NovelToon NovelToon
DOM HEAVENLY

DOM HEAVENLY

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Perperangan / Kultivasi Modern
Popularitas:965
Nilai: 5
Nama Author: Adam Erlangga

Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 - Bala Bantuan

Disebuah jalan menuju desa Majaren. Dion berlari sekuat tenaga menuju desa.

"Huh huh huh"

"Tidak mungkin kita di serang lagi. Kenapa ini terjadi pada kami. Apa salah kami.? Apa yang mereka perbuat adalah sesuatu yang benar.?" kata Dion dalam hati.

Sraaaa. Suara langkah kaki Dion yang berhenti di samping desa. Ia melihat lautan api yang membakar pemukiman desa.

"Ha.?"

Dion benar-benar sangat terkejut melihat kondisi desanya yang sudah hancur dimana-mana. Bahkan ia melihat warga desa yang sudah tergeletak disana.

Dengan tatapan kosong, Dion berjalan secara perlahan menyusuri desa sambil melihat sekitarnya. Ia pun sampai menelan ludah berkali-kali.

"Kejam sekali."

Beberapa saat kemudian, Dion sampai di depan rumah milik Nenek Yui yang sudah terbakar.

"Nenek Yui.?"

Dion pun berlari kearah rumah Nenek Yui, dan tiba-tiba ia melihat tubuh yang sudah tergeletak disana.

"Hiks." Dion pun meneteskan airmatanya yang melihat Nenek Yui sudah tidak bernyawa.

"Huh huh huh. HAAAAAAA."

...

Di tempat Guru Sima berada. Ia berhasil memukul mundur pasukan kekaisaran bersama dengan pejuang lainnya.

"Huh huh huh. Uhuk"

"Guru Sima, apa Anda baik-baik saja.?" kata Seto

"Berapa sisa pasukan kita.?" tanya Guru Sima.

"Mungkin sekitar 50 orang saja Guru, termasuk kita berdua." jawab Seto.

"Itu jumlah yang cukup untuk mengusir mereka dari sini." kata Guru Sima.

"Tapi kondisi Anda...

"Jangan mengkhawatirkan tubuhku. Yang penting warga desa bisa selamat."

Tiba-tiba, WOOSH, BRESOOM pejuang Clan Siga pun di pukul mundur.

"Apa yang terjadi ?" tanya Guru Sima.

Dan Seto pun hanya terkejut melihat kedepan. Sebuah batalion dengan jumlah pasukan yang cukup banyak, sedang berbaris di depan mereka semua.

"Tidak mungkin, mereka mengirimkan bala bantuan sebanyak itu." sahut Seto dengan tercengang.

"Clan Shinbi. ternyata kalian juga bergerak kemari." kata Guru Sima.

...

"Kita selamat, akhirnya bala bantuan datang juga." kata Mona yang sudah lemas karena luka yang di deritanya dari hasil pertempurannya bersama Seto.

"Tarik pasukanmu Mona. Dan serahkan sisanya padaku." kata Gedo

"Baik, laksanakan perintah Ketua Gedo." teriak Mona.

"Hm" Gedo pun bergerak maju dan melihat Guru Sima bersama dengan sisa-sisa pasukannya.

...

Di tempat Guru Sima. pejuang Clan Siga pun sangat terkejut melihat pasukan yang cukup banyak didepan mereka. Mungkin sekitar 15rb prajurit.

"Apa kau pemimpin Clan Siga saat ini.?" teriak Gedo kepada Guru Sima.

"Apa ini cara kekaisaran untuk menyingkirkan satu Clan dari daratan Riu.?" sahut Guru Sima.

"Menyerahlah, kalian sudah mengalami kekalahan." teriak Gedo.

"Chik. hahaha. HAHAHAHA." suara tertawa Guru Sima.

Gedo pun terkejut mendengarnya

"Hoho, selama aku masih hidup, akan aku pertaruhkan semuanya untuk melawan kalian semua." kata Guru Sima.

