NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Melihat luka

Nevan rela membolos sekolah hanya untuk mencari Nazma, lelaki itu juga meninggalkan motornya di sekolah. Dan sekarang Nevan bisa melihat sendiri, jika Nazma memang sedang tidak baik-baik saja. Gadis itu gemetar, dia juga terlihat ketakutan.

"Nevan, aku---" Lidah Nazma terasa kelu, ia tidak sanggup mengatakan segala hal yang ada didalam hatinya.

"Lo kenapa? Ada yang jahatin lo?" Nevan mengenggam kedua tangan Nazma.

"Nevan ... aku nggak bisa bilang ke kamu." Hingga akhirnya Nazma hanya bisa terisak pelan.

Nevan melepaskan tangan Nazma. "Kalau lo cuma nangis, gue bakal ngerti apa yang terjadi sama lo."

"Aku gapapa Nevan." Nazma menatap ke arah lain.

"Gapapa apa? Jelas-jelas lo nangis kayak gini!"

Kelemahan Nevan adalah dia tidak pernah bisa menahan amarahnya, ia tidak suka dengan Nazma yang menyimpan rapat-rapat segalanya dan selalu berkata jika dirinya baik-baik saja. Nevan ingin tahu apa yang terjadi pada Nazma, namun gadis itu selalu menolak untuk memberitahu.

"Apa maksud yang lo bilang tadi? Lakuin apa? Pasti ada yang jahatin lo kan?!" Nevan menatap Nazma yang hanya diam.

"Nggak ada yang jahatin aku." Nazma masih memilih menyimpan segalanya.

"Lo selalu kayak gini, berhenti bikin gue kayak orang bego!"

"Aku baik-baik aja Nevan, kamu nggak perlu repot-repot ngurusin hidup aku." Nazma menahan gejolak dihatinya, ia bahkan memberanikan diri untuk menatap Nevan.

"Lo istri gue, gimana bisa gue nggak peduli sama lo?" Suara Nevan terdengar begitu rendah, tatapannya pun terlihat sendu.

"Tapi aku terpaksa nikah sama kamu, karena kamu yang seenaknya beli aku."

Nevan diam, sepertinya Nazma tidak tahu jika Danu lah yang terlebih dahulu menjual gadis itu. Nazma malah hendak dijual pada preman, beruntung Altair dengan segera mengetahui hal itu dan menyelesaikan segalanya.

'Lo salah Nanaz, bukan Ayah yang sengaja niat beli lo. Ayah lakuin itu karena dia nggak mau lo dibeli sama preman.'

Nevan tidak bisa mengatakan kebenaran itu karena ia takut Nazma akan semakin terluka, terlebih lagi keadaan gadis itu kini tidak baik-baik saja.

"Gue nggak terpaksa nikahin lo."

"Nggak semuanya bisa dibeli sama uang Nevan, kalau kamu nggak beli aku pasti aku nggak bakal jadi istri kamu kayak sekarang ini."

"Dan lo bakal jatoh ke tangan orang yang salah." Ucapan itu keluar begitu saja dari mulut Nevan.

"Maksud kamu apa?"

Nevan tiba-tiba memeluk erat Nazma, lelaki itu berbisik pelan. "Nanaz, gue khawatir banget sama lo."

"Suatu saat nanti kamu pasti bakal nyesel nikahin aku." Nazma berusaha untuk menahan tangisnya.

"Dan gue pastiin saat itu nggak bakal terjadi, gue nggak bakal pernah nyesel nikahin lo."

Pikiran Nevan kini tertuju pada Danu. 'Kayaknya ada yang nggak beres sama bokap nya Nanaz.'

***

Nevan membawa Nazma pulang dengan menaiki taksi, lelaki itu selalu berjalan disamping Nazma bahkan sampai masuk ke dalam rumah. Seharusnya kedua orang itu belajar disekolah, namun mereka saat ini malah pulang ke rumah.

"Ayo." Nevan menarik pelan tangan Nazma yang berdiri di ambang pintu.

