NovelToon NovelToon
Azzura

Azzura

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Rani

Dialah Azzura. Wanita yang gagal dalam pernikahannya. Dia ditalak setelah kata sah yang diucapkan oleh para saksi. Wanita yang menyandang status istri belum genap satu menit saja. Bahkan, harus kehilangan nyawa sang ayah karena tuduhan kejam yang suaminya lontarkan.

Namun, dia tidak pernah bersedia untuk menyerah. Kegagalan itu ia jadikan sebagai senjata terbesar untuk bangkit agar bisa membalaskan rasa sakit hatinya pada orang-orang yang sudah menyakiti dia.

Bagaimana kisah Azzura selanjutnya? Akankah mantan suami akan menyesali kata talak yang telah ia ucap? Mungkinkah Azzura mampu membalas rasa sakitnya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Bab 04

Esok harinya, paman Azzura tidak lagi keluar dari rumah di jam biasa dia pergi untuk melihat si keponakan. Istrinya tentu saja merasa curiga akan sikap aneh yang baru ia perlihatkan sejak kematian ayah Azzura ini. Dengan mata yang terus menatap lekat, istri paman Zura itu langsung duduk di samping suaminya.

"Mas, tumben gak keluar? Ada apa? Apa keponakan kamu itu sudah tidak perlu kamu jenguk lagi sekarang?"

"Bukan urusan kamu."

"Bukan urusan aku? Eh, tapi tumben banget lho, Mas. Kamu .... "

"Permisi. Apa ini rumah pamannya mbak Azzura?"

Perhatian mereka pun langsung teralihkan pada seseorang yang saat ini sedang berada di halaman rumah. Si paman yang sedang duduk di kursi depan teras, langsung menghampiri pria yang terlihat seperti kurir tersebut.

"Iya, mas. Ini rumah pamannya Azzura. Saya sendiri pamannya. Ada apa ya?"

"Oh. Saya hanya ingin tahu di mana keberadaan mbak Azzura sekarang. Soalnya, saya membawakan titipan penting untuknya."

"Saya sudah panggil-panggil mbak Azzura berulang kali, tapi tidak ada yang menjawab. Oleh tetangga, saya di sarankan datang ke sini, pak."

"Titipan penting? Dari siapa?"

"Dari seseorang. Ini, Pak. Mungkin ada nama pengirimnya," ucap si kurir sambil menyerahkan amplop coklat yang terlipat dengan rapi.

Setelah titipan itu paman Zura terima, rasa penasaran dari sang istri tidak bisa dibendung lagi. Dia pun langsung meminta suaminya untuk membuka. Padahal, si kurir yang mengantar titipan itu baru juga beranjak.

"Buka, Mas! Lihat apa isinya."

"Apaan sih kamu? Jangan bikin aku kehilangan muka, Ma."

"Ih, apaan sih kamu, Mas? Orang cuma ingin tahu apa isinya aja kok. Kehilangan muka bagaimana? Wajar dong kalo aku penasaran."

"Dan lagi, itu milik Azzura. Milik keponakanmu sendiri. Kamu pamannya. Apa salah jika kamu buka? Orang kamu juga punya hak kok tahu apa yang Azzura dapatkan."

Si paman langsung mendengus kesal.

"Kamu tahu ini milik Zura, kan Ma? Meski aku pamannya, tetap saja aku tidak berhak membuka amplop ini. Karena milik Zura, bukan milik aku."

Kesal hati, si tante langsung memasang wajah tidak enak. Namun, usahanya untuk tahu apa isi dari amplop yang baru saja suaminya terima tidak kunjung berhenti. Susah payah ia meyakinkan sang suami untuk membukanya, pada akhirnya, paman Zura mendengarkan apa yang istrinya katakan. Tapi, bukan murni karena permintaan dari si istri. Melainkan, karena memang, Zura belum tentu akan kembali dalam waktu dekat.

Dengan hati-hati, paman Azzura membuka amplop tersebut. Isi di dalamnya adalah selembar surat dari kantor kementerian agama. Alias, surat cerai yang sudah di sahkan oleh pengadilan agama.

Bergetar hati si paman. Ternyata, nasib keponakannya memang sungguh sangat malang. Kesedihan hati Azzura rasanya bisa ia rasakan sekarang. Diceraikan sebelum genap menjadi istri satu menit.

"Zura."

Lirih suara pamannya memanggil nama Azzura dengan mata yang berkaca-kaca. Sementara si istri malah terlihat sangat girang. Karena penderitaan Zura yang saat ini ada di depan mata.

Surat itu paman Zura lipat kembali. Namun, sebelum ia memasukkan ke dalam amplop seperti semula, tangannya mengeluarkan isi yang lain dari amplop tersebut.

Ternyata, isinya bukan hanya selembar surat dari pengadilan agama, melainkan, juga selembar kertas dengan tulisan gabungan angka dan huruf. Juga satu kartu ATM berwarna kuning.

"Apa? Kartu gold?"

Berbinar mata tante Zura melihat kartu ATM yang ada di tangan suaminya. Ringan pula tangannya untuk menyentuh kartu tersebut. Namun, dengan cepat paman Zura menyembunyikan kartu itu dari istrinya.

"Mas!" Kesal tante Zura karena aksinya yang gagal. "Apa-apaan sih kamu?"

"Kamu yang apa-apaan, Ma? Seenaknya mau nyentuh barang yang bukan milikmu. Kamu hanya bisa melihat, tapi tidak dengan menyentuh. Apalagi untuk memiliki, jangan bermimpi."

