Setelah empat tahun berusaha keras untuk melupakan cinta pertamanya, pada akhirnya Jennifer Graciela harus bertemu dengan pria yang sangat dibencinya itu. Sialnya, dia dipaksa untuk menerima perjodohan yang sudah disetujui oleh dua keluarga.
Dia adalah Andrew Garfield Ratajasa, pria yang pernah memberikan cinta sekaligus luka. Keluarga Ratajasa akan menanggung seluruh biaya pengobatan ibunya jika Jenni bersedia menikah dengan Andrew.
Demi sang ibu, Jenni menerima perjodohan itu dan mengesampingkan perasannya yang masih sangat terluka. Dia terpaksa terjebak dalam sebuah pernikahan dengan pria masa lalunya.
Apakah Jenni akan mencintai Andrew seperti dulu? Atau akan semakin membenci pria yang membuat hatinya patas sepatah-patahnya itu?
***
" Aku bersedia menikah denganmu karena Mama, jadi jangan berharap lebih " ~ Jennifer Graciela.
" Aku tidak peduli, sekarang kamu adalah istriku " ~ Andrew Garfield Ratajasa.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Morning Kiss
Pagi ini lagi-lagi Jenni terbangun dengan posisi berada di dalam pelukan Andrew. Sepertinya memang suaminya itu sengaja sekali mencuri-curi kesempatan untuk memeluknya di saat sedang tertidur. Memang tidurnya lebih nyenyak di dalam pelukan Andrew, tapi tentu saja Jenni gengsi untuk mengakuinya. Apalagi dalam dirinya harus tertanam rasa benci pada pria yang telah membuat hatinya terluka.
" Ishh, apa-apaan sih dia? Enak saja peluk-peluk aku saat tidur " gerutu Jenni di dalam hati.
Sama seperti kemarin, Jenni mendorong dada bidang Andrew dengan kencang hingga pelukan suaminya itu terlepas. Andrew yang tadinya masih terlelap dalam tidurnya pun langsung terjaga karena tindakan yang dilakukan sang istri.
" Kenapa sih, Sayang? Ini masih pagi, sebaiknya kita tidur lagi " ucap Andrew yang malah menarik tubuh Jenni ke dalam pelukannya kembali.
" Ih, tidak mau. Lepaskan aku! " tolak Jenni memukul dada sang suami.
Jenni berusaha untuk melepaskan diri tetapi sulit karena kali ini Andrew memeluknya dengan erat. Andrew tentu tidak akan membiarkan Jenni bisa lepas darinya dengan mudah, apalagi dia sangat suka memeluk tubuh istrinya itu.
" Andrew, please! Lepaskan aku! " pinta Jenni karena tenaganya tidak akan bisa melawan Andrew.
Sebaiknya kini Jenni meminta baik-baik pada suaminya itu, walaupun sebenarnya di dalam hatinya sudah kesal luar biasa. Suaminya itu sangat memang sangat senang membuatnya kesal dan naik darah dengan cara seperti ini, padahal Jenni sudah berusaha untuk menghindarinya.
" Aku akan lepaskan kamu, tapi kasih aku morning kiss dulu dong " ucap Andrew dengan senyum licik di bibirnya.
Jenni menganga mendengar ucapan sang suami dan langsung menggelengkan kepalanya.
" Aku tidak mau, enak saja " tolak Jenni mentah-mentah.
" Ya sudah, kalau kamu tidak mau. Aku tidak akan melepaskan kamu sampai mendapatkan morning kiss " ucap Andrew semakin mempererat pelukannya dan membenamkan wajahnya di ceruk leher sang istri.
Entah mengapa Andrew suka sekali melakukan itu, apalagi dia bisa puas menghirup aroma tubuh Jenni yang sangat memabukkan melalui ceruk leher istrinya itu.
" Andrew, jangan buat aku marah ya. Cepat lepaskan aku! " ucap Jenni dengan suara yang sudah meninggi.
" Ya marah saja. Aku lebih suka melihat kamu marah karena kamu akan terlihat semakin cantik " jawab Andrew yang tentu tidak takut.
Sedari dulu memang sudah biasa mendapatkan kemarahan dari Jenni. Bahkan mereka bisa dekat dan menjadi pasangan kekasih juga berawal dari Jenni yang selalu memarahinya karena sesuatu, apalagi ketika SMA Andrew termasuk siswa yang nakal. Hampir setiap hari Jenni memarahinya karena bolos jam mata pelajaran ataupun ketika Andrew merokok di sekolah.
Kedua tangan Jenni terkepal kuat untuk melampiaskan kekesalannya pada Andrew yang tidak mau melepaskannya. Jika bukan karena suami dan orang yang telah membantu pengobatan ibunya, Jenni pasti sudah menghajar pria yang sialnya adalah cinta pertamanya.
" Akhh " pekik Jenni saat lehernya digigit oleh Andrew.
Lagi-lagi Andrew melakukan hal yang membuat lehernya terasa sakit dan perih. Apa pria itu kira lehernya sebagai daging sapi sehingga bisa digigit sesuka hatinya.
