NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selalu Salah di Mata Mama

Beberapa hari pun berlalu, di mana Sekar menjalani kehidupannya dengan biasa saja dan berusaha untuk tidak membuat masalah untuk dirinya sendiri. Setiap pulang kuliah, Sekar bahkan tidak mampir kemanapun dan langsung pulang ke rumah.

Papanya juga terus menerus memberikan kabar baik dan cerita tentang calon ibunya Sekar yang baru. Meskipun berat rasanya, namun Sekar lebih kasihan lagi jika harus melihat papanya bertahan dengan orang yang salah.

Di hari sabtu yang cerah, terlihat Sekar sengaja bangun siang agar bisa menikmati weekend di rumah. Ia bangun pukul 7 pagi dan turun ke ruang makan, di mana terlihat keluarganya hampir selesai sarapan.

"Pagi, Pa, Ma, Rena." Sekar menyapa papa, mama, dan juga adiknya itu sembari membuka piring dan mengambil makanan yang sudah disediakan.

"Lo bangun siang amat. Sengaja nggak bantu nyiapin sarapan ya?" ledek Rena.

"Maksudnya? Kan ada si mbak?" ucap Sekar dengan polosnya.

"Gue udah whatsapp lo kemarin, mbak hari ini nggak dateng," ucap Rena dengan sinis.

Sekar mengecek ponselnya yang ada di saku celananya, dan ia sama sekali tidak melihat ada pesan apapun dari Rena.

"Mana? Nggak ada ko—"

"Halah pake alesan nyalahin adekmu! Dah dimakan sekarang! Habis ini kamu yang cuci piring ya!" hardik mamanya.

"Udahlah biarin. Sekar juga biasanya beres-beres kalau si mbak nggak ada, 'kan? Bahkan dia ngebersihin semua rumah dan papa lihat kalian nyantai-nyantai doang," bela papanya dengan suapan terakhir dan meminum susu putih.

"Belain aja terus anaknya, Pah. Anak kamu tu ada dua, bukan cuma satu," sindir mama.

"Iya, papa tau kalau anak papa dua. Papa tiap hari kasih uang jajan tuh buat mereka. Kasih sayang juga nggak kurang. Nggak kaya mama yang pilih kasih."

Papanya Sekar yang terlihat badmood langsung pergi dari meja makan dan meninggalkan mereka semua. Namun, kembali lagi dan mengusap kepala Sekar dengan lembut sembari berucap, "Makan yang banyak ya, Sayang. Have a nice day."

Setelah itu lanjut mencium kening Rena. Papanya memang tidak ingin pilih kasih dan berusaha menunjukkan bahwa sikap istrinya salah besar.

Hal itu membuat mamanya Sekar kesal sekali, bahkan ingin rasanya ia melakukan sesuatu kepada Sekar.

"Sekar! Pokoknya, mama nggak mau tahu, kamu harus beres-beres setelah ini! Adikmu udah berkegiatan dari pagi sampai sekarang loh! Contoh adik kamu! Bukan malah bangun siang, udah kaya putri raja aja kamu di sini ya. Bertingkah seenaknya!" hardik mamanya Sekar yang setelah bicara begitu langsung pergi dari meja makan juga. Hingga tersisa Rena sendirian dan juga Sekar saja.

Sekar berusaha abai tentang hal ini, karena ia berusaha untuk tidak terlalu memasukkan ke dalam hati perihal omongan seperti itu. Ia harus fokus dengan papanya karena selama ini yang sudah membantu Sekar adalah papanya.

"Mbak, asal lo tau ya. Papa itu nggak sayang sama lo. Bahkan papa nggak pernah sedikitpun suka sama kelakuan lo. Papa bela lo juga cuma pencintraan doang!" ketus Rena.

Namun, Sekar hanya diam saja dan menikmati sarapan paginya. Perkataan seperti itu sudah biasa untuk Sekar, apalagi Rena selalu saja bersikap seperti itu. Padahal sebenarnya yang kekurangan kasih sayang adalah Rena sendiri.

Rena melihat Sekar yang begitu santai, langsung merasa emosi dengan kakaknya itu. Wanita itu langsung menggebrak meja dan membuat Sekar terkejut bukan main.