Setelah berucap, paman Zura malah melangkah meninggalkan istrinya. Jangan ditanya seperti apa reaksi sang istri. Tentu saja heboh luar biasa dengan mulut yang tidak berhenti mengomel. Sampai-sampai, Mirna yang sedang asik rebahan di kamar keluar akibat keributan itu.

"Apaan sih, Ma? Kok berisik banget. Gak tahu apa kalau aku baru aja mau mulai bobok?"

"Bobok aja kerjaan mu itu! Bobok saja sana. Gak tahu apa kalau papamu habis dapat kartu gold, hah!"

Sontak, Mirna langsung memasang wajah bingung. "Kartu gold? Apaan sih, Ma?"

Dengan tetap mempertahankan nada tinggi, si mama menceritakan apa yang suaminya dapatkan. Tentu saja wajah bingung Mirna langsung berubah seketika.

"Apa! Zura dapat kartu ATM dari kak Angga? Yang benar saja, Ma?"

"Yang bener apanya, hah? Kalau ngga beneran mana mungkin mama kamu ingin ngomong ... Mirna. Ya Tuhan, ini anak satu kenapa sih?"

"Ya ... ya terus, papa mana?"

"Ke mana lagi papa kamu kalau bukan ke rumah keponakannya yang tercinta itu. Sungguh, mama sangat tidak percaya kalau si Zura itu bisa dapat keberuntungan juga. Setelah diceraikan malah dapat uang lagi. Apa-apaan itu, ha?"

"Ya ... mungkin bayaran atas kesedihan yang ia terima kali, Ma." Enteng bibir Mirna menjawab.

Jawaban yang langsung disambut dengan tatapan tajam oleh mamanya. Setelahnya, tidak ada kata yang terucap. Tapi dalam hati tante Zura malah berharap kalau kartu itu bisa jatuh ke tangannya. Benaknya pun berpikir keras bagaimana cara ia bisa merebut kartu tersebut.

Di sisi lain, setelah perjalanan panjang yang ia lalui, akhirnya Zura tiba ke rumah yang ingin ia tuju. Rumah besar yang tergolong cukup mewah. Rumah itu berdiri dengan dua lantai. halamannya sangat rapi meski tidak luar.

"Assalamualaikum."

Salam Zura ucapkan bersama dengan tangannya yang menekan bel yang tersedia di pintu rumah tersebut. Sayup suara seorang perempuan menyambut dari dalam rumah.

"Waalaikumsalam. Tunggu sebentar!"

Sesaat menunggu, akhirnya pintu dari rumah tersebut terbuka juga. Dari balik daun pintu muncul seorang wanita dengan pakaian sederhana yang melekat di tubuhnya. Wanita ini cukup cantik meski usianya sudah tidak muda lagi.

"Kamu ... Azzura?"

Zura mengangguk pelan.

"Iya, Tante. Saya, Azzura."

"Oh, silahkan masuk."

Sambutan yang ramah dari wanita tersebut membuat rasa gugup dalam hati Zura sedikit mereda. Mereka pun ngobrol ringan di ruang tamu.

Ternyata, wanita itu adalah teman ibu Zura saat masih muda. Karenanya, paman Zura cukup dekat dengan perempuan tersebut. Setelah menikah, perempuan itu meninggalkan kota tempat dia di besarkan. Namun, hidup rumah tangganya tidaklah berjalan manis. Baru menikah beberapa bulan, dia malah kehilangan suaminya.

Kehilangan itu tidak membuat ia terpuruk. Dia pun menciptakan kesibukan untuk dirinya sendiri. Dia mendirikan sebuah butik dengan desain yang ia rancang sendiri. Hasilnya, butik itu ternyata laku keras.

Belasan tahun terpisah, paman Zura akhirnya mendengar kabar keberadaan teman kakaknya itu yang sudah sukses di kota yang jauh. Dia pun ikut bahagia. Karena masa lalu tidak akan pernah bisa diubah, dia pun tidak berpikir untuk menjalin kedekatan kembali dengan teman kakaknya itu.

1
Cece Jumi
jangan S dong Thor, tulis aza kotanya Surabaya
Rani: iyah. hehehe, aku kadang ada ngerasa gimana gitu kalo mau nulis langsung. sulit tuk aku jelaskan.
total 1 replies
Idahas 3105
kaki yg hancut, hati yg kena/Smile/
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Idahas 3105
mungkin Angga dgn adik tirinya
Idahas 3105
biar kartu ATM diambilpun percuma klo ga tau pin nya
Leni Marlina
Buruk
Nazka Aditya
assalamu'alaikum... thor... aku mampir ya... 😁
Eulis Kurniasih
lanjuut penasaran nih
Wisnu Mahendra
kalo azzura cinta sama angga kayaknya mustahil kan? secara, mereka menikah karena dipaksa, gak ada perasaan apa2, trus disakiti dengan talak, trus ayahnya sampe meninggal serangan jantung...mustahil banget kalo sampe jatuh cinta
Wisnu Mahendra
panggilannya azu...mirip asu...anjing
Dessy Christianti
Luar biasa
Oka Derza
good job girl
Lia Safitri
bagus cerita nya
Lia Safitri
kalu loe tau makin bersalah lah loe itu.. trima saja nanti kalo kau tak di anggap nya nanti
Lia Safitri
karena kau jahat pada anak angkat nya.. /Awkward//Panic/
Lia Safitri
zura kamu yang tabah ya
Araaa
zv
Ryan Jacob
semangat Thor
Ery Tjajaningsih
baru baca
Adila Ahmad
bgus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!