. Orang asing dari mana lagi yang datang ke rumahnya.

"Hai Widi. Senang bertemu dengan kamu," ucap Pak Aldi dengan bahagia, sekilas menoleh ke arah kanannya. Lantas, membuat Pak Aldi terkejut tidak menyangka bisa ketemu wanita yang ia cari selama ini tepat berada di depan mata.

"Sayang, akhirnya kita ketemu juga di sini." tanpa rasa malu Pak Aldi langsung menerobos memeluk Dela di depan orang yang ramai.

"Kamu ke mana saja, sayang? Susah banget sih dihubungin." sambung Pak Aldi tanpa basa-basi.

"Sayang."

"Apa itu pacar Dela? Kok sudah berumur sih?"

"Atau jangan-jangan selama ini Dela ."

Henti terbelalak mendengar ucapan yang keluar dari mulut Pak Aldi.

"Apa maksud Bapak memanggil anak saya dengan sebutan sayang? Bahkan dengan lancangnya memeluk anak saya!" bentak Henti dengan bibir gemetar, sekilas ia menoleh ke arah Dela yang sama pucat dan gemetaran.

"Dela, Siapa bapak tua ini. Kenapa ia main peluk-peluk kamu!" tanya Henti seraya memegang dadanya yang terasa sesak.

Dela tidak bisa berkata-kata lagi, bahkan ia seperti patung. Pak Aldi terlihat santai dan elegan di depan banyak orang, ia juga tidak mengetahui wanita tua mengomel di depannya ternyata adalah ibu dari wanita yang ia cintai.

"Widi, siapa ibu ini?" bisik Pak Aldi ke arah Widi yang tampak santai.

"Mamanya Dela!" balas Widi dengan wajah ceria.

Pak Aldi pun terkejut sekaligus senang bisa bertemu dengan keluarganya Dela.

Pak Aldi ternyata rekan bisnis Widi. Pak Aldi pengusaha sukses, meskipun umurnya sudah tua bahkan rambut pun ikut memutih. Ketampanan Pak Aldi mampu membuat wanita muda tergila-gila dengannya, meskipun umurnya sudah hampir memasuki setengah abad.

Pak Aldi dan Dela bertemu di sebuah bar, karena Pak Aldi suka minum. Iya suka menghabiskan waktunya di sebuah bar, apalagi dunia malam itu banyak wanita yang berpakaian sangat terbuka.

"Selamat siang Bu, perkenalkan nama saya Aldi kekasihnya Dela. Bisa dikatakan calon suaminya Dela." ucap Pak Aldi dengan santai, terlihat dari raut wajah Henti tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Pak Aldi.

"Calon suami Dela?"

"Pantes dia menolak anak aku ternyata simpanannya om-om!"

"Untung saja enggak jadi, betapa malunya punya menantu seperti Dela!"

Definisi senjata makan tuan, baru saja tadi Dela mengatakan Widi tidur dengan om-om. Ternyata Dela menjilat air liurnya sendiri. Di waktu yang tidak tepat membuat Dela kehilangan muka di depan semua orang, ia juga tidak tahu harus berbuat apa.

"Jadi di dalam foto ini ternyata benar," sahut Henti meneteskan air matanya.

"Ya Allah Mas Dadan, jemput aku sekarang!" sambung Henti yang terkulai lemas di atas lantai.

"Mamah! Maafkan aku, ma ." Dela menyentuh tangan mamanya, refleks Henti menepis tangan Dela yang ingin menyentuh dirinya.

"Ibu Henti kenapa? Ayo kita ke rumah sakit sekarang," tawar Pak Aldi dengan baik seraya ingin membopong Henti masuk ke dalam mobilnya. Namun, siapa sangka ternyata Henti tidak menyukai Pak Aldi. Dia langsung menepis tangan Pak Aldi serta memaki-maki dirinya.

"Dasar hidung belang, pergi kamu dari sini! Aku tidak sudi mempunyai menantu seperti kamu!"

"Hati-hati Ibu kalau berbicara," santai Pak Aldi meladeni Henti yang bar-bar.

"Apa kamu juga hati-hati memeluk anak orang di tempat umum?"

Pak Aldi mendekati Henti. Bahkan bibirnya pun sejajar dengan telinga Henti.

"Ingat Ibu Henti. Sebentar lagi akan tumbuh benih cinta kami di rahim anakmu!"

Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja para warga, bergotong meminta maaf kepada Widi. Karena semuanya sudah terjawab ternyata Widi tidaklah seburuk yang mereka katakan.

"Widi maafkan tante ya, karena selama ini sudah bersifat jahat kepada kalian."

Masih banyak lagi ucapan para warga memohon minta maaf pada Widi. Widi lihat seperti tidak ada ketulusan dimatanya.

"Apa kalian sungguh-sungguh minta maaf dari hati?" tanya Widi dengan tatapan yang menyelidik.

"Beneran Widi. saya minta maaf."

"Oke baik, saya akan maafkan kalian. Tapi harus ingat satu hal, jika kalian masih menghina saya, siap-siap saja akan saya habiskan kalian semua!" ancam Widi. Seketika membuat mereka terbelalak mendengar ucapan Widi.

"I-iya."

.

.

.

"Kamu anak yang selalu Mama sanjung-sanjung di depan banyak orang, ternyata kamu sendiri yang membuat Mama malu! Kenapa kamu harus melakukan itu Dela, kenapa!" pekik histeris Henti mengetahui kelakuan Dela di belakangnya.

"Mama mau tahu kenapa aku melakukan itu? Ini semua gara-gara mama!" balas Dela dengan bentakan yang tinggi.

"Mama yang selalu mendesak aku mencari uang. Dipikiran Mama itu selalu uang, uang dan uang!" Henti tercekat mendengar ucapan anaknya.

"Ibu Henti tenang saja, izinkan saya menikahi anak ibu," ucap Pak Aldi dengan baik.

"Nggak nyangka ya, ternyata Dela lah yang wanita malam!"

"Apa, menikah?"

"om-om kaya!"

Dirasa sudah tidak ada yang harus diperpanjangkan. Widi pamit pulang, membiarkan Dela menyelesaikan sendiri permasalahannya.

1
Merah Mawar
Luar biasa keren
Merah Mawar
Lanjut
Isabell Serinah
up lagi
Lince Yohana
penasaran endingnya
Erchapram
luar biasa, update lagi ya Thor
Isabell Serinah
lanjut lagi plseeee 👍
Lince Yohana
tolong Widi jangan mau merendah n ngalah mulu, balas kenapa kita yg jadi gregetan
Nadine Wulans
novel yg bagus semoga di lanjut sampai and sangat menginspirasi. semangat buat author.
Sunaryati
Tingkah Dela itu didikan kamu, ny henti. Bagus dengan penyesalanmu, tapi itu belum seberapa dari tindakan kamu pada klg adikmu
dyah EkaPratiwi
gak kapok2
dyah EkaPratiwi
termakan gosip inget kerjaan kalian gengs
muthia
mampir
Annisa Rahman: Terima kasih telah mampir kesini,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!