Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.15
Malam tergantikan oleh pagi yang sejuk, mendung berkabut tebal menyelimuti awan dini hari.
Seorang gadis remaja yang baru saja menyandang status sebagai seorang istri Dirga Praditama, kini sibuk berkutat di dapur.
Walaupun tidak mendapati suami di rumah, tetap saja ia menyiapkan sarapan di pagi itu.
Sedih, kecewa menyelimuti relung hatinya, sangat nampak di wajah tapi ini adalah salahnya sendiri, mengambil langkah tanpa pemikiran yang matang.
Bulir cristal menetes membasahi wajah cantiknya. Sekilas mata melirik ke luar jendela berharap seseorang yang ditunggu sejak semalam akan pulang menemuinya.
Kinara menghelah napas menahan rasa sesak di dada.
" Bund, Kinan rindu. Maaf kan Kinan yang pergi dari rumah tanpa izinmu. Tapi Kinan melakukan semua itu demi kebaikan bunda. Sekali lagi maaf kan, Kinan !"
" Bem Bem ."
Suara mobil seseorang membuyarkan lamunannya, segera ia melihat ke jendela melihat siapa yang datang.
Rasa kecewa yang sempat menyelimutinya kini berubah menjadi senyum tipis kala ia tahu bahwa suaminya telah datang.
" Ceklik".
Kinan membukanya pintu untuk suaminya dan menyambutnya dengan senyum hangat.
Dirga masuk tanpa permisi atau pun menyapa istrinya.
Hati Kinan terasa nyeri mendapatj sikap dingin suaminya.
" Makan dulu mas!" Kinan memberanikan diri memanggil suaminya mas agar lebih sopan.
Mendengar itu Dirga menatapnya dengan sinis.
" Aku sudah makan di luar, dan lain kali tidak usah menungguku makan, " ujarnya dingin.
Tenggorokan Kinara terasa tercekat melihat sikap dingin suaminya.
Dirga berlalu begitu saja melewati Kinara tanpa mempedulikannya.
" Ya Allah, apa ini ? Kenapa sikap suami ku seperti itu ? Bukankah dia sendiri yang ngotot ingin menikah dengan aku.
Lalu kenapa sikapnya tidak seperti yang ada dijanjinya ?"
Karena tidak tahan Kinan pun menyusul sang suami di kamar.
" Mas, " panggil Kinan pelan.
Tidak ada sahutan dari kamar suaminya, ia memberanikan diri membuka pintu perlahan.
" Ada apa ? " Suara bariton yang baru keluar dari kamar mandi.
" Aaakhh," pekik Kinara saat melihat d4da bidang suaminya tanpa k4in yang menutupinya .
" Jangan mendekat, mas! Pakai baju dulu ! " Teriak Kinan shock kala merasa bahwa suaminya tengah mendekatinya.
" Aku cuma tel4nj4ng d4da kok, bukan semuanya, "bisiknya menatap wajah cantik istrinya yang sedang memejamkan mata.
Tubuh Kinara meremang seketika, Kinara bisa merasakan naf4s berat Dirga yang kini semakin mendekatinya.
"Apa yang kamu pikirkan?" ujar Dirga tiba-tiba.
Kinara membuka mata menata takjub pria berkharisma di depannya.
" Sungguh indah ciptaan mu Ya Allah, "ucapnya dalam hati kagum sama suaminya sendiri.
Kinan gelagapan dan menghindari tatapan mata suaminya. Sungguh dia grogi terhadap Dirga.
" Aku keluar dulu, kamu ganti baju saja!" "ucapnya lalu buru-buru keluar.
Dirga tersenyum tipis penuh makna.
Dengan sekejap Dirga selesai berpakaian lengkap dan segera berangkat ke kantor.
" Aku berangkat duluan, kamu naik taksi saja. Tidak enak dilihat sama orang-orang jika kita satu mobil. " Ujar Dirga tidak peduli dengan perasaan Kinan istrinya.
Kinan mengangguk saja tanda mengiyakan, percuma dia protes jika ujung-ujungnya akan tetap kalah.
Kini Kinan bersiap-siap untuk ke tempat kerja sendirian, lama ia menunggu mobil.
" Bem Bem."
Kinara mengerutkan kening menatap mobil yang berhenti di depan.
" Kinara,"panggil seseorang.
" Fazha,"pekik Kinara tak kalah senangnya melihat temannya itu berada di kota yang sama dengan nya.
" Kamu ngapain di sini ? Emang kamu pindah kontrakan ?" tanya Fazha.
Pemuda gagah itu menatap di sekeliling, dia hanya mendapati rumah sederhana namun nampak bersih nan asri.
