REVISI
Cahaya adalah Seorang model terkenal yang berumur 30 tahun. dan dia sudah menikah dengan Aditya yang seorang pengusaha. Pernikahan mereka masuk 3 tahun namun sampai sekarang belum dikaruniai anak. Sehingga membuat Aditya berselingkuh dengan sahabat Cahaya yang bernama Keyla. hasil perselingkuhan itu membuat Keyla hamil anak Aditya.
Sampai akhirnya Cahaya pulang dari luar negeri tanpa memberitahu suaminya dia pulang untuk buat kejutan. Tapi bukan suaminya terkejut akan kedatangannya. tapi dirinya yang terkejut melihat suami dan sahabatnya berada didalam kamar sedang memaduh kasih.
"Apakah yang akan dilakukan oleh Cahaya?
Apakah Cahaya memaafkan suaminya atau lebih pilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
#Apartemen Mideterania#
Aditya yang baru saja sampai di apartemennya, Dia pun langsung membawa Keyla ke kamar untuk istirahat. Dia tidak mau anak yang dikandung Keyla kenapa-napa.
“Tidurlah, aku keluar dulu.” Pamit Aditiya. Namun tangannya dipegang oleh Keyla agar Aditiya tidak pergi meninggalkannya. Dia takut Aditiya akan menemui Cahaya dan kembali lagi pada sahabatnya itu, bukan sahabat lagi tapi mantan sahabat.
“Kenapa?” Tanya Aditiya lembut, Kemudian kembali duduk dipinggir kasur.
“Jangan pergi.” Aditiya mengangguk. “Iya aku tidak akan pergi, Tidurlah.”
“Dit, kenapa kamu tidak menceraikan saja Cahaya.” Tanya Leyla lirih.
Aditya mengelus rambut Keyla dengan penuh kasih sayang. “Belum waktunya aku menceraikannya sayang. Aku harus bisa mendapatkan stengah kekayaan Cahaya. Di masa depan kita tidak akan susah.”
Keyla mengangguk mengerti, Kemudian dia pun mulai menutup matanya dan masuk ke alam mimpi. Sementara Aditya menatap istrinya tertidur, dengan cepat merubah raut wajahnya yang awalnya tersenyum pada istrinya sekarang menjadi datar.
“Walaupun kamu mengandung anakku. Aku tidak akan pernah mau bercerai dengan Cahaya. Dia kaya dan bisa memberikan aku segalanya sedangkan kany hanya pemuas nafsuku saja Key.” Batin Aditya tersenyum smirk.
***
Sementara itu Cahaya menikmati waktu liburannya di Bali. Dia tidak perlu lagi memikirkan suaminya dan selingkuhannya atau sebentar lagi akan jadi mantan. Lelah seharian berkeliling dia pun memutuskan kembali ke hotel untuk mengistirahatkan badannya yang lelah.
Sesampainya di hotel tempat dia menginap selama di Bali, dia pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang lengket. Tiga puluh menit, Cahaya keluar dari kamar mandi dengan wajah segar, kemudian dia merebahkan badannya dikasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Tak terasa air matanya menetes ketika mengingat pengkhianat kedua orang yang dia percaya Sahabat dan suaminya.
“Apakah kamu selalu menghabiskan waktu dengannya mas sehingga kamu selalu tidak ada waktu untukku. Kamu selalu sibuk bekerja dengan alasan lembur dikantor. Pada hal kamu sedang asyik berduaan dengan Keyla wanita yang tak tahu diri.” Air Mata Cahaya menetes tanpa bisa dicegah. Dadanya terasa sakit seperti ribuan jarum yang menusuk sampai ke jantung. Siapa yang tidak sakit hati, orang yang dipercaya begitu tega membohonginya.
Cahaya yang tidak bisa tidur, dia pun bangun dan keluar untuk jalan-jalan mencari angin.
Cahaya terus berjalan membuat rambut panjangnya yang bergelombang tertiup angin sampai menerpa sedikit wajahnya. Namun, dia tetap berjalan sehingga langkah kakinya sampai di pantai.
Cahaya menatap pantai dengan ombak kecil, Dia terkekeh kecil seakan meratapi nasibnya saat ini. Sekarang dia hanya sebatang kara tidak punya siapa-siapa lagi. “Kamu tahu mas, dulu aku selalu menganggapmu rumah ternyamanku. Tapi fikiranku itu salah, sekarang kamu adalah neraka bagiku yang memberikan luka begitu dalam.” Dia menghapus air matanya dengan kasar.
“Tidak baik seorang wanita terkena angin malam. Apalagi hanya seorang diri.” Ucap Seorang pemuda yang tiba-tiba datang mendekat kearah Cahaya.
Cahaya tidak memperdulikan perkataan pemuda itu, dia memilih pergi duduk yang diikuti pemuda itu juga duduk disampingnya tanpa permisi.
Cahaya melirik pemuda itu melalui ekor matanya tanpa ada niat membalas perkataannya.
“Arsen...” Dia mengulurkan tangannya yang hanya ditatap datar oleh Cahaya tanpa ada niat membalas uluran tangan Arsen.
“Patah hati.”
Cahaya menoleh dan menatap tajam Arsen. Merasa terganggu dengan kehadiran cowok itu. Dia pun berniat pergi untuk mencari tempat duduk.
“Pata hati.” Tebak pria itu. “Lupain cowok yang sudah sia-siain lo. Tidak selamanya hidup luru-lurus. Ada kalahnya kita akan merasakan kebahagiaan dan kesedihan. Itulah kehidupan.”
Cahaya menghentikan langkahnya dan kembali duduk disamping Arsen. Entahlah, sepertinya dia memang butuhkan teman curhat orang yang tidak dikenal agar lebih aman.
“Lo masih mudah, kalau putus, lo bisa cari yang baru.”
Cahaya menatap Arsen dengan tatapan yang sulit diartikan kemudian kembali menatap kedepan.
“Jika hidup sesimpel itu, kenapa ada orang yang nekat bunuh diri.”
“Kamu pernah patah hati.” Ucap Cahaya datar.
Arsen tersentak kaget mendengar perkataan Cahaya yang tiba membuka suara.
“Pernah, dia orang yang gue cintai, ternyata dia lebih memilih orang lain. Orang yang lebih kaya dari gue.” Arsen tersenyum getir menyiratkan luka yang dalam.
“Lo mau tahu, apa yang gue lakukan untuk melupakannya?” Tanya Arsen yang langsung diangguki Cahaya.
“Gue bekerja siang dan malam tanpa lelah, yang ada dalam pikiran gue hanya untuk menghasilkan uang banyak. Jadi orang sukses agar tidak ada orang menghina gue lagi.”
...***Bersambung***...