"Kok kalian udah pulang?" Ajwa datang dan mendekati mereka berdua.

"Karena takdir." Nevan berucap tanpa beban.

"Bunda tanya serius, kalian kok pulang pagi? Ada rapat guru atau gimana?" Ajwa berganti menatap Nazma.

"Maaf Bunda, Nazma bolos sekolah." Nazma hanya mampu menunduk, tidak berani menatap Ajwa.

Arthan tiba-tiba datang dan berlari kecil. "Kak nanas kok udah pulang? Hayo, diajakin bolos ya sama Abang."

"Sembarangan lo Yul, fitnah mulu idup lo!" sewot Nevan.

"Nggak fitnah, olang cuma nebak." Arthan cemberut dan terlihat kesal.

Arthan memang terlihat menggemaskan, namun hal itu berbeda bagi Nevan. Dimata Nevan Arthan hanyalah tuyul kecil yang selalu membuatnya kesal, dan dia adalah musuh bebuyutan Nevan. Berbeda dengan Ajwa yang saat ini fokus memperhatikan Nazma.

"Kamu kenapa? Kok kayak habis nangis?" Ajwa melihat mata Nazma yang sedikit berair.

"Lo ke kamar aja, biar gue yang jelasin ke Bunda." Nevan memberi isyarat Nazma agar gadis itu pergi.

Nazma mengangguk pelan kemudian berlalu pergi.

"Althan mau ikut kak nanas!" Arthan tersenyum lebar dan hendak menyusul Nazma.

Nevan segera menarik tangan Arthan dan merangkul erat anak itu, Arthan sekarang tidak bisa berkutik.

"Ngikut aja lo Yul, dasar Tuyul." Nevan menatap kesal Arthan.

"Dasar Mas Yul ... anaknya demit." Entah siapa yang telah mengajari Arthan berbicara seperti itu.

Nevan menutup mulutnya, pura-pura terlihat terkejut. "Gue kan anak Bunda, maksud lo Bunda ... demit? Parah banget lo Yul."

Arthan menggeleng cepat, bukan itu maksud Arthan. Mana mungkin Arthan mengatai Ajwa yang cantik seperti demit? Arthan kini sudah melirik sinis Nevan. Senyum lebar justru Nevan tunjukkan kepada Arthan, lebih tepatnya senyum mengejek.

"Nevan, cerita ke Bunda. Nazma kenapa?" Kali ini Ajwa terlihat serius.

"Jadi gini Bunda ....".

Nevan mulai menceritakan segalanya, tentang Nazma yang tidak pergi ke sekolah hingga Nevan yang menemukan Nazma di gang kecil.

"Sekarang kamu susul Nazma, dia pasti lagi butuh kamu." Ajwa mengambil alih Arthan. "Arthan sini sama Bunda."

***

Bukannya pergi ke kamar Nevan justru pergi ke dapur, lelaki itu berinisiatif membuatkan teh untuk Nazma. Walaupun cover Nevan terlihat berandal, galak, dan tak punya hati, lelaki itu sebenarnya sangat baik. Setelah selesai membuat teh, Nevan langsung pergi ke kamarnya.

"Lo minum ini dulu biar tenang." Nevan menyerahkan teh yang ia buat.

"Kamu nggak perlu repot-repot Nevan, nggak seharusnya kamu sepeduli ini sama aku."

"Terima aja apa susahnya sih? Protes mulu idup lo!" Nevan kembali dalam mode galak.

Nazma langsung menerima teh tersebut. "Makasih."

"Hem." Nevan terlihat jutek.

'Masa harus digalakin dulu baru nurut.' Rasanya Nevan sangat kesal.

Nazma hanya memegang teh itu, samasekali tidak berniat meminumnya. Karena ia harus membuka cadar saat meminum teh tersebut, sementara Nevan saja tidak mau melihat wajahnya.

"Nggak bisa ya lo kasih tahu gue dikit aja, gue mau tahu lo kenapa." Nevan melirik sekilas Nazma yang ada di sampingnya.

"Aku cuma ambil seragam di rumah aku."