"Jika itu yang kau inginkan. Maka kita selesaikan malam ini." kata Gedo.

Tiba-tiba "HOOOOAAAA" teriak Dion yang berlari kearah pasukan Gedo.

"Dion ?" sahut Guru Sima dengan terkejut.

"SERAAAAAAANG." teriak Gedo

Semua prajuritnya pun berlari menyerang Dion bersama pasukannya. "Hm, bocah cilik yang ceroboh."

"Seto, lindungi Tuan Muda. Dan bawa dia pergi dari sini." teriak Guru Sima.

"Baik."

Lalu, guru Sima pun terbang keudara, dan membuat dua formasi sekaligus. Dua lingkaran formasi pun terbentuk di atas udara. "HIAAAA".

"Dom Stuart .?" sahut Gedo dengan panik.

"CEPAAAT, BUAT FORMASI PERLINDUNGAN." teriak Gedo.

"Huh huh, itu tidak akan mempan." kata Guru Sima sambil menggerakkan tangannya kearah bawah. Ratusan pedang dan petir menyerang pasukan Gedo secara bersamaan.

Dion pun sangat terkejut melihat gurunya yang bisa menggunakan kekuatan sebesar itu.

SWOOSH SWOOSH SWOOSH.

BREDOOOM. JLEB JLEB BREDOM. ZZZZ. Serangan Guru Sima pun menghancurkan sebagian besar besar pasukan Gedo. Serangan itu berlangsung beberapa menit, dan akhirnya berhenti.

"Huh huh huh Uhuk. Uhuk." guru Sima pun memuntahkan darahnya.

"Guru.?" sahut Dion yang melihat gurunya.

"Dion, cepat pergi dari sini." sahut Seto sambil mengangkat tubuh Dion dan berlari menjauh dari sana.

"Tidak, lepaskan aku kak Seto. Aku akan bertarung bersama kalian. Lepaskan aku." teriak Dion sambil meronta-ronta.

"Diamlah Dion, kau adalah prioritas utama kami. Jangan ceroboh saat menyerang mereka." teriak Seto.

Dion pun hanya tercengang melihat pasukan kekaisaran yang mulai berlari menyerang pejuang Clan Siga.

...

"Ini tidak cukup untuk membasmi mereka semua." kata Guru Sima.

Tiba-tiba puluhan panah di lepaskan ke arah Guru Sima. Ia pun membuat pelindung untuk dirinya.

Trang Trang tang.

"Dia sudah tua dan sudah mencapai batas. Meskipun dia adalah seorang Stuart , tidak mungkin bisa menandingi pasukan sebesar ini." kata Gedo.

"SERAAAAANG, MAJU SEMUANYA." teriak Gedo.

Pertempuran pun terjadi, sekitar 45 orang melawan pasukan kekaisaran dengan sisa pasukan sekitar 9.300 an.

Wuing. Sebuah pedang keluar dari udara. Grep. Guru Sima pun memegang pedang itu dan berlari kearah kerumunan pasukan Gedo yang di ikuti oleh sisa pejuang Clan Siga.

"HOAAAA" teriak Guru Sima

"Aku titipkan muridku padamu Seto, aku harap kalian bisa selamat dari tempat ini."

Dion pun berteriak kearah Gurunya dan airmatanya menetes dengan sendirinya. Seto pun berlari sekuat tenaga sambil menghindari serangan panah api yang di lepaskan ke arah mereka.

"Teruntuk muridku yang tercinta. Jagalah dirimu baik-baik, kau adalah harapan terakhir Clan Siga, bawalah kejayaan Clan Siga suatu saat nanti. Tugasmu bukan hanya melindungi Clan Siga, tapi beban yang lebih berat untuk melindungi semua Umat Manusia. Kau adalah harapan semua orang."

"HOOOOOOAAAA."

SRAK SRAK TRANG TRANS SRAAK. Pertempuran pun terjadi. Kejadian terulang yang menimpa Clan Siga membuat hati Dion sangat terpukul.

"Kau pikir kau bisa kabur dari tempat ini.?" teriak Gedo yang membuat formasi.

