Setelah fenomena Dukhan melanda, dunia berubah drastis dengan iklim yang semakin ekstrem dan teknologi yang lumpuh. Umat manusia harus bertahan hidup di tengah panas terik dan kemarau panjang yang tak kunjung usai.
Kisah ini mengikuti perjalanan sebuah kelompok yang berjuang menghadapi kenyataan baru. Mereka mencoba menanam di tanah kering, mencari air, dan bergantung pada kebijaksanaan lama. Di tengah tantangan yang berat, muncul momen tegang, humor, dan rasa kebersamaan yang kuat.
Mencari Harapan di Tengah Kemarau adalah cerita tentang perjuangan, keimanan, dan kebersamaan dalam menghadapi ujian akhir zaman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketenangan Sebelum Badai
1.1. Pagi di Kota Metropolis
Pada hari Rabu pagi yang cerah dan menyejukkan, kota metropolis berfungsi seperti biasanya. Langit biru yang bersih dan sinar matahari yang lembut menyinari jalan-jalan yang sibuk. Suara klakson mobil, deru mesin, dan obrolan ringan memenuhi udara.
Sarah Williams, seorang jurnalis berita berusia 32 tahun, memulai hari kerjanya dengan semangat. Dia berada di ruang redaksi yang dipenuhi oleh layar komputer, mikrofon, dan peralatan berita lainnya. Sarah duduk di mejanya, mengatur dokumen dan memeriksa agenda berita hari ini. “Selamat pagi, Tom! Apa kabar pagi ini?” tanyanya kepada rekan kerjanya, Tom, yang sedang memeriksa berita dari layar komputernya.
“Selamat pagi, Sarah,” jawab Tom dengan senyum. “Sejauh ini semuanya tenang. Tidak ada berita besar yang datang, tapi kita punya beberapa laporan rutin yang perlu ditangani.”
Sarah mengangguk, “Baguslah. Mari kita pastikan semua berita lokal juga tercover. Kalau ada apa-apa, harus siap. Aku akan mulai memeriksa laporan yang masuk.”
Sementara itu, di observatorium luar angkasa, James Carter, seorang ahli astronomi berusia 45 tahun, sedang bekerja keras di laboratoriumnya. Dia memeriksa data dari teleskop dengan seksama. Rekan kerjanya, Lisa, berdiri di sampingnya, memeriksa hasil pengamatan. “James, bagaimana hasil pengamatan hari ini?” tanya Lisa sambil menatap layar yang menunjukkan grafik dan angka.
James menelaah layar monitor. “Semua tampak stabil. Tidak ada anomali yang terlihat. Data hari ini sangat normal.”
Lisa tersenyum dan mengangguk. “Bagus. Aku harap cuaca akhir pekan nanti juga sama baiknya. Aku berencana untuk hiking di pegunungan.”
1.2. Kehidupan di Dalam Rumah
Di rumah, Jack, suami Sarah, memulai pagi dengan mempersiapkan sarapan untuk anak mereka yang berusia lima tahun, Emily. Jack berada di dapur, mengiris buah dan menyiapkan piring. Dia mengisi cangkir dengan susu dan meletakkannya di meja makan. “Pagi, Emily! Siap untuk sarapan?” tanyanya dengan senyum lebar.
Emily, yang duduk di meja makan dengan semangat, menjawab, “Pagi, Papa! Aku mau apel dan pisang!”
Jack memotong buah dengan cepat dan menatanya di piring. “Bagus sekali. Mama akan pulang sebentar lagi setelah bekerja. Setelah itu, kita bisa bermain di taman.”
Sarah pulang ke rumah untuk sarapan dan mencium aroma makanan yang menggugah selera. “Selamat pagi, sayang. Sarapan sudah siap?” tanyanya saat dia masuk ke dapur.
“Selamat pagi, Sarah,” jawab Jack dengan senyum. “Ya, semuanya sudah siap. Emily sangat bersemangat hari ini.”
Sarah membungkuk dan mencium Emily. “Pagi, sayang. Bagaimana tidurnya?”
Emily tersenyum ceria. “Tidur nyenyak, Mama. Aku mimpi jadi seorang penyelam!”
