NovelToon NovelToon
Kampung Pesugihan

Kampung Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Iblis / Dunia Lain / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Suami Tak Berguna
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: mermaidku

Sumin terpaksa menikah dengan setyo akibat hamil duluan, hal itu mengakibatkan sumin mau tidak mau harus berpindah ke desa suaminya karena orang tuanya tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrinya.

"Gak gak! Jangan tinggal di sini, kena sial aku punya anak kayak kamu. Bisa bisanya malah meteng disek, kalau prianya sugeh gak papa. La ini? Udahlah min minggaten ae seko kene, setres aku punya anak kayak kamu!" Maki mak jum sambil berkacak pinggang.

*****

"Silahkan dipilih! Mau pesugihan yang bagaimana? Menyusui tuyul? Babi ngepet? Kawin sama buaya? Uang balen? Kandang bubrah Atau pesugihan ikan bandeng dengan cara mengorbankan anak kesayanganmu? Dijamin! Kamu akan kaya mendadak dalam hitungan hari!"

selengkapnya>>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 5 tumbal

Sudah satu minggu berlalu, sumin juga sering berkumpul dengan para tetangga di warung bu eko.

"Min, dari mana?" Tanya bu eko.

"Habis dari masjid buk,"

"Sini bentar min,"

Sumin akhirnya menghampiri bu eko karena tak enak menolak, di sana juga ada bu yanti yang sedang berbelanja.

"Min kenapa gak sholat di rumah? Tiap hari loh kulihat kamu ke masjid, ini sekarang jalan biasanya pake motonya mbakmu," tanya bu yanti sambil memilih beberapa sayuran di meja.

"Anu buk motornya di bawa mbak santi ke warung,"

"Mertuamu makin kaya aja min, kulihat sapinya nambah dua. Kamu gak di beliin rumah buat mahar mu? Kamu kan belum di kasih mahar apa apa, mintak lah," cerocos bu eko membuat sumin panas dingin karena mak yem makin mendekatinya dari arah samping rumah.

"Pulang sana, suamimu dah pulang itu loh. Jangan nglayap aja kerjaannya," kesal mak yem sambil mendorong bahu sumin.

"Njih mak, bu ibu saya pulang dulu ya. Mari,"

"Ya min,"

"Mak kenapa sih kok sumin sama setyo gak di beliin rumah aja? Itung itung buat mahar gitu, kan sumin belum di kasih apa apa," tanya bu yanti.

"Kalau sudah hamil baru ku kasih rumah,"

"Loh emak gak tau? Sumin itu udah hamil sebulan lebih, gak bilang sama emak?"

Mak yem tempak mengerutkan keningnya, "mosok seh?"

"Wealahh satu rumah kok gak tau seh, sudah hamil dia itu. Emang setyo gak bilang? Kalau tidak belikan motor sendiri dong mak si sumin, kan sapinya udah nambah dua," kekeh bu eko sambil menimbang telur.

"Tak pulang dulu lah tak tanya, oh ya nanti anterin gula dua kilo sama minyak tiga liter ya ko,"

"Siap mak,"

Setelah kepergian mak yem, bu Yanti langsung merapatkan diri ke bu eko, "buk, katanya nyusuin tuyul ya tu mak yem sama si santi,"

"Husss gak tau aku, lagian kamu denger darimana lagi sih? Si asih yang bilang pasti,"

"Heem, tapi pada bilang gitu kok,"

"Halah tapikan sawah mak yem emang banyak, di tinggal suaminya pergi kan di tinggalin warisan juga yang banyak. Makannya santi bisa nikah sama Aris, coba saja kalau situ miskin mana mau aris sama santi," cerca bu eko.

"Tapi santi makin lama makin cantik loh, aku sampe iri lihat kulitnya yang bening banget. Nanti deh tanya rahasianya," ucap bu yanti sambil mengusap kulut wajahnya yang sudah kendur.

......................

"Min, sini mak mau tanya,"

"Ada apa mak?" Tanya sumin sambil melipat baju kering.

"Kamu sudah hamil ya?"

"Alhamdulillah sudah mak, sudah satu bulan, maaf mak lupa bilang aku,"

"Kamu mau mahar apa? Katanya kan setyo belum kasih mahar, nanti di katain pelit lagi sama tetangga,"

"Sumin bingung mak, gak tau juga. Gak di kasih juga gak papa kok,"

"Mau motor? Apa mau apa? Bilang saja,"

"Makk!" Teriak santi dari luar.

"Apa sih teriak teriak, sini masuk dulu!"

"Mak..... loh min aku kira kamu ikut setyo ke sawah,"

"Endak mbak,"

"Opo to san, cepet bilang," tanya mak yem tak sabar.

