NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4.

"tapi bil,,,,"

"gak ada tapi-tapian ya an, sudah gapapa kamu pegang ini" katanya lagi. Aku pun terpaksa mengambil kartu atm billy dengan perasaan tak menentu.

"baiklah, aku ambil ya. Ini akan jadi tabungan kita setelah aku ambil untuk nafkah nantinya" kataku menatap billy yang tersenyum.

"terserah kamu an. Aku pulang dulu ya, aku akan bicarakan dengan tante dan juga sepupu ku untuk acara lamaran kita nanti" jawabnya.

Aku pun tersenyum mendengar perkataan billy.

"iyaa, hati-hati di jalan" jawabku.

Billy pun pergi meninggalkan aku yang masih berdiri terpaku melihat punggung nya yang menghilang dibalik tikungan jalan yang gelap.

Setelah tak terlihat, aku pun kembali kerumah dan melihat bapak dan juga mama tengah duduk bersama. Begitu juga dengan ketiga adikku yang sudah pulang bermain.

"ana, kemari duduk" kata bapak.

aku pun mengikuti perkataan bapak dan duduk dihadapannya.

"ada apa pak?" tanyaku.

"jika nanti keluarga billy datang melamarmu, silahkan diterima nak. Bapak tau usia mu mungkin masih terlalu muda, tapi bapak percaya jika billy lelaki yang baik." kata bapak.

"tapi pak, kenapa bapak ingin cepat ana menikah? Ana masih ingin bekerja dan berpenghasilan sendiri untuk membantu bapak dan juga mama menyekolahkan adik-adik" jawabku melempar pertanyaan pada bapak.

"bapak tau nak, bapak yakin nak billy juga mengerti apa yang kamu inginkan. Minta lah izin untuk tetap bekerja setelah kalian menikah nanti, hanya itu yang harus kamu lakukan. Bapak juga akan meminta pada nak billy untuk tinggal di dekat sini nanti" kata bapak membuat ku menampilkan sedikit senyum.

"baik pak, tapi pak tolong usaha kan pernikahannya nanti satu tahun setelah lamaran. Ana ingin ari lulus sekolah dulu sebelum ana benar-benar menikah, setidak nya nanti akan ada yang menggantikan ana membantu bapak dan mama" kataku membuat keduanya tersenyum dan menganggukan kepala.

"yaudah, kamu istirahat. Besok masih masuk kerja kan." kata mama, dan aku menganggukan kepala menyetujui.

aku pun melangkah memasuki kamar tidur dibagian tengah, kemudian memasukkan atm milik billy yang diberikan padaku kedalam dompet yang berisikan dua lembar pecahan seratus ribuan itu.

"tadi ngasih mama tiga ratus ribu, malah keganti pakai atm billy hihihi" gumamku terkekeh sendiri.

keesokan pagi nya, aku kembali berangkat ke tempat kerja ku. Pukul enam pagi, aku sudah sampai ditempat kerja dan sudah siap untuk memulai pekerjaan.

"eh an, bener lo mau lamaran?" tanya salah satu teman kerja lelaki ku yang shif tadi malam.

"insyallah, doain aja. Lo tau dari mana, perasaan gua belom ada cerita sama siapapun" tanyaku.

"billy semalem kan ngisi, terus ngobrol dulu sama gue disini sampai setengah satu an lah. Dia bilang mau lamaran sama lo, lo yakin? Umur lo kan masih delapan belas kan ya?" tanya nya yang langsung aku angguki.

"insyallah gue yakin, ya nanti gue minta nikahnya setahun lagi lah. Kan baru lamaran, eehh tunangan deh." jawabku.

Ia pun menganggukan kepala berkali-kali.

"yaaahh bakalan banyak yang patah hati dong nih, secara lo kan primadona hehehe" kata nya.

"dih ya biarin aja lah, apa urusannya. Dah ah, tuh udah sampe. Sana tulis jangan sampe salah" kataku.

Ia pun menulis pembagian hasil penjualan, begitu juga aku agar tidak ada selisih pada saat petukaran shif nanti siang.

Pukul sepuluh, billy datang untuk urusan dengan orang kantor. Aku pun tersenyum melihat kedatangannya, begitu juga billy yang tersenyum saat matanya menatapku.

"hai,,,,,"

"yaa hai,,, masuk dulu, nanti kelamaan" kataku. ia pun mengangguki.

Setelah selesai, ia pun kembali menghampiriku.

"nanti pas pulang aku jemput ya?" tanyanya, aku pun menyeritkan kening.

"emang kamu gak balik kerja lagi?" tanyaku balik.

"kerja sih, tapi nanti jam dua paling udah selesai. Udah santai lah aku, kalau kamu udah selesai tunggu aku ya. Nanti kita makan siang bareng" katanya lagi, aku pun menganggukan kepala.

"aku balik kantor dulu, bye" katanya mengusak kepalaku yang berbalut kerudung.

