TWINFLAME ;My Naughty Girl

Oh... God! Apakah dia nyata? She like an angel. ' batin Kai

Dengan tiba-tiba gadis itu berjinjit, wajah nya lebih mendekat dan...

CUP

Satu kecupan yang membuat Kai tidak bisa bergerak di tempat nya.

'Tidak. Tidak bisa, mana boleh seperti ini. ' batin Kai

Saat ia ingin memprotes, tiba-tiba si gadis tersenyum menatap nya sambil mengelus-elus rahang nya. Oh... Kai sangat menikmati ini, ia sampai memejamkan mata nya merasakan elusan itu. Sampai pada saat gadis itu terkekeh, Kai sontak membuka mata nya

Gadis itu berkata "kamu menikmati nya?"

Dan gadis itu adalah Kamari.

Entah apa yang terjadi dengan nya, namun Kamari begitu agresif dan liar. Mungkin juga itu efek dari alkohol yang ia minum.

Kedua tangannya sekarang sudah bertengger di leher Kaiser.

"Oh... Kau sangat sexy sekali, matamu indah. Aku merasa... Seperti sudah sangat lama mengenal mu. " Kata Kamari melihat dengan intens mata Kaiser.

Kaiser tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam sambil menelisik wajah Kamari dengan seksama. Semuanya dia perhatikan, dari mulai rambut, mata, lalu ke hidung dan sekarang berhenti di bibir pink yang begitu merekah, membuatnya menelan saliva, tergoda.

Jakun nya naik turun, Kamari yang melihat itu kemudian memegang jakun Kai dan berkata...

"You want a kiss" Itu terdengar seperti bukan pertanyaan tapi pernyataan. Kamari tersenyum "kau sangat terbaca" Lanjut Kamari

Kai mengerutkan alis nya, tak lama dari itu ia memeluk pinggang Kamari dan tersenyum miring.

'Oh... Ini menyenangkan' batin nya

"Apakah kau berfikir ini menyenangkan? Aku seperti mendengar fikiranmu." Kata Kamari

Kai kaget mendengarnya. "Bagaimana dia bisa tahu" Batin nya, tak lama dari itu ia menormalkan kembali wajah nya. Lalu tersenyum menggoda kepada Kamari.

"Benarkah? Apa sekarang kau tau apa yang akan aku lakukan?. " Ucap Kai, tanpa mendengar jawaban dari Kamari, Kai langsung melahap bibir ranum menggoda milik Kamari.

Entahlah... Apa yang dilakukan Kai ia sendiri pun tak mengerti, mungkin ia sering bercinta dengan beberapa wanita namun seperti yang di ketahui dia tidak akan membiarkan siapapun mencium bibirnya. Bahkan tunangan nya Jane tidak pernah ia ijinkan mencium bibir nya. Ia akan marah kepada siapa saja yang melakukan nya. Namun dengan Kamari ia merasakan perasaan yang berbeda, hati nya membuncah menerima lumatan demi lumatan yang Kamari lakukan, walaupun gerakan nya terasa amatiran.

Oh... Kai benar-benar menikmati bibir Kamari yang menurut nya begitu manis dengan sedikit rasa alkohol di mulut gadis itu.

Kamari memejamkan mata, merasakan perasaan yang baru pertama kali ia rasakan tanpa sadar ia melenguh di sela ciuman. Kai semakin bergairah mendengar itu. Kai memperdalam ciuman nya, tangan nya tidak tinggal diam mengelus-elus pinggang Kamari lalu dengan perlahan turun ke bokong Kamari. Kai meremas-remas nya.

'Oh... Aku tidak tahan lagi' batin Kai

Ia mengangkat bokong Kamari, ia gendong Kamari seperti koala tanpa melepas ciuman mereka. Kai membuka pintu untuk masuk ke dalam toilet, lalu menutup pintu dengan kaki nya dan ia dudukkan Kamari di atas wastafel, masih dalam keadaan berciuman.

Dari bibir, Kai mulai berpindah ke ceruk leher Kamari, ia menghisap nya seperti seorang vampire, sampai tercipta tanda merah di leher jenjang yang putih itu.

Namun disela kegiatan mereka, beberapa kali terasa handphone yang ada dalam saku celana Kai berdering.

Kai yang merasa terganggu, ia mengumpat dan terpaksa berhenti dari kegiatan nya untuk mengangkat telepon.

"Ck... Si**an!!" Kai menghela nafas, melihat Kamari sebentar "Hugh.. Kau tunggu sebentar aku akan mengangkat telepon dahulu. " Ungkap nya terlihat sedikit kesal karena kesenangan nya terganggu

Kai berbalik memunggungi Kamari lalu mengangkat telepon nya dan ternyata itu dari asisten nya Dave. "Cepat katakan!! Ada apa? " Ucapnya emosi

Dave yang tidak tahu, tentang apa yang sedang di lakukan bos, sekaligus teman nya yang breng**k itu, hanya bisa mengerutkan alis nya tapi tetap menjawab "Kau dimana? Klien sudah menunggu dari tadi, ke toilet saja lama sekali. " Oceh nya

Kai mematikan sambungan telepon, tanpa menjawab perkataan Dave di sebrang sana.

