Kisah seorang penguasa yang memilih bereinkarnasi demi menyempurnakan seluruh jalan kultivasinya, agar dapat mencapai ketinggian yang benar-benar baru.
Enam ratus tahun kemudian, dia dilahirkan dalam situasi yang rumit.
Ibunya meninggal ketika dia masih kecil, dan pembunuhnya ternyata adalah ayahnya sendiri!
Dia sangat ingin membalas dendam, namun sayangnya, ayahnya bukan hanya seorang pemimpin klan paling berkuasa, tapi dia juga merupakan orang terkuat di seluruh Dinasti!
Ketika mantan Penguasa Sembilan Langit, Long Shangdi, membangkitkan kembali ingatannya, akankah dia mampu membalas dendam untuk ibunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UdahPernah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CH 21 : Kedatangan Qin Chuyong
Aula utama klan.
Kin Yin tampak tidak senang.
Kursi-kursinya penuh sesak, tokoh-tokoh terkemuka begitu banyak, namun semuanya hanya berkumpul di sekitar Kepala Keluarga Xue Jingcen, dan Tetua Kedua Xue Changqing.
Hampir tidak ada orang yang menyapa atau bertanya di meja Xue Taichang. Kin Yin dan suaminya hanya duduk disana, sendirian dan tidak dipedulikan.
Keadaan lagi-lagi sangat canggung.
Perasaan diabaikan secara terang-terangan membuat Kin Yin merasa sangat kesal. "Lihatlah kakak-kakakmu! Kau ini benar-benar suami yang tidak berguna!"
Kin Yin menatap tajam ke arah Xue Taichang. Di dalam hati, dia diliputi penyesalan. Seandainya dia tahu keadaan akan menjadi seperti ini, dia pasti akan mengirim surat kepada putrinya dan memintanya kembali. Sebagai murid Akademi Bintang Surga, dia setidaknya bisa membantu mereka menjaga kehormatan.
"Hahhh… Kita adalah keluarga, jadi kenapa berpikiran seperti itu?" Xue Taichang menghela nafas.
Ini hanya membuat amarah Kin Yin semakin berkobar. Dia berbisik, "Lihatlah anggota keluarga cabang! Bahkan mereka berani mengolok-olok kita!"
Sepertinya dia ingin melampiaskan semua keluhannya sekaligus. "Jika kamu sedikit saja kompeten, kita tidak akan berada dalam posisi canggung ini, bukan?"
Xue Taichang meringis, tapi dia tidak bisa membantah.
Saat mereka berbicara, tokoh-tokoh berpengaruh menyampaikan ucapan selamat, satu demi satu. Masing-masing dari mereka datang membawa hadiah mewah, membuat wajah istri leluhur berseri-seri.
Sepanjang proses ini, Kepala Keluarga Xue Jingcen dan Tetua Kedua Xue Changqing berbasa-basi dengan para tamu terhormat mereka, tampak bersemangat dan energik.
Kin Yin menyaksikan semuanya, merasa seperti sedang duduk di atas kursi jarum.
Namun kemudian, mereka mendengar suara lain dari jauh.
"Kepala Keluarga Qin, Qin Chuyong, datang untuk memberikan selamat atas nama seluruh Keluarga Qin!"
Di seluruh aula besar, semua orang langsung menjadi serius.
Di Kota Luojin, Keluarga Qin menduduki posisi kokoh sebagai klan peringkat kedua dari tiga klan terbesar.
Meskipun ada banyak tokoh berpengaruh yang berkumpul di aula klan, dalam hal status, hampir tidak satupun dari mereka yang sebanding dengan Qin Chuyong.
"Silahkan lewat sini," kata leluhur klan dari kursi kehormatan dengan senyuman ramah.
Terlepas dari dendam sebelumnya antara Keluarga Qin dan Xue, bahwa Kepala Keluarga Qin bersedia datang kesini secara pribadi, merupakan suatu kehormatan besar, yang akan berdampak baik pada Keluarga Xue secara menyeluruh.
Xue Jingcen dan Xue Changqing segera bangkit dan bersiap menyambutnya.
Di pinggir aula, berbagai anggota Klan Xue dan para tamu semuanya melirik.
Tak lama kemudian, mereka melihat Qin Chuyong yang gagah berjalan masuk. Putranya, Qin Huang, berada tepat di belakangnya, diikuti oleh dua punggawa lanjut usia.
"Saudara Qin, ini adalah kejutan yang menyenangkan! Kami tersanjung atas kunjungan Anda."
Saat Qin Chuyong berjalan, para tamu mengucapkan salam, ekspresi mereka rendah hati dan bahkan sedikit menjilat.
Bahkan anggota Klan Xue pun terlihat penuh hormat dan penuh semangat.
Qin Huang muda berjalan di belakang ayahnya, tampak bangga dan sombong, seolah sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini.
Tiba-tiba, Qin Chuyong berhenti di tengah langkah, pandangannya tertuju ke lokasi tertentu.
Kerumunan secara tidak sadar mengikuti pandangannya. Di seluruh area sekitar, hampir semua orang bangkit untuk menyambut Kepala Keluarga Qin. Namun satu-satunya pengecualian adalah meja tertentu yang hanya ditempati oleh dua orang, satu pria dan satu wanita. Tak satu pun dari mereka mau memberikan sapaan hormat, dan pemandangan itu sangat mengejutkan.
Dasar tidak punya sopan santun! Banyak tamu yang menggelengkan kepala dalam hati.
Mereka tidak lain adalah Long Tian dan Xue Weiling.