"Meskipun tingkat Dom ku masih di bawah Stuart , tapi kekuatanku tidak kalah dengan pak tua itu. Akan aku bunuh anak kecil itu bersama dengan orang yang menggendongnya."

SEP SEP. WUIING. Sebuah lingkaran formasi terbentuk di atas langit.

"Cepat bantu aku." teriak Gedo.

"Siap." teriak semua komandan Clan Shinbi dan langsung membantu untuk membuat formasi pamungkas milik Clan Shinbi.

"Sialan. Formasi itu benar-benar sangat merepotkan." kata Guru Sima.

Lalu ia pun terbang ke udara dan membuat formasi dinding perlindungan. "Haaap." WUING. Sebuah tembok raksasa terbentuk di atas udara.

"Itu masih belum cukup untuk menahan formasi pamungkas Clan Shinbi." kata Gedo.

Sebuah Tombak berwarna hijau keluar dari lingkaran formasi milik Clan Gedo. "Akan aku urus kau nanti Pak Tua. Sekarang adalah giliran bocah itu."

Siuut. Tangannya pun di arah kedepan. Dan Tombak itu pun melesat dengan sangat cepat mengarah ke arah Dion dan Seto.

"Apa.?" sahut Guru Sima dengan sangat terkejut melihat arah tombak yang di arahkan menuju Dion. Guru Sima pun langsung menghadang tombak itu dan memblokirnya dengan sekuat tenaga.

DEEEMMM. Suara benturan antara Tombak dan dinding pelindung milik Guru Sima.

"HOAAAAAAA." teriak Guru Sima.

BREDOOOOMM. Tombak itu pun meledak di atas udara. "Huh huh huh." guru Sima pun terengah-engah.

"Hm, itu hanya tombak pembuka, masih ada satu lagi." kata Gedo.

Lalu, sebuah tombak hijau itu pun keluar lagi dari lingkaran formasi. "Apa kau bisa menahan yang satu ini.?"

"Ha.?"

SWOOSH. tombak itu pun melesat dengan sangat cepat kearah Guru Sima. Guru Sima pun membuat formasi perlindungan lagi.

DEEEM. benturan pun terjadi. "Ini lebih berat dari sebelumnya. Huh huh, aku tidak bisa menahannya. Tapi jika aku kalah disini, tombak itu akan melesat kearah Dion."

Tiba-tiba Deng Kepala Guru Sima pun tiba-tiba terkena serangan dari penyakitnya dan itu sangat sakit di rasakan olehnya.

"Kenapa penyakit ini harus kambuh sekarang."

KRAK. Suara retakan dari tembok milik Guru Sima.

"Ha.?" Guru Sima pun sangat terkejut dan PYASR. Dinding pelindung pun pecah. "Maafkan gurumu"

SWOOSH. "HAAAAAA." teriak Guru Sima yang terkena serangan tombak itu. Namun tombak itu hanya melewati tubuh Guru Sima dan melesat kearah Dion dan Seto.

Dalam sekejap mata saja. Tombak itu pun sudah berada di depan Dion. Seto pun menoleh ke belakang dengan sangat terkejut, dan Dion benar-benar sangat tercengang melihat tombak hijau yang sudah ada di depan kepalanya.

"Ledakkan." kata Gedo sambil menggenggam tangannya.

BREDOOOMMMMM.

....

1
Buang Sengketa
cek dulu. apakah juga ini juga cerita sang pencipta kalah atau 'mati' berkorban untuk ciptaan nya 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Buang Sengketa: bab awal mungkin saya yg salah baca ya
Adam Erlangga: Terimakasih koreksinya kak. Untuk jalan ceritanya, iblis bukan makhluk ciptaan ciptaan dewa. dan ada makhluk langit yang di sebut dewa. Disini Author tidak memakai kata TUHAN, atau Sang Pencipta. Tapi Sang Penguasa Langit.
total 2 replies
Bunga Lestary
semangat kakk bikin ceritanya🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!