Setelah sarapan, Sarah memutuskan untuk bersiap-siap pergi ke kantor. “Aku harus pergi sekarang. Jangan lupa berikan kiss untuk Mama!” katanya sambil merangkul Emily.
Emily melambai pada ibunya dengan penuh semangat. “Selamat bekerja, Mama!”
Sarah keluar dari rumah dan menuju ke mobilnya. Dia menyetir melalui jalan-jalan kota yang ramai, menghindari kemacetan ringan sambil mendengarkan berita pagi di radio. “Berita pagi ini nampaknya biasa saja,” katanya pada dirinya sendiri saat berita terakhir diputar.
1.3. Aktivitas Sehari-hari di Kantor
Di ruang redaksi berita, Sarah dan Tom duduk di meja mereka, merencanakan liputan berita sore. “Jadi, kita ada liputan khusus malam ini tentang perkembangan politik?” tanya Sarah, membuka catatannya.
“Betul,” jawab Tom sambil menyesap kopi dari cangkirnya. “Dan kita juga perlu memantau berita lokal. Pastikan semua informasi yang penting terupdate.”
“Pasti,” kata Sarah sambil memeriksa berkas berita. “Aku akan memfokuskan diri pada liputan politik dan berita lokal. Pastikan semua laporan dari tim di lapangan juga lengkap.”
Sementara itu, di observatorium, James dan Lisa mengobrol santai setelah menyelesaikan pekerjaan mereka. “Apa rencanamu akhir pekan ini?” tanya Lisa sambil membersihkan meja kerja.
“Rencana biasa, mungkin sedikit bersantai di rumah dan menonton film,” jawab James. “Kau?”
Lisa tersenyum. “Aku berencana untuk hiking di pegunungan. Cuaca tampaknya sempurna untuk itu. Aku sudah menunggu-nunggu ini.”
1.4. Sore yang Santai dan Persiapan untuk Malam
Saat hari beranjak sore, Sarah menyelesaikan laporan berita dan mempersiapkan siaran langsung. “Tim, pastikan semuanya siap untuk siaran malam ini,” kata Sarah kepada timnya. “Kita harus memastikan bahwa semua informasi terbaru tersampaikan dengan akurat.”
Di rumah, Jack dan Emily menghabiskan waktu bersama sebelum Sarah pulang. “Bagaimana harimu di sekolah?” tanya Jack saat mereka duduk di meja makan untuk makan malam.
Emily menjawab, “Seru! Aku belajar tentang hewan-hewan laut.”
Jack tertawa. “Bagus sekali. Mungkin Mama bisa membawamu ke akuarium suatu hari nanti.”
Sarah akhirnya pulang dan bergabung dengan mereka untuk makan malam. “Selamat malam, keluarga,” katanya sambil duduk di meja makan. “Bagaimana hari kalian?”
“Baik, Mama,” jawab Emily. “Hari ini aku belajar banyak di sekolah.”
Sarah tersenyum. “Itu bagus. Aku senang mendengarnya. Sekarang, mari kita nikmati makan malam dan bersantai bersama.”
Setelah makan malam, Sarah dan Jack duduk di ruang keluarga, menonton TV bersama Emily. “Ada film bagus di TV malam ini,” kata Jack sambil menunjuk ke layar. “Mau menontonnya bersama?”
Emily melompat gembira. “Ya! Aku mau!”
Sarah dan Jack tertawa melihat kegembiraan Emily. “Oke, kalau begitu. Kita nonton film bersama,” kata Sarah. Mereka semua duduk bersama di sofa, menikmati momen kebersamaan yang damai sebelum tidur.
1.5. Malam yang Tenang dan Perencanaan untuk Esok Hari
Setelah menikmati film bersama, Sarah dan Jack mengantar Emily ke tempat tidur. Emily, yang masih semangat dari film yang baru saja mereka tonton, melompat ke ranjangnya dan mengajukan beberapa pertanyaan sebelum tidur.
“Papa, Mama, apakah kita bisa pergi ke pantai akhir pekan ini?” tanya Emily dengan penuh harapan.
Jack tersenyum dan menyisir rambut Emily dengan lembut. “Kita akan lihat. Kalau cuaca tetap bagus, aku rasa kita bisa merencanakannya.”