"cieeee,,, makin makin ajaa nih" temanku menggoda.

"apa sih kak" jawabku tersenyum malu.

"hehehe biasa aja kali an, gue bantuin yah. Tempat gue kosong" katanya, aku pun menganggukan kepala mengiyakan.

"jadi, gimana an? Udah sampai mana?" tanya nya lagi.

"gimana apa nya kak?" tanyaku seolah tak mengerti arah pembicaraannya.

"yailah pake sok gak ngerti segala. Yaitu, lo sama mas billy gimana?" tanya nya lagi.

"iyaa gimana apanya kak? Keadaannya mah ya baik kak, kan tadi liat sendiri" jawabku membuatnya berdecak kesal.

"ya hubungan lo sama dia gimana, terus perlakuan dia sama lo gimana juga. Baik kan pasti?" tanya lagi. Aku pun menganggukan kepala mengerti.

"baiklah kak, yaa kaya yang lo liat tadi. Manis kan? Tapi, gatau kalau udah nikah nanti hihihi" jawabku cepat.

"emang udah ada obrolan ke arah sana?" tanyanya.

"eemm udah" aku pun menganggukan kepala. "tapi, sebetulnya gue udah coba nolak mas billy loh kak cumaaa,,,,"

"cuma kenapa?" tanya nya.

"huft, gue tuh sebetulnya cukup dengan komitmen untuk sementara kak dan mas billy udah setuju. Ternyata mas billy izin sama bapak untuk komitmen sama gue, tapi bapak gak setuju dan malah nyuruh mas billy buat datang melamar" jawabku membuatnya membulatkan mata.

"emang apa alesan lo nolak mas billy dan lebih memilih komitmen sama dia? Dan lagi apa alesan bokap lo mau lo justru cepet nikah?" tanya nya dengan dahi menyerit.

"gue belom siap kak. Selain karna umur gue yg masih sangat muda, gue juga masih mau bantu keluarga gue. Nyekolahin adik-adik gue sampai mereka lulus. Untuk alesan bokap minta gue cepet nikah ya mungkin karna gak mau gue terlalu lama pacaran sama mas billy" jawabku.

"iyaa sih, tapi lo beruntung karna artinya jodoh lo cepet. Lah gue udah dua dua aja belum nemu jodoh, hmm" katanya dengan bibir mengerucut.

"tapi kan enak kak bisa menikmati masa muda, gue juga mau nya gitu. Tapi mas billy bilang dia bakalan tetep izinin gue kerja sih" kataku.

"lah yaudah terus apa yang lo takutin, malah enak kan. lo dapet gaji sendiri, ditambah lo juga dapat gaji bulanannya mas billy. Lumayan tuh orang gaji nya tau" kata nya.

"yaaiyaa sih kak nis, cuma nanti,,,,,,, aaahhkk pusing ih" kataku dengan nada frustasi.

"hehehe lagian sih masih kecil udah mau jadi penganten, nangis darah deh noh fans lo" kata kak nisa membuat bibirku mengerucut.

"ck, lo mah sama aja noh kata si opik ngomongnya. Tadi di juga bilang gitu, pake bilang patah hati masal lah segala" jawabku.

"yaa kan emang benerkan, primadona pritama nikah cuy. gimana gak patah hati masal" jawabnya.

"hiisshhh, udah noh noh ada yang dateng sono dah" kataku mengusir kak nisa kembali ketempatnya sendiri.

Tepat pukul satu siang, aku pun selesai dengan pekerjaanku. Aku pun segera ganti baju dan bebersih, kemudian mengaplikasikan sedikit bedak dan juga lipstik di wajah dan juga bibir agar terlihat lebih fresh.

Setelah selesai, tepat pukul dua billy memberikan pesan yang memberi kabar jika ia sudah keluar kantor. Aku pun menunggu di parkiran.

Tak menunggu lama, billy pun datang menggunakan motor kesayangannya.

"ayok naik" katanya tanpa melepas helm dikepala nya.

"mau makan dimana?" tanyaku setelah naik ke jok bagian belakang.

"steak ya sesekali" jawabnya, aku pun menganggukan kepala.

billy pun melajukan motornya kesalah satu restoran steak yang lumayan terkenal, tidak mahal tapi sangat enak.

"ayok masuk" katanya menggandeng tanganku setelah memarkirkan motor miliknya.

"baru ini gak sih kita makan di resto, biasanya kamu selalu minta di pinggir jalan" kata billy membuatku tersenyum malu.

"walau begitu, bukan berarti aku gak bisa loh pakai pisau dan garpu hihi" kataku terkekeh, billy pun ikut terkekeh mendengar perkataanku.

"iyaaa tau, kalau sama aku gak mau makan di resto tapi kalau sama temen mah sering yaa. Apalagi sama nisa, hampir tiap hari kan ke warung steak hahaha" katanya. Kami pun terkekeh bersama sebelum akhirnya kami memesan masing-masing menu yang membuat kita berselera.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!