"Aku mau ngomongin itu loh, ayo ke kamarku dulu," ajak santi, "kamu ke kamarmu dulu aja min, emak lama sama aku. Nanti lagi aja ngomongnya,"

"Iya mbak,"

Mak yem mengikuti santi menuju kamarnya di lantai dua, "apa? kenapa lagi?"

"Aku keguguran, gimana tumbalnya? Bisa bisa mas aris marah kalau aku gak segera punya anak, mana sekarang keguguran. Tumbalnya juga gak ada," ucap santi panik.

"Keguguran apa sih, itu paling sudah di ambil sama nyai. Sudah waktunya kan?"

"Beda mak beda, ini aku gak rasain apa apa tiba tiba keguguran. Tadi udah di kasih jamu sama mbah kardi biar bersih," santi tampak bingung di depan kaca.

"Sumin hamil, apa kita tumbalin aja?" Tanya mak yem.

"Beneran mak? Emang bisa?" Tanya santi antusias.

"nanti coba kita bicarakan dengan nyai,"

"Gak akan gagal kan mak?"

"gak tau lah,"

"Yaudah nanti aku baik baikin deh si sumin, ku kasih uang lebih," ucap santi bersemangat, dengan itu ia bisa fokus melahirkan anak untuk aris.

......................

Paginya saat bangun tidur, sumin langsung membangunkan setyo untuk sholat ke masjid. Ia tak berani keluar sendiri pagi pagi buta karena jalan menuju masjid melewati bulak bulak.

"Mas ayo bangun, kita sholat dulu ayok,"

"Hem? Ya ya bentar,"

"Ayo mas nanti telat,"

Setelah bersiap keduanya hendak pergi keluar, namun suara mak yem menghentikan keduanya, "min mau ke masjid?"

"Iya mak,"

"Hujan loh di rumah aja,"

"Boleh sholat di rumah mak?" Tanya setyo.

"Yo jangan dong nanti ada ular lagi, parahnya lagi ada ndas glundung nanti. Tidak sholat sekali kan gak papa," ucap mak yem membut sumin menarik nafasnya dalam dalam, rasa hati ingin melawan seperti ia melawan kedua orang tuanya namun lidahnya terasa kelu.

"Gimana dek, hujan ini dingin banget," tanya setyo.

"Haduhh..... ya sudah ndak ke masjid dulu," keluh sumin, ia kembali masuk ke dalam kamar untuk berdzikir dan bersholawat karena ia merasa berdosa sudah meninggalkan kewajibannya hanya perkara hujan.

......................

Sumin menyapu halaman rumah sambil menyapa beberapa tetangga yang lewat, ia juga senang tinggal di sini karena orangnya ramah. Walaupun ada yang resek namun sumin tidak masalah karena tetap akan ada orang seperti itu dimanapun.

"Jamu jamu..... Jamu jamu....."

"Min, jamu ta?" Tawar siti, wanita seusianya yang wajahnya cantik.

"Boleh deh, tumben agak siangan," tanya sumin sambil mendekati sepeda kuno itu.

"Kesiangan, tadikan hujan aku jadi urung mau keluar sholat subuh ehh.... Kena karma jadi kesiangan terus jamuku tadi tumpah. Nyesel aku gak sholat," kata siti sambil menuangkan jamu beras kencur untuk sumin.

"Beras kencur terus sih, coba Brotowali gitu loh kan kamu lagi hamil,"

"Gak doyan ihh, moh aku. Ini aja yang penting kan minum jamu,"

"Min,,,,, mbak santi mana?"

"Ada di dalem, kenapa?"

"MBAK SANTI!!!! WOY MBAK!" teriak penjual jamu itu dengan keras membuat sumin menutup kedua telinganya sambil merengut.

"Apa sih? Kenceng amat kayak pake toa,"

"Ya maaf, sek ta la mbakmu ki mbudeki tenan, MBAK SANTI!!! WOYY MBAK!"

"OPO TO? ONO OPO? teriak teriak terus," tanya santi sambil menghampiri siti dengan kesal.

"Mana skincare yang ku pesen biar cantik kayak mbak santi heheh," ucap siti malu malu karena membuat mbak santi kesal.

"Walah perkara itu aja sampe bikin emosi, nanti siang ku ambilin dari toko,"

"Oke mbak, sip," ucap siti sambil mengacungkan dua jempolnya.

1
Riadatul Jannah
lnjut tbor update terusss
Riadatul Jannah
ceritanya bagus bngt thor. cepet dong updatenya thor please
Anonymous
ayo Riis sing wani ngono lhooo
Martin Karnarukma
Luar biasa
Riadatul Jannah
ceritanya bagus. semoga authotnya bisa up smpe END
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!