Sarah menepuk punggung Emily. “Tidurlah yang nyenyak, sayang. Besok hari baru, banyak hal yang bisa kita lakukan.”
Emily memejamkan matanya dengan senyum di wajahnya. “Selamat malam, Mama, Papa.”
Sarah dan Jack keluar dari kamar Emily dan kembali ke ruang keluarga. Mereka duduk di sofa sambil menikmati teh malam yang hangat.
“Aku benar-benar senang hari ini,” kata Sarah sambil menyesap tehnya. “Hari-hari seperti ini sangat langka, bukan?”
“Ya, aku setuju,” jawab Jack sambil meletakkan cangkir tehnya di meja. “Rasa-rasanya segalanya berjalan dengan baik. Aku harap besok juga begitu.”
Mereka berbicara ringan tentang rencana-rencana akhir pekan mereka, mencakup potensi kunjungan ke pantai dan kegiatan-kegiatan lainnya. “Kita bisa mulai merencanakan detailnya besok pagi,” kata Jack. “Aku bisa mencari tahu lebih banyak tentang tempat yang ingin kita kunjungi.”
Sarah mengangguk. “Bagus. Kita juga bisa memeriksa jadwal cuaca untuk memastikan semuanya berjalan lancar.”
Sementara itu, di observatorium, James dan Lisa masih berada di kantor. Mereka menutup perangkat mereka dan merapikan meja kerja. “James, aku ingin menyarankan kita melakukan sedikit eksplorasi di luar observatorium akhir pekan ini. Ada banyak tempat yang menarik di sekitar sini,” kata Lisa sambil menutup laptopnya.
James tersenyum. “Itu ide bagus. Aku juga ingin memanfaatkan waktu luang kita dengan sesuatu yang berbeda. Mari kita buat rencana untuk itu.”
Lisa mengambil jaketnya dan siap untuk pulang. “Aku akan menghubungimu nanti malam atau besok pagi untuk memastikan rencana kita. Semoga malammu menyenangkan.”
“Terima kasih, Lisa. Kamu juga,” jawab James. Dia mematikan lampu kantor dan keluar dari observatorium.
Di rumah, Sarah dan Jack terus berbincang sambil memeriksa kalender untuk merencanakan aktivitas mendatang. “Kita harus memastikan semua rencana yang kita buat sesuai dengan jadwal kita,” kata Sarah.
“Betul sekali,” jawab Jack. “Mari kita siapkan semua hal sebelum tidur. Aku ingin bangun pagi dan langsung bergerak.”
Setelah memeriksa kalender dan membuat catatan untuk aktivitas akhir pekan, mereka berdua merapikan ruang tamu. Jack menyiapkan ruangan untuk tidur dengan menyiapkan alarm pagi, sementara Sarah membersihkan sisa-sisa dari makan malam.
“Segalanya tampaknya siap untuk hari esok,” kata Sarah sambil mematikan lampu ruang tamu. “Aku siap untuk tidur.”
Jack mengangguk. “Aku juga. Ini hari yang baik, dan semoga hari esok juga menyenangkan.”
Mereka berdua naik ke kamar tidur, mengatur alarm pagi di ponsel mereka, dan bergabung di ranjang. Sarah dan Jack berbincang sejenak tentang pekerjaan mereka sebelum akhirnya mematikan lampu dan bersiap untuk tidur.
“Selamat malam, sayang,” kata Sarah sambil memeluk Jack.
“Selamat malam, Sarah,” jawab Jack dengan lembut. “Mimpi indah.”
Di luar rumah, malam semakin gelap dan tenang. Jalan-jalan kota yang sibuk di siang hari sekarang menjadi sunyi. Lampu-lampu jalan menyala lembut, dan suara bising kota berubah menjadi keheningan malam yang damai.
Di observatorium, James memeriksa data terakhir sebelum pulang ke rumah. “Hari ini cukup tenang,” katanya pada dirinya sendiri sambil menutup perangkat. “Mari kita lihat apa yang akan terjadi esok hari.”
Dia keluar dari observatorium dan mengunci pintu. Malam itu, langit yang cerah dan bintang-bintang bersinar membuat suasana malam terasa damai. James berkendara pulang dengan perasaan tenang dan penuh harapan.