Kai sudah tidak sabar ingin melanjutkan kegiatan panas dengan gadis nya tadi. Namun saat Kai menoleh ke tempat si gadis tadi duduk, ia sedikit kaget karena...

Si gadis sudah tidak ada di tempatnya.

'Kemana gadis itu' batin nya heran

Ia mencari setiap bilik toilet, tidak ada. Kai mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan, namun tetap gadis itu tidak ada. Bahkan di dance floor yang penuh dengan orang-orang yang sedang mencari kesenangan, ia tak melihat gadis nya.

"Sia**n kau Dave!!Akan ku beri perhitungan kau nanti!!!"

Ia hanya bisa melampiaskan kekesalannya nya kepada asisten nya itu, karena asisten nya yang membuat gadis itu menghilang.

****

Sebelum nya, Kamari turun dari wastafel yang ia duduki, berjalan dengan sedikit sempoyongan menuju keluar toilet. Kamari membuka handle pintu, pada saat pintu terbuka ia keluar langsung melihat sosok yang ia kenal di depan nya.

"K, ya ampun... Kau disini? Aku mencari mu. Aku takut kau kenapa-napa. " Itu adalah suara Aaron yang mencari K, teman-teman nya panik karena melihat Kamari tidak ada saat mereka sedang menari, Kamari tiba-tiba saja menghilang.

Kamari tersenyum melihat Aaron

"Oh... Hai... Ayo kita pulang. " Kata nya, lalu berjalan dengan sempoyongan. Melihat hal itu Aaron langsung memapah Kamari agar gadis itu tak terjatuh.

"Thanks Aaron, kau baik sekali. " Sambil tersenyum ke arah Aaron. Aaron hanya terkekeh mendengarnya.

Mereka sudah sampai di tempat parkir, lalu menuju ke mobil Aaron yang sudah ada Laura dan Emily di dalam nya menunggu Kamari dengan khawatir.

"Oh.. God!! Kau ini K... Ya ampun kau membuat kami khawatir. " Ucap Laura saat Kamari baru saja membuka pintu mobil. Ia sudah di serang oleh teman-teman nya itu.

"Kau kemana saja dari tadi? Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Emily beruntun.

Kamari hanya terkekeh mendengar nya, ia duduk di belakang dengan Emily

"Hm... Aku hanya membuat sedikit kekacauan? " Kata nya di barengi tawa.

Laura dan Emily hanya melotot dan membuka mulut nya membentuk huruf o. Aaron hanya menggeleng dan terkekeh melihat mereka, lalu Aaron pun melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang menuju apartemen para gadis, kebetulan apartemen mereka sama, hanya beda unit, karena mereka di Washington ini hanya untuk berkuliah, mereka berasal dari berbeda negara.

"Katakan apa yang kau lakukan? " Tanya Emily menatap wajah Kamari, Laura yang duduk di depan sampai duduk menyerong melihat ke arah belakang memperhatikan teman nya itu.

"Oh My God... " Teriak Laura sambil menutup mulut dengan tangan nya

"Apasih?" Tanya Emily kaget mendengar Laura sedikit berteriak. Kamari tetap tenang dengan dunia nya duduk bersandar dan memejamkan mata nya.

"Itu... Coba kau lihat, apa itu Kissmark? " Lanjut Laura sambil menunjuk ke arah leher Kamari, Aaron mendengar hal itu, dengan spontan kaki nya menginjak rem mobil dengan mendadak.

Cekiittt...

Laura dan Aaron hampir saja terjerembab ke depan kalau saja tidak memakai sabuk pengaman. Namun yang di belakang, yaitu Kamari dan Emily sudah meringis menahan sakit dahinya yang terbentur kursi depan.

"Oh... Shi**!! Kau bisa menyetir tidak? Sia**n.. " Umpat Kamari kepada Aaron. Aaron hanya ternganga mendengar nya, begitu pula kedua sahabat nya

"Oh... Demi apapun, Kamari dan alkohol memang satu kesatuan yang berbahaya. " Ucap Laura lalu menghela nafas nya, memiringkan lagi duduk nya mengarah ke belakang melihat sahabat nya, yang sekarang sudah memejamkan mata nya kembali.

"Tunggu dulu, sebelum kau tertidur, aku ingin bertanya. Apa yang kau lakukan? Siapa yang membuat kissmark di lehermu itu. " Tanya Laura penasaran dengan yang terjadi pada Kamari

"Hm.. Tidak ada. Nyam... Nyam.. Nyam... " Jawab Kamari tidak jelas

"Ihh... Yang jelas, tidak ada apa? "

"Ck... Aku hanya bersenang-senang dengan pria tampan" Ungkapnya sambil tertawa, tak lama dari itu ia pun tertidur.

Mereka melotot mendengarnya dan saling pandang satu sama lain, lalu menghela nafas berbarengan.

"Oh... Gadis ini sudah tidak tertolong..." Kata Laura di ikuti anggukan dari Aaron dan Emily