BRAK!

"Kalo ada orang ngomong tuh dengerin!"

Sekar yang melihat perilaku adiknya begitu kurangajar, langsung merasa marah dan emosi dengan adiknya itu.

"Papa tidak pernah mengajari kita untuk memukul meja saat ada orang sedang makan! Jaga etika kamu, Rena!" hardik Sekar yang telanjur marah.

Melihat kakaknya berkata seperti itu, Rena sedikit takut dan tidak berani bicara apa-apa lagi. Ia memang sering sekali memojokkan kakaknya, tapi tidak pernah sampai dibentak seperti ini.

"Gue bilangin ke papa sama mama ya!" ancam Rena.

"Bilangin lah. Terserah kamu aja."

Sekar kembali makan sarapan paginya dan Rena pergi meninggalkan Sekar begitu saja dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal. Ini kali pertamanya Sekar membentak adiknya sendiri, kesabarannya sepertinya sudah hampir habis, karena belakangan ini banyak sekali kejadian tidak terduga yang terjadi di dalam hidupnya.

Saat sarapan sudah selesai, Sekar kembali ke kamarnya dan menikmati weekend dengan menonton drama kesukaannya. Ia lebih suka berada di rumah seharian daripada keluyuran tidak jelas dan menghabiskan uangnya. Selain itu, Sekar juga memang tidak punya teman sama sekali.

Baru Sekar akan membuka laptop, tiba-tiba pintu kamarnya digedor cukup keras dan seseorang berteriak di balik pintu kamar Sekar.

"Sekar! Keluar kamu!" hardik wanita itu.

Sekar yang tahu ini akan terjadi, langsung keluar kamar dan menemui mamanya. Di sebelah mamanya tentu ada Rena yang tengah tersenyum licik.

"Kenapa, Ma?" tanya Sekar sembari menutup pintu kamarnya dari luar kamar.

"Enak banget kamu langsung masuk kamar setelah makan! Kamu harus bersih-bersih rumah hari ini!" pinta mamanya.

"Kenapa? Kan ada ART, Ma?" tanya Sekar yang sedikit tidak terima.

"Semua libur. Kamu yang harus bersihin rumah sekarang! Sekalian cuci baju semua orang di rumah ini!" ucap sang ibu sembari melemparkan pakaian kotor milik Rena dan dirinya sendiri.

Sekar hanya bisa diam saja ketika diperlakukan seperti itu. Ia juga tidak bisa melawan sama sekali, karena ia tidak mau membangkang kepada ibunya sendiri.

"Salah sendiri kamu bentak-bentak Rena! Bisa ngomong baik-baik kenapa harus bentak sih!" tutur wanita itu sembari pergi meninggalkan Sekar dengan setumpuk kerjaan rumah.

"Makan tu hukuman!" ledek Rena yang menjulurkan lidahnya kepada kakaknya sendiri sebelum ia juga ikut pergi.

Sekar hanya bisa menghela nafas panjang saja saat diperlakukan seperti itu. Mau tidak mau, ia harus melakukan perintah ibunya. Papanya juga sudah pergi bekerja karena akan pergi dinas. Mungkin, papa juga sebenarnya sedang bertemu wanita itu.

Sekar mulai membersihkan seluruh rumah dengan penuh susah payah. Karena tidak hanya sekali dua kali Rena dan ibunya itu sengaja mengacaukan pekerjaan rumah Sekar. Entah menginjak lantai yang sudah dipel, menjatuhkan pakaian bersih, dan hal-hal iseng lainnya yang membuat Sekar harus lebih bersabar lagi.

Di situasi seperti itu, Sekar tiba-tiba berpikir, bagaimana jika ia nantinya hidup sendiri? Apakah ada orang selain papa yang bisa memberikan support kepadanya? Sepertinya tidak ada. Jika dipikir lagi, Sekar tidak punya siapa-siapa selain papanya.

Ia berulang kali menghela nafas panjang kala mengingat pikiran negatifnya itu. Ia menikmati hukumannya itu agar bisa melupakan semua yang tidak akan terjadi di pikirannya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!