" ANDREW " teriak Jenni karena sudah sangat kesal.
Jenni tidak pikir panjang lagi untuk menjambak rambut suaminya itu dengan kedua tangannya. Jenni menariknya dengan kuat hingga Andrew berteriak kesakitan dan beberapa helai rambutnya terlepas dari akarnya.
" Ampun, Jen, sakit. Kulit kepalaku akan lepas kalau kamu tarik terus seperti itu " pinta Andrew karena kulit kepalanya terasa sangat sakit.
" Rasakan itu! Kamu kira tidak sakit digigit-gigit lehernya seperti itu, hah? " ucap Jenni akhirnya melepas kedua tangannya dari rambut Andrew.
" Iya, maaf " jawab Andrew.
Walaupun tidak merasa bersalah, tetapi Andrew tetap meminta maaf daripada kulit kepalanya terlepas. Tenaga Jenni sebagai seorang wanita sangat kuat dan tidak bisa disepelekan begitu saja.
" Sekarang lebih baik kamu lepaskan aku atau aku buat kulit kepala kamu itu terlepas " ancam Jenni yang tidak bisa bersabar lagi menghadapi Andrew.
" Iya-iya, aku lepas. Tapi... " ucapan Andrew tidak dilanjutkan dan malahh mendekat wajahnya dengan wajah Jenni.
Cup.
Kedua mata Jenni terbuka sempurna saat sebuah benda kenyal mendarat di bibirnya. Dia terpaku walaupun tahu jika benda kenyal itu adalah bibir milik sang suami. Bukan sebuah kecupan singkat tapi ciuman karena Andrew mulai menggerakkan bibirnya itu. Dia menyesap dan mellumat bibir yang baru dua kali dia rasakan. Manis, sangat manis, bahkan mengalahkan manisnya permen kapas yang pernah dia makan.
Andrew memperdalam ciuman itu walaupun tidak mendapatkan balasan sama sekali dari Jenni, tetapi dia senang karena istrinya itu tidak menolak dan menikmatinya dengan memejamkan matanya.
" Aku pastikan kamu akan mencintaiku lagi, Jen " batin Andrew sembari mengabsen seluruh isi mulut Jenni dengan lidahnya.
Hingga beberapa menit kemudian, Andrew melepaskan ciuman itu karena Jenni sepertinya hampir kehabisan napas. Keduanya saling menatap dalam dengan napas yang tersengal-sengal dan kening yang saling menempel.
" Thanks for morning kiss, Babe " ucap Andrew dengan senyum yang sangat puas.
Jenni hanya mendengus kesal dengan wajah yang memerah, dia malu karena terlihat sekali menikmati ciuman yang Andrew berikan. Wanita itu mendorong dada Andrew dan sesuai janjinya pria itu melepaskan pelukannya ketika sudah mendapatkan apa yang dia inginkan. Jenni bangkit dan mendudukkan tubuhnya membelakangi Andrew yang masih senyum-senyum sendiri.
" Bodoh, bodoh, kenapa aku malah menikmati ciuman itu sih? Seharusnya kan aku menolaknya. Kalau begini, apa coba yang dipikirkan Andrew tentang aku. Bisa-bisa dia berpikir aku sebagai perempuan gampangan yang langsung luluh dia cium " rutuk Jenni pada dirinya sendiri di dalam hati.
Kemudian, Jenni segera turun dari tempat tidur dan berlari kecil menuju kamar mandi. Dia tidak memiliki keberanian untuk menunjukkan wajahnya merahnya itu di hadapan Andrew, lagipula pasti suaminya itu akan merasa sangat senang jika melihatnya seperti itu.
Brak.
Jenni menutup kamar mandi cukup kencang hingga Andrew terkejut, entah sengaja atau memang reflek saja.
" Ah lucunya istriku. Rasanya sudah sangat lama aku tidak melihat wajahnya merah karena malu seperti itu " gumam Andrew tersenyum melihat tingkah sang istri.
Istrinya itu bukanlah wanita pemalu yang wajahnya akan selalu memerah saat dia goda. Walaupun sangat jarang Jenni menunjukkan wajah merah seperti itu, tetapi Andrew sangat suka melihatnya. Apalagi bibir manis itu, ah sepertinya akan menjadi candunya dan ingin selalu merasakannya.
Wajar saja, ketika mereka menjalin hubungan kekasih, mereka tidak melakukan yang melewati batas. Mereka hanya pernah berpelukan dan bergandengan tangan saja, jadi ketika Andrew sudah merasakan bibir Jenni maka akan ketagihan.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
saat posisi pemeran utama pria yang salah pasti dibuat mengemis maaf dan berjuang dapat kesempatan dan karakter pemeran utama wanita dibuat tegas tidak mudah memaafkan
tapi pda saat pemeran utama wanita diposisi yang salah, semudah itu dimaafkan, tidak perlu susa2 mengemis dan berjuang malah tetap saja pemeran utama pria yang dibuat berjuang dan semudah itu memaafkan