Sementara itu, anggota Klan Xue mengerutkan alis mereka. Salah satu tetua berdehem, tetapi saat dia hendak menegur Long Tian dan Xue Weiling, matanya membelalak.
Dia baru saja menyaksikan Qin Chuyong bergegas ke meja mereka, membungkuk sedikit di pinggang, dan mengepalkan tinjunya. "Salam, Tuan Muda Long Tian."
Seluruh area seketika sunyi senyap, semua orang tampak sangat bingung.
Long Tian akhirnya bereaksi dan menatap Qin Chuyong. "Apakah kau disini untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun?"
Qin Chuyong mengangguk. "Benar."
"Oh." kata Long Tian.
Setelah itu, dia membuang muka dan menuang anggur untuk dirinya sendiri, tanpa mempedulikan Qin Chuyong lagi.
Namun Qin Chuyong tidak berani marah sedikit pun. Tampaknya dia menganggap wajar jika Long Tian, tidak berdiri untuk membungkuk dan memberi salam kepadanya.
Banyak dari yang hadir tercengang, seolah tidak berani memercayai mata mereka.
Saat itulah Kepala Keluarga Xue Jingcen bergegas mendekat. Dia tersenyum lebar dan mengepalkan tinjunya. "Saudara Qin, suatu kehormatan menerima Anda disini! Mohon maafkan saya karena tidak keluar menyambut Anda. Silahkan, ikutlah denganku."
Ketika dia melihat Long Tian tidak keberatan, Qin Chuyong menegakkan punggungnya. Auranya tampak berubah, dia kembali terlihat bermartabat dan sombong.
"Kalau begitu, aku harus merepotkanmu." Qin Chuyong mengangguk dan mengikuti Xue Jingcen.
Seluruh tempat menjadi sunyi senyap, mereka menyaksikan dengan ekspresi plonga-plongo.
"Mengapa Kepala Keluarga Qin begitu sopan kepada menantu sampah itu?"
Gelombang emosi naik tanpa diminta di hati banyak hadirin.
"Apa yang sedang terjadi?" Xue Yaobei dan anggota Klan Xue lainnya bingung.
Seberapa tinggi status Qin Chuyong? Kenapa dia berinisiatif menyapa seseorang serendah Long Tian dengan begitu hormat?
Ekspresi para tamu di sekitarnya juga menjadi aneh, mereka merasakan ada sesuatu yang tidak beres disini.
"Kakak ipar, ini…" Xue Weiling juga agak bingung. Matanya yang cerah memandang ke Long Tian.
"Aku memukuli Qin Huang beberapa hari yang lalu, kan? Nah kemarin, Qin Chuyong berinisiatif untuk meminta maaf kepadaku di Restoran Awan Abadi." Long Tian tersenyum. "Ke depannya, kamu tidak perlu lagi khawatir Klan Qin akan membuat masalah untukmu."
"Hah?" Xue Weiling sangat terkejut, dia bahkan sulit untuk berkata-kata.
Nada suara Long Tian terlalu santai, sehingga dia tidak tahu apakah dia harus menganggapnya serius atau tidak.
Di sisi aula utama, banyak tamu terhormat yang juga merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Qin Chuyong langsung menjadi pusat perhatian begitu dia tiba.
Qin Chuyong mengabaikan tatapan orang banyak dan berjalan menuju kursi kehormatan. Dia memerintahkan, "Pelayan, berikan hadiah ulang tahun dari keluarga kita."
Seorang pelayan tua segera melangkah maju dan memberikan sebuah kotak giok. "Leluhur Xue, ini adalah hadiah dari klan kami untukmu. Dengan sepasang batu akik berusia ratusan tahun ini, kami berharap Anda selalu panjang umur."
Leluhur Lin Wenzi langsung tergerak, dan dia tersenyum. "Kehadiranmu saja merupakan kebahagiaan yang tiada tara. Apa perlunya hadiah? Jingcen, cepat pandu Kepala Keluarga Qin ke tempat duduknya."
Xue Jingcen tersenyum. "Saudara Qin, silakan lewat sini."
Namun, yang mengejutkan, Qin Chuyong melambaikan tangannya. "Tunggu sebentar."
Kemudian, saat para penonton menyaksikan dengan tidak percaya, dia melangkah ke meja Xue Taichang dan Kin Yin, tersenyum, dan mengepalkan tinjunya. "Saudara Taichang, Saudari Kin Yin, saya mendengar bahwa putri Anda telah memasuki Akademi Bintang Surga untuk melanjutkan kultivasinya. Ini adalah berita yang luar biasa! Aku datang membawa hadiah ucapan selamat yang sederhana. Tolong anggap itu sebagai tanda niat baik dariku. Apapun yang terjadi, kalian tidak boleh menolaknya."
Segera setelah Qin Chuyong selesai berbicara, seorang punggawa tua melangkah maju, menawarkan sebuah kotak giok dengan kedua tangan.
Dia menyerahkan kotak kepada pasangan itu sambil berkata, "Tuan, Nyonya, kotak ini berisi dua potong Ginseng Raja Seratus Tahun. Tuanku telah menyiapkannya untuk Tuan Muda Long Tian dan istrinya. Mohon terima."
Ginseng Raja Seratus Tahun!
Semua orang yang hadir terkejut, mereka tidak bisa lagi duduk dengan tenang.
Hati banyak tokoh terkemuka ini bergetar, dan ekspresi mereka berubah.
Semangat update nya yaaa
Biar naik peringkat
Crazy up dong Thor
Kisah Long Tian seru neh
Giling raja huayang, untuk ngasih gambaran sama keluarga Long tentang kekuatan Long Tian