" Tidak kok, aku hanya kebetulan nginap di rumah teman. " Ujar Kinan sedikit gugup karena berbohong.
"Oh begitu. Mau berangkat kerja kan ? Aku antar," ajaknya.
Dengan senang hati Kinan masuk ke mobil temannya.
"Makasih Faz, kamu selalu ada untukku," ujar Kinan dengan tampang sedih di samping Fazha.
" Kamu nampak murung, ada apa ?"
" Aku hanya takut terlambat, ujarnya singkat.
" Emang atasan kamu segalak apa sih ?"
" Tidak galak sih, cuma dia paling tidak suka jika kami datang terlambat.
" Sama saja, ha ha ha," Fazha terkekeh mendengar jawaban temannya itu sekaligus wanita dicintainya.
Kinan tersenyum miris ketika mengingat nasib pernikahan nya yang tidak tentu arahnya.
* * *
" Makasih ya, Faz.
Kinara bersyukur akhirnya ia sampai tepat waktu, Kinan tidak tahu jika ada sepasang mata yang melihat dirinya turun dari mobil.
Wajah Dirgq merah padam menahan amarah, ketika melihat istrinya diantar oleh seseorang tanpa minta izin padanya.
Dia melihat dari jendala ruangannya, istrinya nampak akrab dengan pria itu, hatinya nyeri seketika.
" Dasar perempuan g4mpangan, wajahnya saja terlihat polos ternyata aku salah menilainya," ujarnya mengepalkan tangan.
" Assalamualaikum."
" Permisi pak".
Dirga menatap tidak suka pada Kinara.
" Jangan ulangi lagi ! Saya tidak menyukainya."
Tok Tok Tok
Baru saja Kinan ingin membuka mulut, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.
" Maaf pak, Nona Bianca marah-marah karena kami tidak membiarkan dia masuk," lapor salah satu Security.
Dirga masih menatap Kinara dengan kesal, namun sepertinya perempuan di depannya itu tidak tahu kesalahannya.
" Biarkan dia masuk," sontak ucapannya membuat mata Kinan berembun.
Berusaha agar bening cristal itu tidak jatuh, dia tidak ingin terlihat lemah di mata pria dingin itu.
"Baik pak, kami akan menyuruhnya masuk." Ujar Security lalu pergi memanggil Bianca yang sudah diusir.
" Bos, kenapa membiarkan Bianca masuk ke ruangan bos?" Tiba-tiba Reihan yang mendengar cerita Security segera menemui Dirga, dia harus menjaga nama baik bos-nya begitu pula perusahaan yang dipimpinnya.
" Jangan ikut campur ! Ini urusanku". Ujarnya semakin dingin.
" Tapi bos..!
Dirga menatap tajam Reihan yang tidak ingin berhenti mengoceh.
Reihan menatap Dirga dengan rasa kasihan. Walau bagaimanapun, perempuan ini yang dinikahi bos-nya kemarin.
" Masuk ke ruangan mu ! Dengan hati perih, Kinan menurut dengan perintah atasan sekaligus suaminya.
Mata Reihan masih mengekor melihat Kinara yang nampak kecewa pada sikap suaminya.
" Andaikan aku tahu jika sikap bos akan seperti ini sama Kinara, aku pasti menghalangi agar dia tidak jadi menikah. " Batin Reihan menatap punggung Kinara masuk ke dalam ruangannya.
Reihan curiga dan ingin mencari tahu apa motif bos-nya menikahi Kinara secara mendadak"
" Dirga, "suara perempuan mengagetkan Reihan dan Dirga.
Reihan menghelah napas dan merasa kesal melihat tindakan kekanakan temannya itu.
" Dirga, kamu tahu tidak ?Reihan si pengawal kamu itu menyuruh security mengusir ku.
Aku tidak suka dia jadi pengawalmu, ganti saja dia !" Wajah Reihan memerah mendengar ucapan Bianca, dia berusaha agar tidak emosi di depan atasannya.
" O ya Dirga, aku ingin bekerja denganmu, maksudku di perusahaan yang ini kamu rintis, aku ingin belajar berbisnis bersama mu, sebelum ayah memberi aku kepercayaannya untuk mengolah perusahaan nya.
Dirga yang sedang sibuk memeriksa dokumen, mengalihkan perhatian sejenak pada perempuan manja itu.
" Bukankah semalam kamu bilang ingin kembali ke Kaltim secepatnya.? "Ujarnya menatap heran sahabatnya.
" Iya Dirga, tapi setelah ku pikir-pikir, lebih baik aku di sini belajar bersama mu saja.
Bianca tersenyum tipis, kali ini rencananya harus berhasil.