"Terus?" Nevan ingin mendengar lebih jauh.

"Kesiangan, jadi aku mutusin buat nggak sekolah."

"Kesiangan?" Nevan tertawa. "Lo hobi banget ya bohongin gue?"

"Aku nggak maksa kamu buat percaya."

"Nanaz." Nevan menatap lekat Nazma. "Apa bokap lo jahat?"

Rasanya saat itu jantung Nazma berhenti untuk sesaat, ia tidak ingin Nevan tahu tentang keburukan Danu. Karena disaat itu tiba, semuanya dengan cepat pasti akan terbongkar.

"Nevan ... kamu bisa keluar? Aku pengen sendiri."

Nevan menatap Nazma tidak pernah. "Lo ngusir gue? Ini kamar gue loh."

"Ya udah kalau gitu aku aja yang keluar."

"Oke, gue aja yang keluar." Untuk pertama kalinya Nevan harus mengalah pada Nazma.

***

Saat malam hari Nevan masih belum bisa tenang, padahal lampu sudah dimatikan. Nazma juga sudah tidur dengan posisi miring ke kanan dan memeluk boneka, Nevan menatap punggung Nazma. Lelaki itu perlahan turun dari tempat tidur dan mendekati Nazma.

Nevan berdiri dengan kedua lutut yang ditekuk, untuk sesaat Nevan terpaku karena melihat wajah Nazma. Ternyata gadis itu benar-benar terlihat cantik, samasekali tidak sama dengan apa yang dirinya pikirkan. Nevan perlahan mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Nazma.

'Ini kayak luka baru.' Nevan mengusap pelan pipi Nazma.

'Lo kenapa Nanaz? Siapa yang udah nyakitin lo?'

Nevan menghela nafas panjang. 'Gue bakal habisin orang itu, gue udah janji kan? Gue bakal lindungin lo kalau lo udah jadi istri gue.'

Nevan memperhatikan Nazma. 'Lihat lo kayak tadi ngebuat gue ngerasain hal yang sama, gue gagal jagain dia."

Nevan menatap ke arah lain. 'Entah gue yang gagal jagain dia atau emang dia yang nggak mau gue jagain.'

***

Nevan memutuskan untuk pergi ke ruang tamu dan duduk di sana sendirian, lelaki itu belum bisa tidur. Hingga akhirnya Altair datang dan langsung duduk disampingnya, Nevan melirik Altair. Tumben sekali ayahnya itu tidak memanfaatkan kesempatan malam hari untuk berduaan dengan Ajwa.

"Mikirin Nazma?" tebak Altair.

"Ayah, kayaknya ayahnya Nanaz jahat deh." Nevan terdengar sedikit ragu.

"Emang." Altair berucap tanpa beban.

"Ayah udah tahu semuanya kan?" Nevan hafal betul dengan sikap Altair.

"Emang." Altair kembali mengatakan hal yang sama.

"Kasih tahu dong, nanti Nevan beliin Ayah jus alpukat," bujuk Nevan.

Altair melirik Nevan. "Dih, Ayah masih mampu buat beli alpukat sekebon. Bunda juga masih mampu bikinin jus alpukat buat Ayah."

Seketika Nevan langsung kalah telak, sultan kok disogok. Entah harus memakai cara apalagi agar Altair memberitahunya tentang hal yang berkaitan dengan Nazma.

"Kasih tahu dong, pelit amat." Nevan mulai julit.

"Usaha dong, males amat." Altair tak kalah julit dengan Nevan.

"Ya udah, kasih Nevan petunjuk. Apa kek gitu, dikit aja juga gapapa." Nevan berusaha bernegoisasi.

"Kamu dateng ke rumah Nazma," ucap Altair.

Nevan terdiam sejenak. "Tapi Nanaz larang Nevan buat ke sana."

"Kamu nurut gitu aja?" Altair menatap Nevan tak habis pikir. "Nggak curiga?"

"Ya curiga, tapi kan ...." Nevan menghela nafas panjang, tak ada gunanya ia menjelaskan.

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!